Mohon tunggu...
Oscar Umbu Siwa
Oscar Umbu Siwa Mohon Tunggu... Peternak - Tau Humba

Asli Pulau Sumba NTT. Konsentrasi penulisan pada masalah Budaya dan penyalahgunaan narkotika yang menjadi ancaman bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

BNN, BNPT dan KPK Pertegas Komitmen Berantas Narkoba, Teroris dan Korupsi

24 November 2021   12:23 Diperbarui: 24 November 2021   12:47 2046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejahatan Narkotika, Korupsi dan Terorisme merupakan extraordinari crime yang berdampak penghancuran sebuah bangsa. Kejahatan ini bersifat sistematis dan memiliki jaringan yang kuat sehingga mampu mempengaruhi siapa saja untuk terlibat didalamnya. Oleh karenanya perlu penguatan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan tiga kejahatan tersebut diatas.


Diinisiasi oleh Kepala Badan Narkotika Nasional, Dr. Petrus R. Golose, BNN menggelar Silaturahmi Nasional dengan tema " Sinergitas Pemberantasan Narkoba, Korupsi dan Terorisme untuk Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul di Era Vuca". Acara tersebut digelar di Gedung Perkasa Raga Garwita (PRG), Polda Bali, Rabu, 24/11/2021.

Hadir Gubernur Provinsi Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, MM, Kapolda Bali, Irjen. Pol. Drs. Putu Jayan Danu Putra, SH. MSi dan Tokoh Masyarakat Bali.

VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.
VUCA dapat artikan dimana dunia yang kita hidupi sekarang berubah denga sangat cepat, tidak terduga dan dipengaruhi oleh banyak factor yang sulit dikontrol dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Pengaruh terbesar dari pergeseran dunia adalaha karena pengaruh teknologi yang berkembang sangat pesat.

Kepala BNN RI, Dr. Petrus R Golose dalam orasinya mengatakan Indonesia merupakan pasar potensial peredaran gelab narkoba karena prevalensi penyalah guna narkoba yang mencapai 1.8 persen atau setara dengan 3.4 juta orang. Delapan puluh persen narkoba masuk melewati jalur laut yang sulit untuk dideteksi karena radar yang mereka pakai di matikan ujar mantan Kapolda Bali ini.

Sementara itu Ancaman Narkotika Jenis Baru atau New Psychoactive Substances (NPS) setiap saat bertambah jumlahnya. Dampaknya sangat berbahaya dan sulit untuk di deteksi.

Sejauh ini BNN telah menyita 3 ton Sabu. Apabila diakumulasi dengan pengungkapan instansi lain jumlahnya mencapai 8 ton. Dengan demikian kita telah menyelamatkan 8 juta orang dengan asumsi 8 juta ton tersebut di pakai masing-masing 1 gram setiap orang ujar Jenderal bintang 3 tersebut.

Kedepan lanjut Kepala BNN akan diatur bahwa korban penyalahguna narkoba tidak dimasukan kedalam Lembaga Pemasyarakat (LP) melainkan akan di rehabilitasi tegasnya.

Adapun upaya pencegahan yang gencar dilakukan saat ini oleh BNN salah satunya adalah pembentukan Desa bersinar (bersih narkoba) menuju Indonesia bersinar tambah Kepala BNN.

Semenara itu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Drs Firli Bahuri, MSi mengatakan persoalan mendasar bangsa ini adalah penyalahgunaan narkoba, terorisme dan korupsi. Institusi yang lahir pasca reformasi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga bangsa ini dari tiga kejahatan tersebut diatas ujar ketua KPK memulai pidatonya.

Masalah Penyalahgunaan narkoba, terorisme dan korusi  ini harus diselesai secara bersama-sama ujarnya. Ketua KPK mengajak semua anak bangsa untuk bahu membahu menyelesaikan masalah diatas.

Korupsi sambung Ketua KPK merampas Hak Asasi Manusia dan mengancam Ekonomo Bangsa. Setiap anak bangsa harus berperan menurunkan angka korupsi.

"Semua anak bangsa harus menjadi pelaku sejarah pemberantsan korupsi" ajak Ketua KPK.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorise (BNPT) Dr. Boy Rafli Amar memulai orasinya dengan menjelaskan ideologi sesat terorisme. Menurutnya

Terorisme adalah ideologi dari luar yang dipaksakan masuk ke negara kita dengan memasukan teks agama. Tujuan teroris adah menghancurkan Negara kita ujar Kepala BNPT.

Kepala BNPT mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai silaturahmi kebangsaan untuk bersama membangun bangsa.

Ideologi teroris lanjut Kepala BNPT menyebar dengan sangat cepat dengan dan korbannya banyak yang asal dari generasi muda. Mereka dilatih kemudian dikirim ke daerah konflik untuk dilatih berperang ujarnya.

"Virus terorisme sangat berbahaya tanpa kita sadari bisa masuk dan mempengaruhi seseorang paparnya.

Untuk menghindari semakin berkembangkannya ideologi terorisme Kepala BNPT mengingatkan tentang pentingnya pempedomani Empat Konsensus Nasional yaitu Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, mensejahterkan dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.  

BNPT berupaya memberikan penyadaran kepada generasi muda atau milenial agar mereka tidak lupa dengan sejarah bangsa ini. Dengan menyadari konsensus kebangsaan itu harapannya mereka memiliki ketangguhan dalam persaingan global di era VUCA urai Kepala BNPT.

Diakhir orasinya Kepala BNPT mengajak pemerintah daerah dan tokoh masyarakat yang hadir agar tidak menganggap remeh ideologi terorisme. Menurutnya ideologi terorisme tidak memandang profesi dan jabatan. Kalau kita lengah terorisme bisa masuk tutup Kepala BNPT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun