Mohon tunggu...
Oscar Pangaribuan
Oscar Pangaribuan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Belajar menulis! Penikmat Traveler!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sonya, Kita dan Etika Berlalu Lintas!

7 April 2016   16:05 Diperbarui: 7 April 2016   16:16 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**** *****

ETIKA BERLALU LINTAS!

Aturan memang dibuat  dibuat untuk ditaati, bukan untuk dilanggar. Begitu juga dengan etika. Disebut pelanggaran etika berlalu lintas apabila seseorang itu tidak mematuhi etika berlalu lintas yang telah ditentukan. Etika berlalu lintas diciptakan untuk mengatur pengemudi agar tercipta keteraturan dalam berlalu lintas. Dan mengurangi tingginya angka kecelakaan. Namun apabila semakin tinggi angka pelanggaran, maka akan tinggi pula angka kecelakaan. Pelanggaran etika dapat berakibat fatal diantaranya tingginya angka kecelakaan yang menimbulkan kerugian yang tidak kecil. Berdasarkan fakta kecelakaan yang terjadi kebanyakan bisebkan akibat pelanggaran etika berlalu lintas.

Sekarang ini banyak emang pelajar belum cukup umur yang mengendarai kendaraan bermotor sendiri( mengingatkan Sonya Dan teman temannya adalah Pelajar) dan mereka belum mengetahui etika belalu Lintas.

Sehingga banyak kejadian kecelakan yang melibatkan pelajar dibawah usia. Yang seharusnya dalam Undang-Undang tertulis bahwa usia minimal untuk mengendarai kendaraan bermotor adalah 17 tahun. Ini dikarenakan pelajar dibawah usia 17 emosinya masih labil, lebih mementingkan egonya dan tidak mau mengalah. Ini sangat berbahaya apabila mereka berkendara, pasti akan ugal-ugalan, balapan dengan kendaraan lain hanya ingin di puji oranglain.

Tak hanya dalam usia 17 tahun atau pelajar, yg sudah dewasa saja(seperti kita) banyak melakukan kesalahan di jalanan. Seperti Cara mengemudi, membelok, memarkir, berpapasan dngan kendaran lain, sabuk pengaman, helm Dan lain sebagainya. Bahkan Rambu lalu lintas yang kita temui dijalan hanya kita anggap sebagai Ornnamen untuk memperindah kanan kiri jalan. Padahal keberadaanya sangat penting, bukan hanya sekedar mengganti eksistensi petugas polisi saja. Karena bisanya pengendara dijalanan hanya patuh saat ada petugas yg menentukan di jalanan, namun saat tidak ada, kita menganggap itu sekedar ornamen.

Masyarakat kita memang kurang sadar atas etika-etika dalam berlalu lintas. Apabila ini terus berlanjut maka angka kecelakaan akan terus meningkat. Dengan demikian sangat diperlukan pengintegrasian pendidikan etika berlalu lintas. Karena penyampaian materi etika berlalu lintas juga sangat penting untuk keselamatan dalam berlalu lintas. 

Mari berbenah, Mari untuk sadar atas pentingnya nyawa atas pentingnya etika Berlalu Lintas. Beruntung sekali looh ada Polisi yg mengingatkan kita bahwa sanyangi nyawa mu Dan sanyangi Keluarga Mu.

****

Inilah sisi balik Dari kasus Sonya E Sembiring, kita terlanjur menghujat dia, mem”bully” dia, namun kita lupa bahwa sisi balik Dari kasus Sonya adalah Apakah kita sudah mematuhi aturan lalu Lintas? Apakah etika berlalu Lintas kita sudah bagus? Sudah sesuaikah???? Sudahkah menghargai pengendara lain? Sudahkan menghargai  Polisi yg bertugas di jalanan? Sudahkah? Sudahkah? Sudah kah? Ah…sudahlah…!

 

*******

Mari tertib Berlalu Lintas! 

Salam Amatiran…

 

"Jadilah Pelopor keselamatan Berlalu Lintas"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun