Ku terdiam dan membisu.
Dua tiang penyangga rumah yang dulu nya bagaikan air dan tebing.
Kini bagaikan air dan minyak di suatu wadah.
Terpisah dan tidak pernah saling menyatu.
Ku tenggelam dalam sunyi.
Air mata ku mengalir dalam diam.
Ku lihat dari jendela kamar ku.
Mereka disana tidak seperti ku.
Rumahnya seperti bunga yang mekar di taman hati.
Ku ingin seperti mereka.
Ku ingin berada di rumah itu.
Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan yang maha esa.
Aku ingin kedua penyangga rumah ku saling menebar benih perdamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H