Mohon tunggu...
Osama
Osama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Patah dan sambungkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumah Impian

10 Januari 2025   20:30 Diperbarui: 10 Januari 2025   20:15 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku terdiam dan membisu.
Dua tiang penyangga rumah yang dulu nya bagaikan air dan tebing.
Kini bagaikan air dan minyak di suatu wadah.
Terpisah dan tidak pernah saling menyatu.
Ku tenggelam dalam sunyi.
Air mata ku mengalir dalam diam.
Ku lihat dari jendela kamar ku.
Mereka disana tidak seperti ku.
Rumahnya seperti bunga yang mekar di taman hati.
Ku ingin seperti mereka.
Ku ingin berada di rumah itu.
Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan yang maha esa.
Aku ingin kedua penyangga rumah ku saling menebar benih perdamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun