Mohon tunggu...
Osa Kurniawan Ilham
Osa Kurniawan Ilham Mohon Tunggu... profesional -

Sebagai seorang musafir di dunia ini, menulis adalah pilihan saya untuk mewariskan ide, pemikiran, pengalaman maupun sekedar pengamatan kepada anak cucu saya. Semoga berguna bagi mereka...dan bagi Anda juga. Beberapa catatan saya juga tercecer di http://balikpapannaa.wordpress.com ataupun di http://living-indonesiacultural.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Yang Lucu, Unik, dan Menarik Ketika Terbang (Tulisan ke-16)

2 Mei 2011   04:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:10 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa bilang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah? Itu kan pernyataan dan klaim kita sendiri he..he..? Harap maklum kan ada pepatah, tidak ada kecap yang nomor dua, semuanya mengaku kecap nomor satu. Untuk urusan ramah-ramah ini, seingat saya pada tahun 2006 KOMPAS pernah menulis berita singkat tentang survei mengenai bangsa-bangsa yang tidak ramah sedunia dan jangan kaget menurut survei ini Indonesia termasuk bangsa yang tidak ramah. Lho, kok bisa?Ternyata survei ini hanya menilai ramah tidaknya suatu bangsa dengan mengamati apa yang dilakukan oleh sampel surveinya ketika membuka pintu untuk masuk ke dalam ruangan, sementara di belakangnya sedang berdiri orang lain yang juga ingin memasuki ruangan yang sama. Ramah berarti orang pertama akan memegangi daun pintu tersebut sampai orang di belakangnya bisa memegang sendiri daun pintunya. Tidak ramah berarti orang pertama langsung melepaskan daun pintu yang dibukanya tanpa memerdulikan kalau daun pintu tersebut bisa menghantam orang di belakangnya. Nah dengan definisi keramahan seperti ini, survei tersebut memasukkan Indonesia sebagai bangsa yang tidak ramah. Saya sih bisa memaklumi hasil survei tersebut, karena rata-rata dari kita memang tidak terbiasa memegangi daun pintu untuk mencegah daun pintu tersebut menghantam orang di belakang kita. Kita cenderung cuek bebek untuk urusan yang satu ini. Jadi jangan marah dan protes dulu kalau kita dicap tidak ramah dalam definisinya yang satu ini he..he... Definisi keramahan memang relatif dan berbeda-beda tergantung situasi dan latar belakang budaya suatu bangsa. Walaupun ada beberapa nilai yang universal, tetap saja ada beberapa kasus yang kita nilai sebagai keramahan ternyata dipandang orang dari latar belakang budaya dan bangsa lain sebagai hal yang biasa saja. Demikian pula sebaliknya. Itulah hidup, dan karenanyalah kita dituntut memiliki sikap tenggang rasa dan kepekaan dalam bergaul. Awal tahun ini, untuk kedua kalinya saya mendapatkan kesempatan untuk menikmati penerbangan bersama Air France dalam penerbangan jarak jauh Singapura - Paris. Seperti sebelumnya saya mendapatkan kelas ekonomi untuk perjalanan jauh ini, apalagi saya mengajak isteri dalam perjalanan jauh ini. Dalam kelas ekonomi ini terdapat 10 kursi dalam satu deret barisan. Tiga kursi di bagian kanan, empat kursi di bagian tengah dan tiga kursi di bagian kiri. Saya dan isteri mendapat tempat duduk di bagian tengah. [caption id="attachment_106611" align="aligncenter" width="300" caption="Kabin ekonomi Air France (koleksi pribadi)"][/caption] Seperti biasa, penerbangan Air France rute ini selalu penuh. Harap maklum karena beberapa maskapai lain juga menggunakan pesawat yang sama dalam kerjasama bisnisnya. Contohnya, maskapai dari Australia dan Selandia Baru untuk rute ke Paris ternyata juga menggunakan pesawat ini. Selain itu karena ini adalah penerbangan yang dimulai tengah malam, jangan heran saat Anda memasuki kabin penumpang Anda akan mencium bau tidak sedap dari para penumpang bule yang mungkin belum mandi itu. Bau bule, begitu biasanya kami menamai bau yang tidak sedap ini he...he... Karena pesawat lepas landas pada sekitar jam 00.30, sesaat setelah terbang para penumpang langsung saja tertidur lelap sampai nanti dibangunkan saat waktunya makan. Nah, saat waktunya tidur inilah Anda akan menjumpai kelakuan beberapa bule yang bisa membuat Anda syok. Kalau kebetulan kita duduk di kursi bagian tengah dan kebetulan kita ingin ke kamar kecil, maka yang akan kita lakukan biasanya meminta permisi pada penumpang sebelah kita di bagian koridor. Bahkan seandainya dia tertidur, kita akan terpaksa membangunkannya untuk keperluan darurat ini. Maka penumpang tersebut biasanya akan memberi jalan kepada kita untuk menuju koridor, entah dengan merapatkan kakinya untuk memberi jalan atau malah akan berdiri untuk memberi jalan kepada kita. Itulah yang biasanya akan kita jumpai di negeri tercinta ini. Nah akan lain ceritanya kalau berada di pesawat Air France yang saya tumpangi ini. Saat saya terjaga dari tidur lelap, saya melihat bagaimana para bule yang duduk di kursi bagian tengah itu mengatasi masalah kebutuhan "darurat" untuk pergi ke kamar kecil. Alih-alih membangunkan penumpang di sampingnya, dia hanya berdiri lalu dengan santainya melangkahi penumpang sebelahnya dengan cara menginjak pegangan kursinya dan menginjak pegangan kursi berikutnya sampai kemudian dia sampai di koridor. Begitu pula yang akan dia lakukan saat kembali duduk di kursinya. Persis seperti kelakuan preman di pasar yang tidak memperdulikan bagaimana perasaan penumpang di sampingnya yang nanti bisa-bisa terbangun oleh bau kakinya yang tidak sedap itu. Saya membangunkan isteri saya untuk melihat kejadian yang mungkin langka di Indonesia itu. Lalu kami pun tertawa kecil sambil berucap begitukah kelakuan orang-orang dari bangsa yang menyebut dirinya berperadaban tinggi dan seringkali menganggap bangsa lain sebagai primitif?! Sebenarnya saya ingin memotret kelakuan para bule tersebut, tapi isteri saya mencegah sambil mengingatkan untuk tidak usah membuat masalah. Ya sudahlah.....tapi awas saja kalau penumpang di sebelah kami berani melakukan hal yang sama. Ada satu pelajaran yang saya dapatkan dalam kejadian ini. Jangan minder dan selalu menganggap negeri Anda ini negatif melulu. Karena kalau Anda melihat kejadian ini, ternyata kelakuan beberapa orang bule pun ternyata tidak lebih baik dari kebanyakan orang kita kok. Podho wae alias sama saja he..he.... (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 2 Mei 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun