Mohon tunggu...
Osa Kurniawan Ilham
Osa Kurniawan Ilham Mohon Tunggu... profesional -

Sebagai seorang musafir di dunia ini, menulis adalah pilihan saya untuk mewariskan ide, pemikiran, pengalaman maupun sekedar pengamatan kepada anak cucu saya. Semoga berguna bagi mereka...dan bagi Anda juga. Beberapa catatan saya juga tercecer di http://balikpapannaa.wordpress.com ataupun di http://living-indonesiacultural.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Yang Lucu, Unik dan Menarik Ketika Terbang (Tulisan ke-14)

22 September 2010   23:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:03 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pengalaman yang mengerikan sekaligus mengesalkan apabila ketika kita bepergian dengan pesawat ternyata bagasi kita lenyap karena hilang atau ketlisut entah di mana. Kalau hilangnya pas dalam penerbangan pulang mungkin masih tidak terlalu membuat pusing meskipun banyak orang di rumah akan protes karena oleh-olehnya tidak sampai. Lain halnya kalau hilangnya dalam penerbangan pergi, wah bisa pusing tujuh keliling kita, apalagi kalau maksud kepergian kita itu untuk bekerja. [caption id="attachment_266190" align="aligncenter" width="300" caption="Ruang pengambilan bagasi Bandara Charles de Gaulle (dokumentasi pribadi)"][/caption] Teman sepenerbangan saya pernah mengalami situasi seperti ini. Bersama-sama kami berangkat menempuh rute Balikpapan - Jakarta (menggunakan Garuda), Jakarta - Singapura (menggunakan Singapore Airlines) dan Singapura - Paris (menggunakan Air France). Saat di Bandara Soekarno Hatta, kami berdua menanyakan apakah bagasi kami bisa didaftarkan juga sekalian untuk penerbangan berikutnya ke Paris walau airlinesnya berbeda. Pihak Singapore Airlines di Cengkareng menyatakan bahwa hal itu bisa dan lumrah dilakukan. Demikianlah bagasi kami akhirnya didaftarkan di Singapore Airlines dan sekaligus di Air France untuk rute berikutnya. Sampai di Singapura kami langsung check-in untuk penerbangan Air France ke Paris. Sekaligus pada saat itu kami menanyakan apakah bagasi kami yang dari Jakarta (Singapore Airlines) sudah ditransfer ke Air France dalam penerbangan ini. Pihak Air France di Singapura mengkonfirmasi bahwa bagasi sudah ditransfer oleh Singapore Airlines ke pihaknya. Wah, kami sungguh heran dengan kecanggihan teknologi juga kesiapan sistem link antara kedua airlines untuk mengantisipasi pelayanan seperti ini. Hebat, pelayanan seperti ini benar-benar sangat membantu bagi penumpang yang berulangkali harus pindah pesawat. Demikianlah akhirnya tengah malam itu kami terbang seperti yang direncanakan. Keesokan paginya kami mendarat di Bandara Charles de Gaulle Paris. Setelah beberapa saat kami katrok karena terlalu senang sudah menginjakkan kaki di Paris akhirnya kami menuju ke ruang pengambilan bagasi. Sekaligus kami ingin menguji sistem bagasi tadi apakah berjalan seperti yang dijanjikan. Bagasi saya tidak ada masalah, koper saya bisa ditemukan. Tapi lain dengan bagasi milik teman saya. Setelah sekian jam menunggu akhirnya kami tidak bisa mendapatkan koper teman saya tersebut. Teman saya sudah sangat tegang dengan lenyapnya koper tersebut. Maklum, mulai keesokan harinya kami sudah harus mengikuti jadwal konferensi yang padat sementara kemeja dan jasnya ada di dalam koper tersebut. Untuk meredam sedikit kekuatirannya saya sudah menawarkan untuk dia menggunakan kemeja saya, kebetulan tinggi badan kami sama. Dia setuju, tapi koper tetap harus ditemukan. Akhirnya dia memberanikan diri pergi ke bagian Lost and Found-nya Air France yang kantornya berada di ruang pengambilan bagasinya tersebut. Diutarakannya masalahnya, lalu ditunjukkannya boarding pass sekaligus form bagasi yang didapatkan dari Singapore Airlines dan Air France. Lalu dia juga sampaikan bahwa bagasi saya tidak ada masalah sementara kenapa bagasinya dia bermasalah. Setelah hampir 30 menit memeriksa melalui sistem komputernya, pihak Air France menyampaikan minta maaf atas kejadian yang tidak mengenakkan tersebut. Dari hasil pengecekan sistem, ternyata bagasi teman saya masih teringgal di Singapura, jadi belum terangkut oleh pesawat yang kami tumpangi. Tapi ini hebatnya, Air France tidak lepas tangan. Teman saya dijanjikan bahwa 3 hari ke depan bagasinya akan sampai dan akan langsung diantarkan ke Hotel Hilton tempat kami menginap. Dan sebagai kompensasinya, terutama untuk membeli pakaian dan kemeja yang dibutuhkan untuk bekerja, pihak Air France memberikan secara tunai beberapa lembar uang Euro (saya lupa jumlahnya tapi lumayan besarlah, cukup membuat teman saya tersebut tersenyum karena itu berarti akan menambah uang sakunya he..he...). Dan benar teman-teman, seperti yang dijanjikan koper itu akhirnya diantarkan ke hotel plus segala permintaan maaf dari pihak Air France. Salut deh. Saya tidak menyangka bahwa pengalaman yang tidak mengenakkan ini akhirnya saya alami juga beberapa tahun kemudian, saat saya mendapatkan tugas untuk kunjungan bisnis ke Dallas Amerika Serikat. Setelah seminggu menunaikan tugas, akhirnya saya dan seorang teman kembali ke Indonesia menggunakan rute Dallas - Tokyo (menggunakan American Airlines), Tokyo - Singapura (menggunakan Japan Airlines, sebelum dinyatakan bangkrut) dan Singapura - Balikpapan (menggunakan Silk Air). Agak nggak enak menggunakan rute seperti ini karena akhirnya kami mendarat di Singapura sekitar jam 1 pagi, sementara jam keberangkatan Silk Air ke Balikapapan adalah jam 7 pagi. Jadi ada jeda waktu sekitar 6 jam, sementara semua loket check-in di Changi masih tutup pada tengah malam itu. Masalah pengambilan bagasi yang cukup merepotkan, karena seingat saya, kami harus melewati imigrasi dulu sebelum mengambilnya. Sementara untuk melewati migrasi seakan-akan kami harus memasuki wilayah Singapura dan kami harus segera kembali ke terminal keberangkatan, tentu saja untuk check-in dan melewati imigrasi lagi. Akhirnya kami menuju bagian imigrasi dan melaporkan masalah yang kami alami. Petugas imigrasi menyarankan kami tidak perlu keluar untuk mengambil bagasi karena seterusnya akan repot untuk kembali lagi ke terminal keberangkatan yang berarti perlu tambahan transportasi lagi sementara pada jam-jam itu sudah tidak ada taxi. Dia menyarankan saya menunggu saja loket check-in buka, biarlah masalah bagasi diurus oleh pihak Silk Air. Tidak usah kuatir akan hilang, hibur petugas imigrasi itu. Kami pun percaya dan menuruti sarannya. [caption id="attachment_266192" align="aligncenter" width="300" caption="Ruang pengambilan bagasi bandara Changi (dokumentasi pribadi)"][/caption] Kembali dari bagian imigrasi, karena semua toko di Changi sudah tutup akhirnya kami kelayapan saja, paling-paling hanya bisa menonton televisi atau berinternet menunggu pagi. Kami juga mencoba tidur-tiduran di kursi bandara, baru bisa menutup mata sekejap sudah dibangunkan oleh petugas bandara untuk memeriksa paspor kami. Setelah itu mata sudah tidak bisa dipejamkan lagi karena pengaruh jet lag. Jam 3 pagi akhirnya kami mendatangi kembali loket check-in. Memang belum ada petugasnya, tapi ada petugas yang tertidur di situ akhirnya kami bangunkan. Untung tidak marah, malah dia bersedia melayani kami untuk check-in. Akhirnya ritual check-in selesai, tetapi kami harus pergi ke terminal yang lainnya karena Silk Air berangkat dari terminal itu. Kami juga melaporkan bagasi yang belum kami ambil dan mengenai hal itu petugas di loket itu memastikan untuk bagasi tidak ada masalah karena secara otomatis akan diambil dan ditransfer ke Silk Air. Singkat cerita akhirnya kami pun terbang kembali pulang ke tanah air tepat waktu. Sesuai jadwal pula kami mendarat di Bandara Sepinggan Balikpapan. Tapi kami mendapatkan pengalaman buruk yang menutup ekspedisi kami dari Indonesia ke Amerika Serikat pulang pergi itu. Ternyata bagasi kami tidak sampai di Balikpapan. Tidak hanya koper saya, tapi juga koper teman saya, kami senasib rupanya. Langsung saja saya ingat pengalaman teman saya saat di Paris itu. Saya menghibur teman saya dan menceritakan bahwa dalam kasus seperti ini biasanya kami akan mendapatkan kompensasi yang lumayan besar. Lalu segeralah kami pergi ke bagian Lost and Found di Bandara Sepinggan untuk melaporkan kejadian itu. Pihak bandara merespon dengan baik masalah kami tersebut, mereka menanyai nomor telepon yang bisa mereka hubungi juga alamat kami supaya bisa mengantarkan koper tersebut langsung ke rumah kami. Tapi mengenai kompensasi, tidak ada kompensasi yang diberikan seperti di Paris dulu. Jangankan kompensasi, maaf saja tidak karena pihak petugas bandara itu tidak merasa bahwa kesalahannya adalah di pihak mereka tapi dengan tegas menyatakan bahwa kesalahan di pihak Silk Air, dan sialnya tidak ada pihak Silk Air di Bandara Sepinggan Balikpapan. Jadi karena Silk Air hanya punya jadwal sekali terbang di tiap harinya, para petugas bandara itu menjanjikan bahwa koper akan tiba keesokan harinya. Sungguh, ending yang tidak mengenakkan dari rangkaian perjalanan jauh hampir separuh dunia tersebut. Padahal saya sudah beli oleh-oleh makanan khas di Dallas dan Tokyo, karena itu saya takut kalau keburu basi. Tapi syukurlah, akhirnya koper saya diantar di rumah keesokan harinya seperti yang dijanjikan. Hanya kami mendapat tanda mata dari pihak Changi, yaitu kunci koper kami ada bekas dirusak paksa. Setelah dirusak, kuncinya disegel kembali dengan sticker bertuliskan Singapore Security. Jadi tampaknya koper kami dicurigai oleh pihak sekuriti sana karena terlalu lama tidak diambil di bagian pengambilan bagasi, kemungkinan pada jam-jam saat kami menunggu loket check-in buka. Jadi teman-teman, ada 2 pelajaran yang saya dapat di sini. Yang pertama, jangan terlalu percaya pada sistem walau secanggih apapun. Selalu lakukan check dan re-check karena sistem di Changi yang secanggih itu saja masih bisa memberikan masalah bagasi ke kami. Yang kedua ini yang terpenting he..he...Jangan berharap mendapatkan kompensasi kalau Anda memiliki masalah dengan bandara kita di sini, yang penting masalah Anda bisa selesai saja itu sudah cukup. Karena lain ladang lain belalang. Apa yang Anda dapatkan di negara lain, belum tentu Anda dapatkan di negeri tercinta ini he..he.... (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 23 September 2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun