Mohon tunggu...
Osa Kurniawan Ilham
Osa Kurniawan Ilham Mohon Tunggu... profesional -

Sebagai seorang musafir di dunia ini, menulis adalah pilihan saya untuk mewariskan ide, pemikiran, pengalaman maupun sekedar pengamatan kepada anak cucu saya. Semoga berguna bagi mereka...dan bagi Anda juga. Beberapa catatan saya juga tercecer di http://balikpapannaa.wordpress.com ataupun di http://living-indonesiacultural.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hikayat Sang Pemanggil Kucing

31 Mei 2010   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:51 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu itu adalah yang ketiga kalinya saya mengunjungi Balai Pendidikan dan Latihan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan yang berada di daerah km 23. Saat itu saya tiba bersama anak bungsu saya dan juga oma, ibu mertua saya, sementara si sulung dan bundanya masih dalam perjalanan bersama teman-teman sekolahnya menggunakan bis sekolah.Saat tiba suasana masih gerimis sehabis hujan semalam, akibatnya suasana di kompleks ini masih sangat lengang. Mata melihat terdapat papan peringatan bertuliskan "Dilarang membuang kucing di sini !" O, rupanya banyak orang menjadikan areal ini sebagai tempat membuang kucing rupanya. Enggak tahu kenapa orang suka membuang kucing di sini, padahal ini adalah kompleks pelatihan lingkungan hidup yang dilengkapi dengan enklosure atau kandang luas sang beruang madu, sang maskot kota Balikapapan tercinta ini. Ada beberapa kertas berisi peringatan senada "Seluruh kucing di sini sudah disterilkan. Jangan ditambahi lagi populasinya dengan membuang kucing di sini !" Ternyata benar juga, populasi kucing di kompleks ini sangat banyak. Pagi itu hampir semua penjuru tempat kelihatan beberapa kucing. Anak bungsu saya, Lentera, memang suka sekali dengan kucing, terutama yang berwarna putih bersih. Gemes, katanya he..he.. Dan karena itulah dia mendekati kucing yang lucu-lucu itu lalu berlarian mengejarnya. Tiba-tiba dari jauh kami melihat kemunculan seseorang dekat lamin (gedung pertemuan khas Suku Dayak). Orangnya masih muda, tapi tampak berwibawa walaupun hanya berpakaian T-Shirt saja. O, mungkin salah satu karyawan di lembaga sini. Dia memegang semacam rantang tertutup di tangannya, lalu mengambil posisi berdiri di tengah-tengah jalan menuju taman. Lalu berteriaklah dia, "Oooiiii !!". Keras membahana hampir ke semua sudut penjuru kompleks ini. Diulanginya lagi teriakan itu,"Oooiii !!" Dan kali ini dia menggerakkan rantang di tangannya itu, menghasilkan bunyian nyaring seperti suara biji-bijian dalam rantang yang tengah digoyang-goyangkan. Begitulah dia gerakkan terus rantang itu untuk mengelurakan suara khas itu. Dan lihatlah ! Amboi, seluruh kucing sekarang berbaris menuju kepada sang pemuda itu. Dari segenap penjuru kompleks muncullah kucing-kucing yang lucu-lucu itu. Ratusan jumlahnya. Banyak sekali. Mereka berjalan beriringan, terkadang seperti tengah mengobrol terhadap sesamanya saat berjalan ke arah sang pemanggil itu. Tapi lihatlah !! lucu sekali melihat ratusan kucing itu bergerak ke satu titik, yaitu sang pemuda tadi yang masih memainkan rantangnya. Teringatlah saya dengan komandan pasukan batalyon yang tengah memanggil pasukannya dan pasukannya sekarang sedang berjalan menyusun barisan. Tapi ini lain. Tidak terlihat ada kucing yang berlari-lari. Semuanya dengan tenang berjalan begitu santainya tapi dengan gerakan yang mantap menuju ke sang pemanggil. Ibu mertua saya sampai terheran-heran. Anak bungsu saya sampai ternganga mulutnya melihat kejadian langka, aneh dan ajaib itu. Kami sering melihat ada pawang gajah, pawang singa atau sejenisnya. Tapi pawang kucing, baru kali ini rasanya. Seperti manusia, ternyata ada juga kucing-kucing yang bandel. Mereka berjalan lambat dan malas, bangkan ada beberapa yang berhenti tengah jalan lalu asyik mengobrol dengan temannya he..he...Saya tunjukkan ke anak saya, itulah contoh kucing yang tidak taat dan disiplin, kalau kamu tidak taat dan disiplin seperti kucinglah kamu. Anak saya tertawa. Sekarang, sang pemanggil berjalan pelan ke arah sana. Dan lihatlah, ratusan kucing itu ada di belakangnya. Makin lama makin menjauhlah sang pemanggil tersebut, diikuti oleh sang penggemarnya yang berupa ratusan kucing itu. Hanya tersisa 1 atau 2 kucing yang malas, tidak taat dan tidak disiplin itu. Kemudian semakin menjauhlah mereka sampai akhirnya tidak terlihat lagi. Demikianlah, akhirnya kompleks itu pun kembali sunyi seperti sedia kala. Tidak terlihat kucing-kucing berkeliaran lagi seperti sesaat kami tiba tadi. Sungguh. Pertunjukan pagi yang menakjubkan kami bertiga. Kalau Anda datang ke tempat ini sekitar jam 8.30, mungkin Anda bisa berkesempatan menyaksikan hal yang sama. Tertarik ??   Foto: dokumen pribadi.   (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 31 Mei 2010)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun