Mahasiswa Universitas Tidar Magelang melaksanakan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa Sidomulyo. Salah satu program kerjanya adalah “Sosialisasi Pencegahan Stunting” Menurut WHO (2015), stunting merupakan suatu kondisi yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang berkepanjangan serta infeksi yang terjadi secara berulang.
Kondisi ini dapat dikenali melalui ukuran panjang atau tinggi badan anak yang berada di bawah standar yang ditetapkan. Maraknya anak kecil yang mengalami hal ini sehingga kami perlu melakukan sosialisasi ini terhadap warga sekitar.
Melalui program kerja KKN “sosialisasi Pencegahan Stunting” yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN UNTIDAR SIDOMULYO 2, diharapkan akan ada perubahan perilaku masyarakat terkait pola makan dan perawatan kesehatan anak-anak. Dengan demikian, diharapkan prevalensi stunting di Desa Sidomulyo dapat berkurang secara signifikan, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sosialisasi yang diadakan pada hari Kamis, 18 Juli 2024, dihadiri oleh ibu ibu yang masih memiliki anak BALITA. Mengapa kami memilih ibu dari BALITA? Karena pencegahan lebih baik daripada pengobatan, perlunya menjaga pola makan dan gizi bagi anak dimulai dari anak usia dini yang disebabkan perlunya gizi dan protein yang lebih anak untuk masa pertumbuhan.
Selain Ibu Balita, kami juga mengundang narasumber DUTA GENRE INFLUENCER KAB. MAGELANG 2023 Kak Nova Diadara, selain itu juga dihadiri Duta Kampus Universitas Tidar Kak Osa dan Kak Yasinta yang ikut memeriahkan acara tersebut. Para tamu undanganpun antusiasnya patut diacungi jempol mereka aktif bertanya tentang gizi apa yang diperlukan di setiap umur. Dan beberapa dari ibu balita tersebut telah memberikan gizi yang sangat baik bagi anak kesayangan mereka olahan hewani maupun nabati.
“konsep 4 sehat 5 sempurna pasti sudah sangat familiar dikalangan masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu serta adanya penyempurnaan para ahli gizi, konsep 4 sehat 5 sempurna tidak lagi digunakan dan digantikan dengan pedoman gizi seimbang “Isi Piringku” ujar kak Nova saat persentasi. Bukan hanya mengatur jenis makanan dan minuman yang seharusnya dikonsumsi setiap kali makan, pedoman ini juga memberikan informasi terkait porsi yang sebaiknya dikonsumsi agar bisa memenuhi kebutuhan gizi dalam satu hari. “
“Isi Piringku merupakan pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Dalam satu piring setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk. Selain itu, Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan.”
Pentingnya protein untuk tumbuh kembang anak yaitu:
1. Membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh
2. Anak kuat dan bertenaga
3. Membantu anak belajar dan berpikir
4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Untuk pencegahan kekurangan gizi pada anak dapat dilakukan dengan pemanfaatan protein nabati dan hewani, seperti yang telah disampaikan kak nova dalam materinya yaitu “konsumsi protein hewani dan protein nabati harus seimbang, Beberapa protein nabati tidak memiliki asam amino yang lengkap. Artinya, tubuh perlu bekerja lebih keras untuk menggabungkan sumber protein nabati. Protein nabati biasanya lebih rendah zat besi dan vitamin B12” ucap kak nova.
Sumber protein dapat kita temui dimana saja. Alternatif sumber protein hewani untuk anak yang mudah ditemui di lingkungan masyarakat dengan harga terjangkau yaitu ikan lele dan telur, dua jenis bahan pangan tersebut dapat diolah sesuai dengan kesukaan anak agar mudah dalam penerapan pemenuhan kebutuhan protein hewani untuk mencegah kekurangan gizi pada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H