BANJARNEGARA - Dokter RSI Banjarnegara Jawa Tengah dokter Hening Widiawati mencoba berbagi mengenai penyakit infeksi hati, atau hepatitis C yang sebenarnya merupakan sejenis infeksi hati yang dapat menyebabkan kerusakan hati yang signifikan. Penyakit ini disebabkan oleh virus.
Virus ini dapat menyebar melalui cairan tubuh dan darah orang yang terinfeksi. Ada berbagai bentuk virus Hepatitis C, tipe 1 adalah Hepatitis C yang paling umum. Berbagai jenis virus memberikan respons berbeda terhadap pengobatan.
"Banyak pasien yang menderita Hepatitis C tetapi tidak menunjukkan gejala apapun. Ketika virus akhirnya memasuki darah orang yang terinfeksi, maka gejala Hepatitis C mulai terlihat," ujarnya.
Beberapa gejala yang terlihat jika seseorang terinfeksi Hepatitis C, diantaranya, kotoran berwarna tanah liat, demam, urin gelap, penyakit kuning, kondisi ini menyebabkan kulit dan mata menjadi kuning,
Kelelahan, kehilangan nafsu makan, nyeri sendi, sakit perut, mual, muntah.
"Gejala biasanya aktif selama 3 sampai 13 minggu," sebutnya.
Ketika infeksi hepatitis C masuk ke tahap lanjut, itu menunjukkan beberapa gejala yang berbeda dibandingkan dengan tahap akut, diantaranya pembentukan cairan di rongga perut atau kaki. Otak pasien tidak berfungsi dengan baik (ensefalopati). Memar serta mudah berdarah, gagal ginjal, kehilangan otot, rasa gatal yang luar biasa.
Masalah dengan konsentrasi dan memori, batu empedu, penurunan berat badan, terjadi pendarahan di kerongkongan bagian bawah, yang mengakibatkan muntah darah.
Hepatitis C akut tidak memerlukan pengobatan atau penanganan apapun, namun jika berubah menjadi kronis, maka tersedia beberapa obat. Ribavirin, peginterferon, dan interferon adalah obat Hepatitis C utama. Obat-obatan ini juga memiliki beberapa efek samping seperti kelelahan, anemia, kecemasan ringan, mual, depresi, ruam kulit, flu, dan diare. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H