BANJARNEGARA - Dokter Masrurotut Daroen atau Dokter Rury dari RSI Banjarnegara Jawa Tengah menjelaskan, persoalan osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit yang terjadi karena berkurangnya kepadatan tulang.
"Pengurangan ini terjadi secara perlahan dan progresif selama bertahun-tahun tanpa tanda atau gejala apapun. Itulah sebabnya osteoporosis sering dikatakan sebagai silent disease. Gejala akan muncul ketika penyakit bertambah parah, seperti patah tulang, punggung bungkuk, kehilangan tinggi badan, dan nyeri punggung," ujarnya.
Sekitar 80% penderita osteoporosis adalah wanita. Hal ini berkorelasi dengan fakta bahwa wanita mengalami menopause yang menyebabkan mereka kehilangan estrogen, hormon yang berfungsi untuk menyimpan kalsium ke tulang. Namun pria juga bisa menderita osteoporosis. Satu dari lima pria di atas 50 tahun menderita penyakit ini.
Skrining Dini Osteoporosis
Osteoporosis adalah silent disease, jadi jika ingin mengetahui apakah mengidap penyakit ini atau tidak, harus melakukan tes skrining. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kepadatan tulang dan mengetahui seberapa besar risiko terkena penyakit tersebut.
Berikut beberapa tes skrining untuk mendiagnosis osteoporosis lebih dini:
1. Densitometer DXA (Dual-energi X-ray Absorptiometry). Ini adalah standar untuk mendiagnosis osteoporosis. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit dan dapat dilakukan dalam waktu 5 hingga 15 menit. Ini adalah diagnosis dan tes skrining yang berguna. Ini dapat digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis yang meragukan. Hal ini berguna untuk wanita yang memiliki risiko tinggi osteoporosis dan untuk pasien dalam terapi yang membutuhkan penilaian yang akurat.
2. USG (Ultrasonografi) densitometer. Ini adalah perangkat umum untuk menyaring osteoporosis. Hasil tes ini direntang yang disebut skor T:
> -1: kepadatan tulang yang baik
 -2,5 hingga -1: osteopenia (kepadatan tulang kurang)
Lebih murah dan lebih praktis dan juga tidak menyakitkan.
Terapi Osteoporosis
Terapi dan pengobatan osteoporosis bertujuan untuk meningkatkan kepadatan tulang, mengurangi fraktur ekstra, dan mengontrol rasa sakit. Untuk menentukan terapi terbaik meliputi aspek multidisiplin. Tim dari departemen bedah, departemen internal, departemen obstetri dan ginekologi akan dilibatkan. Seorang ahli gizi klinis juga harus dikonsultasikan.