Mohon tunggu...
Oryza Ardyansyah
Oryza Ardyansyah Mohon Tunggu... -

Saya adalah jurnalis, seorang ayah dua anak, pembaca buku, pendengar musik rock, dan penikmat makanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membedah Seni Kepemimpinan SBY

10 Juli 2011   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:47 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat peresmian jembatan Suramadu, Rabu (10/6/2009) -- berarti dua tahun silam -- para undangan dan wartawan menerima sebuah bingkisan sederhana: buku karya Dino Patti Djalal. Buku berjudul 'Harus Bisa!' ini cukup bagus untuk menjelaskan bagaimana seni kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono selama menjabat presiden.

Dino adalah juru bicara SBY. Buku ini ditulis berdasarkan pengalamannya mendampingi SBY dalam menghadapi berbagai persoalan. Gaya bertutur membuat buku ini enak dibaca.

Saya menukil buku tersebut untuk memberikan gambaran bagaimana sebenarnya sosok SBY di mata orang dekatnya. Ada enam bab dalam buku itu: memimpin dalam krisis, memimpin dalam perubahan, memimpin rakyat dan menghadapi tantangan, memimpin tim dan membuat keputusan, memimpin di pentas dunia, dan memimpin diri sendiri.

Dalam tulisan ini digunakan kata 'saya', yang merujuk pada Dino Patti Djalal sebagai penulis.

***

Cepat Bebaskan Wartawan Metro, Berani Naikkan Harga BBM

Tanggal 19 Februari 2005. Saya mendapat telpon mengenai perkembangan penculikan dua wartawan Indonesia di Irak, Budianto dan Meutya Hafid. Mereka dikabarkan diculik oleh sekelompok orang bersenjata, di wilayah Ramadi, sekitar 150 kilometer dari Baghdad, ibu kota Irak.

Malam itu juga saya menelpon ajudan presiden untuk disambungkan dengan SBY. Alhamdulillah, walaupun sudah larut malam, telpon tetap diangkat oleh Kolonel Didit. "Tolong Pak Didit sambungkan saja dengan Bapak. Ini benar-benar kepentingan nasional yang urgent," kata saya.

Pukul 01.25, saya sudah tersambung hubungan telpon dengan SBY. Saya kemudian memberikan laporan situasi kepada Presiden SBY sekaligus analisis intelijen mengenai pola penculikan di Irak selama ini. Kesimpulannya: hope for the best, but expect the worst.

"Bagaimana kalau saya segera membuat statement, yang intinya mencoba mengetuk hati para penculik untuk membebaskan mereka. Rakyat Indonesia kan tidak terlibat dalam konflik Irak. Coba segera diatur, sekarang, di Istana Merdeka di ruang credential," kata SBY.

Butuh waktu kurang satu jam untuk untuk menyiapkan semua. Associated Press dan Al-Jazeera merekam penampilan Presiden SBY. "Saya Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan bahwa kedua wartawan itu benar-benar sedang menjalankan tugas profesinya. Mereka sama sekali tidak melibatkan diri dalam masalah politik ataupun masalah konflik yang sekarang sedang terjadi di Irak," kata SBY dalam pidatonya.

"Oleh karena itu sekali lagi, saya mengetuk hati dan minta agar kedua wartawan itu dapat dibebaskan dan kemudian dapat kembali ke Indonesia dengan selamat," lanjut SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun