Mohon tunggu...
Oriza Yogiswara
Oriza Yogiswara Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

hobi saya mengetik ....... tapi boong

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eksistensialisme : Kebebasan, Pilihan, dan Kecemasan

19 Januari 2025   21:57 Diperbarui: 19 Januari 2025   21:57 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Eksistensialisme adalah salah satu aliran filsafat yang menekankan pentingnya kebebasan individu, tanggung jawab pribadi, dan pengalaman subjektif dalam menentukan makna hidup. Filsafat ini berkembang pesat pada abad ke-20, terutama melalui pemikiran filsuf seperti Sren Kierkegaard, Friedrich Nietzsche, Jean-Paul Sartre, dan Martin Heidegger. Eksistensialisme tidak hanya memberikan landasan filosofis yang mendalam tetapi juga mengundang refleksi tentang kebebasan, pilihan, dan kecemasan yang melekat dalam kehidupan manusia.

Kebebasan dalam Eksistensialisme

Salah satu prinsip utama eksistensialisme adalah keyakinan bahwa manusia memiliki kebebasan yang tak terbatas untuk menentukan nasibnya sendiri. Jean-Paul Sartre, seorang eksistensialis terkemuka, berpendapat bahwa "manusia dikutuk untuk bebas," yang berarti bahwa setiap individu bertanggung jawab atas pilihannya tanpa adanya alasan eksternal yang mutlak untuk membenarkan tindakannya.

Kebebasan ini memberikan peluang bagi manusia untuk menciptakan makna hidupnya sendiri, tetapi juga membawa beban tanggung jawab yang besar. Sartre menekankan bahwa kebebasan ini tidak hanya bersifat positif, tetapi juga dapat menjadi sumber ketakutan dan keraguan, karena tidak ada pegangan absolut yang dapat membimbing seseorang.

Pilihan sebagai Fondasi Kehidupan

Dalam eksistensialisme, pilihan adalah inti dari eksistensi manusia. Setiap individu dihadapkan pada serangkaian pilihan yang harus diambil, baik yang besar maupun kecil. Pilihan-pilihan ini tidak hanya menentukan arah hidup seseorang, tetapi juga mencerminkan siapa dirinya. Kierkegaard menyebut hal ini sebagai "lompatan iman" ("leap of faith"), di mana seseorang harus membuat keputusan tanpa jaminan hasil yang pasti.

Pilihan-pilihan ini sering kali sulit karena tidak ada aturan universal yang dapat diterapkan untuk semua situasi. Nietzsche, dengan konsep "Ubermensch" atau manusia unggul, menekankan pentingnya menciptakan nilai-nilai pribadi untuk menggantikan nilai-nilai tradisional yang dianggap sudah usang. Manusia yang berani membuat pilihan secara otentik adalah manusia yang mampu melampaui dirinya sendiri.

Kecemasan: Konsekuensi dari Kebebasan

Kecemasan ("Angst") adalah elemen penting dalam eksistensialisme, yang mencerminkan perasaan tidak nyaman saat manusia menghadapi kebebasan dan tanggung jawabnya. Heidegger menggambarkan kecemasan sebagai momen ketika seseorang menyadari keterlemparannya ke dunia ("Thrownness") dan ketiadaan pegangan mutlak dalam hidup.

Kierkegaard menjelaskan bahwa kecemasan adalah reaksi alami terhadap kemungkinan pilihan yang tak terbatas. Dalam kebebasan itu, manusia dihadapkan pada ketakutan akan membuat pilihan yang salah, tetapi juga menyadari bahwa tanpa pilihan, hidup kehilangan maknanya. Dengan kata lain, kecemasan menjadi penanda dari perjuangan manusia untuk hidup secara otentik.

Relevansi Eksistensialisme di Dunia Modern

Eksistensialisme tetap relevan di dunia modern, terutama dalam konteks individualisme dan pencarian makna di tengah kompleksitas kehidupan. Dalam era yang penuh tekanan sosial, ekspektasi budaya, dan teknologi yang mengatur banyak aspek hidup manusia, filsafat ini mengingatkan kita untuk kembali pada pertanyaan fundamental: Apa arti hidup ini bagi saya?

Selain itu, eksistensialisme juga memberikan kerangka untuk menghadapi ketidakpastian dan tantangan hidup. Dengan menerima kebebasan dan tanggung jawab, manusia dapat menemukan kekuatan untuk menghadapi kecemasan dan menciptakan kehidupan yang lebih otentik.

Kesimpulan

Eksistensialisme adalah filsafat yang menyoroti kebebasan, pilihan, dan kecemasan sebagai elemen inti dari keberadaan manusia. Meskipun menghadirkan tantangan dan beban tanggung jawab yang besar, eksistensialisme juga membuka peluang bagi manusia untuk menciptakan makna hidup yang autentik. Dalam dunia yang semakin kompleks, ajaran eksistensialisme memberikan pencerahan untuk menjalani hidup dengan kesadaran penuh akan kebebasan dan pilihan yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun