Mohon tunggu...
Oriza Yogiswara
Oriza Yogiswara Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

hobi saya mengetik ....... tapi boong

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Ada Sesuatu Daripada Tidak Ada Sama Sekali

14 Oktober 2024   17:57 Diperbarui: 25 Oktober 2024   01:10 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pertanyaan "Mengapa ada sesuatu daripada tidak sama sekali?" adalah salah satu pertanyaan paling mendasar dan menggelisahkan dalam filsafat. Pertanyaan ini, yang sering dikaitkan dengan filsuf Jerman Gottfried Wilhelm Leibniz, menggugah pemikiran kita tentang eksistensi, realitas, dan sifat dasar alam semesta.

Kompleksitas Pertanyaan
Pertanyaan ini tampak sederhana, namun mengandung beberapa lapisan kompleksitas:

1. Asumsi Ketiadaan: Pertanyaan ini mengasumsikan bahwa "ketiadaan" adalah keadaan default yang lebih mudah dijelaskan daripada "keberadaan".

2. Definisi "Sesuatu": Apa yang kita maksud dengan "sesuatu"? Apakah ini mencakup segala hal yang ada, termasuk ruang, waktu, dan hukum fisika?

3. Kausalitas: Apakah pertanyaan ini mengimplikasikan adanya sebab di luar alam semesta?

Pendekatan Filosofis
Berbagai tradisi filosofis telah mencoba menjawab pertanyaan ini:

1. Argumentasi Teologis
- Argumen Kosmologis: Segala sesuatu yang ada pasti memiliki sebab, dan rangkaian sebab-akibat ini harus berujung pada sebuah "penggerak pertama" atau "sebab pertama" yang tidak disebabkan - yang sering diidentifikasi sebagai Tuhan.

- Kritik: Pendekatan ini sering dikritik karena hanya memindahkan masalah - jika Tuhan ada, mengapa Tuhan ada daripada tidak ada?

 2. Necesitarianisme
- Filosof seperti Spinoza berpendapat bahwa keberadaan adalah sifat yang niscaya dari realitas. Tidak mungkin ada "ketiadaan" absolut.

- Implikasi: Jika benar, ini berarti pertanyaan "mengapa ada sesuatu" menjadi tidak relevan, karena keberadaan adalah keharusan logis.

3. Multiverse dan Teori Probabilitas
- Beberapa fisikawan modern berspekulasi bahwa kita hidup dalam multiverse - kumpulan banyak (mungkin tak terbatas) alam semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun