Mohon tunggu...
W.R Orit
W.R Orit Mohon Tunggu... Pelajar -

Seorang pemuda yang ingin terus mengamalkan ajaran kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masjid Cheng Ho Jember, Wisata Religi Baru di Tapal Kuda

27 Oktober 2015   08:12 Diperbarui: 29 Oktober 2015   14:40 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak seperti pada umumnya masjid yang berada di Jember dan daerah lain, yang dalam pembangunannya seringkali harus melakukan pengalangan amal di jalan raya yang sangat membahayakan penguna jalan umum maupun penarik mal itu sendiri. Masjid yang satu ini tidak ada yang namanya “amal jariah jalanan”. Seakan tiba-tiba jadi atau nongol begitu saja masjid ini, yang berdiri dengan uniknya.

Adalah masjid Muhammad Cheng Ho ke-8 itu berdiri di jalan hayam wuruk Jember tepatnya berada dibelakang kantor Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates atau dekat pusat peebelanjaan Carrefour. Nama Cheng Ho diambil dariseorang laksamana dari Kerajaan Dinasti Ming yang melakukan ekspedisi ke beberapa belahan dunia untuk melakukan perdagangan rempah-rempah dan kain sutra maupun misi damai menyebarkan agama Islam melalui jalur laut. Selain itu Cheng Ho mewariskan peta navigasi yang cukup modern dan membawa kebudayaan dari tempat yang ia kunjungi. Seperti yang kita ketahui, Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang dipercaya oleh kaisar pada waktu itu.

Laksamana Cheng Ho sendiri menurut sejarahnya memiliki armada yang besar dan banyak dalam melakukan ekspedisinya. Tercatat ekspedisi tersebut dilakukannya sebanyak tujuh (7) kali dan bahkan hingga sampai pada benua Afrika. Armada Cheng Ho berhubungan erat dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara pada saat itu. Seperti Kerajaan Samudra Pasai, Kesultanan Cirebon, hingga Kerajaan Majapahit. Jejak peninggalannya di Indonesia juga cukup banyak, salah satu contohnya adalah Klenteng Sam Po Kong di Semarang maupun gong yang berada di Aceh dan lain-lain.

Masjid Cheng Ho juga ada di beberapa tempat di Indonesia, diantaranya ada di Surabaya, Palembang, dan Pandaan Pasuruan. Di Jember keberadaan masjid ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Jember memiliki kemajemukan penduduk Jember yang sangat variiatif dan sangat terbuka menerima setiap kebudayaan dan agama dengan penuh rasa kebhineka tungga ikaan. Masjid yang memiliki gaya arsitektur Tionghoa dibangun dan menempati tanah Pemerintah kabupaten Jember yang dihibahkan.

Dari penduduk Jember 10% adalah orang keturunan Tionghoa dan -+250 orang diantaranya adalah beragama Islam, bagi warga keturunan Tionghoa yang tergabung dalam Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jember yang banyak tinggal di Sempursari, memiliki pusat kegiatan ritual keagamaan adalah hal wajib. Tujuannya, agar bisa sering berkumpul dalam suasana kekeluargaan, tanpa harus canggung dalam menjaga ibadah dan kegiatan sosial lainnya. Memang selama ini, kegiatan ritual warga PITI Jember banyak dilakukan secara individual di rumahnya, dengan keluarga dan kolega terbatas.

Masjid yang diresmikan secara langsung oleh mantan Bupati Jember M.Z.A Djalal pada 13 Sepetember 2015 ini cukup unik dan bagus untuk fotografi maupun selfie dan kemudian kita unggah di medsos kita :D. Tapi perlu diingat walaupun ini adalah menjadi salah satu destinasi wisata bernuansa religi, ini adalah tempat ibadah yang suci, pengunjung maupun jamaah yang datang tetap dijaga norma-norma agama dan sopan santun selama di area masjid. Harus menjaga ketenangan dan kebersihan karena tempat ini adalah tempat ibadah yang perlu dihormati.

Sepintas Masjid yang dibangun warga PITI Jember ini mirip bangunan Klenteng, yang merupakan pusat ritual warga Tionghoa pada umumnya.
Coraknya pun banyak didominasi warna merah, kuning, hijau, dan ornamen Tiongkok Lama. Juga memiliki delapan sisi pada bagian atas bangunan utama. Bangunan masjid itu juga "sarat makna" pada setiap ukurannya. Misalnya, bangunan berukuran 11 x 9 meter. Angka 11 memiliki arti bahwa ukuran Kakbah saat dibangun. Sedangkan angka 9 sebagai lambang Wali Songo, yang sangat berjasa besar dalam dakwah islam di Jawa. Dan masih banyak lagi lambang dan nuansa yang penuh makna bagi warga PITI pada umumnya, seperti jumlah sudut pada pagoda yang berjumlah 8 sudut, karena angka 8 dianggap angka keberuntungan dan bertingkat 5 yang bermakna pancasila. Keren bukan... makanya Ayo... jika kalian ke Jember mampirlah ke Masjid Cheng Ho Jember.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun