Mohon tunggu...
Oris mawati Bestari waruwu
Oris mawati Bestari waruwu Mohon Tunggu... Arsitek - Mahasiswa

Fotografer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Pertama Menjadi Mahasiswa Baru

6 Desember 2023   16:10 Diperbarui: 12 Desember 2023   14:36 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat tidak terasa ya, setelah tamat SMK saya mengikuti SNMPTN tapi tidak lolos dan akhirnya  aku menganggur selama satu tahun di rumah mengurus pekerjaan rumah. Selama satu tahun memikirkan bagaimana cara bisa kuliah apalagi ekonomi keluarga yang tidak mendukung. Saya berusaha mencari kampus yang ada beasiswa (PIP), tetapi harus mengikuti Tes. Ya bisa saja saya mengikutinya tetapi ongkos dari Nias menuju Medan tidak ada. Bahkan saya dibantu oleh abang yang di kampung saya agar bisa ikut tes di sebuah kampus di medan tanpa harus kesana tetapi prosesnya sangat susah. Selama beberapa bulan berperang dengan pikiran sendiri bagaimana cara agar bisa kuliah tetapi tidak membebani bapak.
Sekitar bulan 6 saya bercerita dengan sahabat saya tentang perkuliahan, dia pun memberitahukan kepada saya bahwa dia akan melanjut di sebuah sekolah tinggi teologia di kota Parapat. Di kampus ini ada beasiswa untuk uang kuliah dan juga uang asrama, dia pun menawarkan kepada saya apa mau mendaftar di kampus itu. Seharian aku memikirkan tentang hal itu, apalagi di kampus itu ya mengenai jurusan tentang agama, saya berpikir bahwa sangat tidak cocok untuk melanjut kesana bisa dibilang melihat sikap saya bahkan tata cara ibadah tidak teratur sehingga saat itu aku merasa tidak pantas untuk melanjut di kampus ini. Pada malam hari itu akupun berdoa kepada Tuhan aku minta agar Tuhan membukakan jalan terus bisa mengambil keputusan yang pas untuk saya.
 Pagi hari pun tiba aku beranikan diri bertanya kepada bapak agar di ijinkan untuk melanjut, bapak pun mengiyakan tetapi permasalahannya tentang biaya. Bapak tidak sanggup membiayai dan mengatakan bahwa jika kamu memang bisa berusaha sendiri dan mendapatkan beasiswa silahkan. Aku pun langsung telfon sahabat ku dan meminta bantu untuk mendaftarkan diri dikampus itu. Sahabatku pun memberikan nomor WA dari kampus itu, aku langsung ngechat karena tinggal 2 minggu lagi pendaftaran ditutup. Kampus mengirim link formulir lalu aku mengisinya, setelah beberapa hari aku ikut tes online. Soal-soalnya tentang isi Alkitab dan pelajaran bahasa Inggris. Setelah menunggu beberapa hari akhirnya hasilnya dikirim juga nilainya memang bagus tapi jawaban dari soal bahasa Inggris ku hanya beberapa yang benar. Aku dinyatakan lewat tes itu, tapi ada satu lagi yang saya ikuti yaitu Wawancara. Akupun dikasih jadwal Wawancara hari senin aku mengikuti nya disitu saya sangat deg-degkan karena penentuan saya lolos di kampus itu dan mendapatkan beasiswa atau tidak. Akhirnya rasa bahagiapun datang, aku dinyatakan lolos dan mendapatkan beasiswa.
Tiba saatnya aku berangkat dari rumah di Nias ke sekolah tinggi  teologia di kota Parapat, ada rasa sedih karena jauh dari keluarga tetapi disisi lain bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan kuliah. Setelah sampai di kampus aku sedikit kaget karena menurut saya kampus dengan asrama itu jaraknya jauh, tetapi aslinya asrama dengan kampus satu tempat saja. Saat sampai di kampus itu juga saya bertanya-tanya dalam hati tentang banyaknya mahasiswa, ya sangat tidak sesuai harapan ternyata mahasiswa di kampus itu tidak banyak.
OPMB pun dimulai mahasiswa baru sebanyak 12 orang, selama 3 hari kami mengikuti OPMB sebenarnya tidak senang mengikutinya apalagi disuruh memakai rok yang terbuat dari tali nilon yang lebih menyebalkan rambut diikat sebanyak berapa umur. Jujur saja ada rasa malu saat itu karena selama 3 hari rambut ku diikat sebanyak 18 ikat dan lebih malunya dikasih papan nama dengan nama panggilan Warintil. Kakak  pengurus SEMA  yang mengarahkan kami tentang kegiatan OPMB, sangat lelah saat itu karena harus bangun pagi-pagi sekali. Kegiatan OPMB pun berakhir dan kami disahkan menjadi seorang mahasiswa di sekolah tinggi teologia di kota Parapat, aku juga mendapatkan hadiah sebagai juara 3 di OPMB walaupun isinya cuman jajanan tetapi ada rasa bahagia bisa dipanggil kedepan dan sangat bersyukur untuk hal itu.
Pembukaan semester dimulai, aku pun mengikuti perkuliahan walaupun sedikit ada rasa malu-malu dan takut karena cara belajar di perkuliahan beda dengan SMA.

Demikian cerita Singkat tentang pengalaman saya pertama masuk kuliah, semoga dapat menghibur teman-teman semua. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun