Â
ORIP ATTE
GURU SMA N 4 TAKARI
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, bagi masyarakat luas dan juga pahlawan tanpa tanda jasa yang tak lekang oleh waktu. Karena  guru memiliki andil yang sangat besar bagi keberhasilan pembelajaran di setiap lembaga pendidikan yang juga merupakan ujung tombak dalam mentrasfer ilmu pengetahuan kepada setiap anak bangsa yang dididiknya dengan tujuan agar kelak dapat menghasilkan output yang berkarakter, berinteletual dan berintergritas serta mampu berinovasi dan memiliki daya saing.
Dalam momentum perayaan hari PGRI ke 77, Senin 25 November 2022 ini akan menjadi satu sejarah dimana jika kita melihat bahwa peran guru juga ada dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ini yang menjadi satu dasar yang perlu dan terus dipertahankan oleh guru agar benar-benar terus berjuang untuk Indonesia yang lebih baik lagi dengan berbagai model serta metode yang telah dipelajari. Apalagi dimasa sekarang ini guru memiliki andil yang sangat besar dan berperan dalam membantu perkembangan  peserta didik demi mewujudkan kehidupan yang optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia merupakan makluk yang lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa  membutuhkan orang lain sejak lahir bahkan sampai meninggal.
Demikian halnya peserta didik ketika orang tua mendaftarkan anaknya pada lembaga pendidikan pada saat itu orang tua menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal, dengan bantuan guru minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik  dengan latar belakang peserta didik yang bervariasi dapat diasah sehingga semua yang diharapkan oleh orang tua menuai jawaban yang siknifikan atas keberhasilan anaknya kelak, dan semua itu tentu karena peran guru baik pada lembaga pendidikan dasar, menegah dan perguruan tinggi.
Mungkin diantara kita masih ingat, ketika duduk di kelas 1 SD, gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu demi satu tangan peserta didik dan membantunya untuk memegang pensil dengan benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar dan membiasakan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap perbuatanya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika peserta didik yang hendak buang air kecil, muntah dikelas, bahkan ketika ada yang buang air besar dicelana. Gurulah yang menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat, menjadi hakim dan penasehat.
Betapa besarnya jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejaterahkan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa.
Dengan berkembangnya tehnologi informasi yang begitu pesat perkembanganya, belum mampu mengantikan peran dan fungsi guru, hanya sedikit menggeser atau mengubah fungsinya, itupun terjadi dikota-kota besar saja, ketika para peserta didik memiliki berbagai sumber belajar di rumah, namun perubahan itu hanya pada sisi pengajar yang bertugas menyampaikan materi secara langsung dengan media yang sudah disiapkan oleh guru itu sendiri melalui fasilitas tehnologi atau aplikasi pembelajaran untuk memudahkan peserta didik belajar secara eletronic learning. ( e- Leearning) dari sisi inilah terkadang muncul berbagai pemikiran yang bermunculan bahwa bahwa guru bisa digantikan oleh tehnologi tapi perlu kita ketahui bahwa perannya tidak bisa digantikan oleh apapun.
Disisi lain guru adalah pelaksanan konsep dalam dunia pendidikan demi membangkitkan gairah peserta didik dalam memacu inteletual agar menjadi generasi muda yang semangat sebagai calon-calon penerus bangsa untuk tidak saja rasa ingin tahu dan kemampuannya, tetapi yang palin penting saat ini adalah kemauan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat bangsa.
Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon and Weinstein (1997), mengidentifikasikan beberapa tugas guru yakni;
1. Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidik yang menjadi tokoh panutan bagi masyarakat dan peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru harus bertanggung jawab mengetahui memahami nilai, norma moral, dan sosial serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru harus bertanggung jawab terhadap segala tindakan dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan berkaitan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan pemahaman ilmu pengetahuan dan tehnologi, seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan. Guru harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutamadalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan lompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara tepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik tanpa menunggu perintah dari atasan atau kepala sekolah. Sedangkan disiplin; dimaksud adalah guru harus mematuhi peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu untuk menanamkan disiplin guru harus memulai dari diri sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilaku.
2. Guru sebagai pengajar
Sejak adanya kehidupan, saati itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan membentuk karakter peserta didik sesuai dengan idiologi bangsa. Dalam kaitan dengan hal ini, sesuai dengan kurikulum nasional guru yang diharapkan adalah guru yang mampu membangkitkan semangat peserta didik dalam belajar dengan dimulai dari prinsip 5M ( mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan) Â agar proses pembelajaran yang dilakukannya mencapai target sesuai konsep pembelajaran yang benar.
3. Guru sebagai pembimbing
guru juga bisa disebut sebagai pembimbing perjalanan (journey) yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalan itu. Dalam istila perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spriritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkanwaktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu juga dilakukan kerja sama yang baik antara guru dan peserta didik, namun guru harus mampu memberikan pengaruh positif dalam setiap perjalanan serta bertanggung jawab disetiap perjalalan yang direncanakan. Istilah dari perjalanan disini adalah setiap kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas yang mencakup seluruh kehidupan.
4. Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga guru benar-benar berperan sebagi pelatih yang penuh kasih. Yang dimaksud adalah guru perlu memperhatikan kompetensi dasar dan materi yang disampaikan dengan memperhatikan perbedaan individual peserta didik.
5. Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dalam beberapa hal,dengan tetap melakukan pendekatan secara psikologi, meskipun guru tidak  berharap menasehati orang lain.
6. Guru sebagai pembaharu ( Innovator )
Guru menejermahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam ini terdapat jurang yang mendalam dan luas antara generasi yang satu dengan generasi yang lain, demikian halnya pengalaman oran tua memikili arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajara sekarang sekarang, secara phsykologi berada jauh dari pengalaman manusia yang dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Guru harus mampu menjembatani jurang ini bagi pesert didik jika tidak, maka hal ini dapat mengambil bagian terpenting dalam proses belajar yang berkaitan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya. Tugas guru adalah memahami bagaimana keadaan jurang pemisah ini, dan bagimana menjembataninya secara efektif. Jadi yang menjadi dasar adalah pikiran-pikiran tersebut, dan cara yang  dipergunakan untuk mengekpresikan dibentuk oleh corak waktu ketika cara-cara tadi dipergunakan. Bahasa memang merupakan alat untuk berpikir, melalui pengamatan yang dilakukan dan menyusun kata demi kata serta menyimpannya dalam otak, maka akan terjadilah pemahaman sebagai hasil belajar. Namun hal ini selalu akan menjadi perubahan disetiap generasi, namun perubahan melalui pendidikan akan memberikan hasil yang posetif. Oleh karen itu unsur yang hebat dari manusi adalah kemampuannya untuk belajar dari pengalaman orang lain yang dilakukan dengan mentrasfer ilmu pengetahuan (Tranfer knowledge).
7. Guru sebagai model dan teladan
Guru merupakan teladan atau model bagi peserta didik dan semua orang yang mengagap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk mengangap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditantang, apalagi ditolak. Keprihatinan, kerendahan, kemalasan dan rasa takut, secra terpisah atau bersama-sama bisa menyebabkan seseorang berpikir atau berkata "jika saya harus menjadi teladan atau dipertimbangkan untuk menjadi model, maka pembelajaran bukanlah pekerjaan yang tepat bagi saya. Saya tidak cukup baik untuk diteladani, disamping saya sendiri ingin bebas untuk menjadi diri sendiri dan untuk selamanya tidak ingin menjadi teladan bagi orang lain. Nah jika masih ada guru yang meliki pikiran semacam ini sebenarnya tidak patut menjadi guru.
Guru harus mampu menunjukan jati dirinya sebagai guru sehingga tidak muncul kalimat tempo dulu.
dulu bahwa "guru kincing berdiri, murid kincing berlari" yang artinya bahwa guru perlu menunjukan jati diri dan sosok keguruannya agar menjadi model yang baik bagi peserta didik dan masyarakat.
8. Guru sebagai pribadi
Ungkapan sering disampaikan dimana-mana bahwa " guru digugu dan ditiru". Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal dan berusaha agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
Sebagai pribadi yang hidup ditengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan berbaur dimasyarakat melalui kemampuannya melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul juga harus dimiliki agar tidak kaku dan berakibat yang bersangkutan tidak diterima dimasyarakat.
9. Guru sebagai pendorong kreativitas
Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran , dan guru dituntut untuk mendemostrasikan dan menunjukan kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia di sekitar kita. Kreatifitas ditandai dengan dengan adanya menciptakan sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran yang tidak bisa dilakukan oleh sesorang atau juga adanyanya kecenderungan seseorang untuk menciptakan sesuatu. Guru adalah seorang kreator dan inovator yang berada dipusat proses pendidikan. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha menemukan cara yang baik dalam melayani peserta didik sehingga peserta didik menilainya bahwa ia memang kreatif.
10. Guru sebagai peminda kemah
Hidup ini selalu berubah, dan guru adalah pemindah kemah, yang suka memindahkan dan memantu peserta didik meninggalkan hal lama menuju hal yang baru yang bisa mereka alami. Guru harus berusaha keras memahamai apa yang menjadi permasalahan peserta didik, kepercayaan, dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan, serta membantu manjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang sesuai. Untuk menjalankan fungsi ini guru memahami mana yang tidak bermanfaat dan barangkali membanyangkan perkembangan peserta didik, dan memahami mana yang bermanfaat. Guru dan peserta didik bekerja sama mempelajari cara baru, dan meninggalkan kepribadian yang telah membantunya mencapai tujuan dan menggantinya sesuai dengan tuntutan masa kini.
11. Guru sebagai pembawa cerita
Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka, belajar dengan menghargai untuk menghargai kehidupan mereka, belajar untuk mengahargai kehidupan sendiri setelah membandingkan dengan apa yang telah mereka baca tentang kehidupan manusia dimasa lalu. Guru berusaha agar membangkitkan semangat berpikir pada kehidupan masa yang akan datang.
12. Guru sebagai evaluator
Kemampuan lain yang perlu dikuasai guru adalah penilaian. Hal ini menjadi perhataian yang terpenting yang perlu diperhatikan adalah bahwa penilaian perlu dilakukaan secara adil. Prinsip ini diikuti oleh prinsip lain agar penilaian  bisa dilakukan secara objeltif, oleh karena itu penilaian yang adil bisa dilakukan tidak bisa dipengaruhi oleh faktor keakraban (hallo effect), menyeluruh dan memiliki kriteria yang jelas, dilaksanakan dalam kondisi yang tepat dengan intrumen yang tepat pula dengan dilakukan secara kulminasi yaitu proses penilaian dilakukan dari awal hingga akhir.
Selamat  Hari PGRI Ke 77 tahun 2022 bagi semua Guru di pelosok tanah air
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H