Mohon tunggu...
Muhammad Abdul Ghaniy Morie
Muhammad Abdul Ghaniy Morie Mohon Tunggu... Guru - magmorie

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Eksistensial

8 Januari 2022   13:28 Diperbarui: 8 Januari 2022   13:38 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokpri penulis

Ada semacam mentalitas pada masyarakat Indonesia khususnya para milenial yang menganggap bahwa ketika seseorang memasuki masa senja atau yang kita sebut sebagai orang tua itu telah menghabiskan masa hidupnya. Karena itu tidak jarang seorang anak membatasi orang tuanya dengan alasan tinggal diasuh lalu misalnya dibuatkan kamar tidur khusus dengan fasilitas lengkap atau bahkan membatasi ruang mereka dalam mengambil keputusan dan sebagainya.

Padahal sesungguhnya, secara filosofis manusia itu tidak pernah berhenti mengaktifkan hidupnya sendiri.

Secara sunnatullah atau sudah menjadi hukum alam, manusia selalu memiliki potensi, artinya setiap saat manusia bisa mengubah kondisi hidupnya, karena manusia selalu memiliki kesempatan untuk mengambil keputusan. Itulah yang disebut eksistensi manusia.

Ketika manusia berhenti mengambil keputusan, berarti ia menentang eksistensinya sebagai manusia. Hal ini bisa saja terjadi pada orang tua bahkan pada milenial itu sendiri.

Penting kiranya sinopsis ini diungkapkan, karena seringkali kita sebagai milenial khususnya, keliru memandang status kita sendiri sebagai manusia eksistensial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun