Mohon tunggu...
Dimas Putri Setyorini
Dimas Putri Setyorini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Edukasi

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polarisasi Politik di Afrika Selatan, Amerika, dan Spanyol: Bagaimana Dampaknya pada Kualitas Demokrasi Negara?

1 Agustus 2023   23:00 Diperbarui: 30 Desember 2023   11:46 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Indeks Demokrasi Afrika Selatan, Amerika, dan Spanyol (Sumber: The Economist Intelligence Unit)

Polarisasi yang parah memiliki korelasi erat dengan kemerosotan demokrasi yang serius: dari lima puluh dua negara demokrasi yang mencapai tingkat polarisasi yang sangat buruk, dua puluh enam negara—separuh dari keseluruhan kasus—mengalami penurunan peringkat demokrasi. Sejurus dengan hal itu, berdasarkan data diatas, polarisasi politik yang terjadi dalam suatu negara tidak selalu berdampak pada demokrasi negara. Beberapa negara berhasil melakukan depolarisasi, rekonsiliasi elite, dan mencegah degradasi ekonomi. Polarisasi politik yang terjadi di Spanyol tidak berpengaruh secara substansial terhadap demokrasi negara. Peningkatan polarisasi telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan sebagian warga Spanyol terkait stabilitas demokrasi mereka. Meskipun demokrasi Spanyol belum menghadapi risiko keterpurukan, namun perdebatan politik telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sejak berakhirnya kediktatoran hampir setengah abad yang lalu. 

Namun, sebaliknya, di Afrika Selatan dan Amerika, fenomena polarisasi politik memiliki relevansi konkret dengan demokrasi negara. Secara historis, polarisasi yang terjadi di Afrika telah melahirkan demokrasi di negara tersebut. Namun demikian, setelah hampir satu dekade berjalan sejak sistem politik apartheid dihapuskan dan demokrasi berhasil dijalankan dengan baik. Namun, resolusi terhadap polarisasi politik apartheid masih belum tuntas sepenuhnya. McCoy, Rahman, dan Somer menjelaskan terkait dua dampak utama polarisasi politik terhadap demokrasi. Pertama, ketidakmampuan dalam menangani kekhawatiran masyarakat dapat memicu dukungan anti-sistem dari elit politik yang tidak puas, mengancam stabilitas tatanan demokrasi yang telah mapan. Kedua, elit politik yang berkuasa dapat mengambil pendekatan konstruktif terhadap risiko polarisasi dan memperkuat validitas demokrasi.

Sama halnya dengan Afrika Selatan, polarisasi politik sangat mempengaruhi demokrasi di Amerika. Amerika menjadi salah satu negara dengan sejarah demokrasi dn polarisasi yang sama-sama  mengakar. Amerika bukan lagi negara dengan demokrasi penuh. Polarisasi di kalangan elite politik di Amerika menjadi salah satu pemicu degradasi demokrasi. Seperti dalam kasus ketika Donald Trump berusaha memanipulasi hasil pemilu pada 2020. Upaya politisasi pemilu semacam ini, jelas akan menurunkan kualitas demokrasi. Praktik diskriminasi terhadap partai minoritas dalam senat juga menimbulkan keraguan masyarakat terhadap pemerintah dalam penegakan demokrasi.

Temuan

  1. Secara garis besar, konteks polarisasi politik yang terjadi di Afrika Selatan berbeda dengan fenomena polarisasi politik di Amerika dan Spanyol. Polarisasi politik Afrika Selatan terjadi akibat dominasi tunggal partai African National Congress (ANC), sehingga melahirkan polarisasi rasial dan ketidakstabilan sistem pemerintahan. Sedangkan, Amerika dan Spanyol mengalami polarisasi partisan, lebih lanjut Amerika mengalami polarisasi yang lebih intens dalam kongres dan senatnya (partisan  partai republik dan demokrat). Sedangkan, Spanyol dalam konteks lebih luas, polarisasi politik dalam preferensi politik masyarakat:Partai sayap kanan dan sayap kiri; Pro dan kontra kemerdekaan Catalan.

  2. Dampak dari polarisasi politik sangat mempengaruhi kualitas demokrasi suatu negara. Di Afrika Selatan dan Amerika, degradasi demokrasi tersebut sangat terasa dan terbukti mengalami penurunan drastis. Kenyataan bahwa elite politik di Amerika dan Afrika Selatan juga terpolarisasi menjadikan proses rekonsiliasi dan depolarisasi sulit dilakukan. Berbeda dengan Spanyol, meskipun ketegangan dalam masyarakat akibat polarisasi masih terasa. Hal ini karena elite politik Spanyol masih memiliki kontrol terhadap polarisasi yang terjadi.

  3. Polarisasi politik bisa terjadi dalam sistem pemerintahan apapun dan di bagian dunia manapun. Ketiga negara memiliki latar belakang ideologi, wilayah, dan sistem pemerintahan yang berbeda, namun polarisasi politik tidak bisa dihindari.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun