Mohon tunggu...
Helda Anwar
Helda Anwar Mohon Tunggu... -

saya menginginkan pekerjaan menjadi penulis bergenre fantasi. Saya sangat sering bermimpi aneh ketika tidur dan itu membuat saya ingin menuliskannya :D

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Review: Teori Wilayah Peri Urban Landuse Triangle: Discrete (Pryor) VS Landuse Triangle : Continuum (Yunus)

13 Januari 2015   09:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:15 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teori Land Use Triangle : Discrete (Robin Pryor)

Pryor (1971) mengemukakan tesisnya tentang wilayah pheri urban atas dasar parameter yang terukur, yaitu mengenai proporsi bentuk pemanfaatan lahan. Pada masa sebelumnya, belum pernah ada konsep yang jelas mengenai keberadaan wilayah pheri urban itu sendiri serta bagaimana karakteristik soasial yang dapat diamati di lapangan. Berdasarkan fakta empiris yang dikemukakan oleh para peneliti terdahulu, dapat disimpulkan bahwa karakteristik wilayah pheri urban yang merupakan perpaduan antara karakteristik kekotaan dan karakteristik kedesaan muncul dalam ekspresi ekonomi, sosial, kultural dan spasial. Kemajaun teknologi transportasi dan informasi telah mengakibatkan penjalaran ide-ide, nilai-nilai, norma-norma kekotaan mampu menjangkau daerah yang relatif terisolir dalam artian fisikal dan dalam beberapa hal telah mampu mengubah sifat kedesaan menjadi sifat semi kekotaan atau bahkan kekotaan sepenuhnya. Berdasarkan proporsi keberadan lahan kekotaan dan lahan kedesaan dapat diketahui mengenai struktur spasial wilayah pheri urban.

Gambar 1.

Model Zonifikasi WPU Negara Maju atas dasar Bentuk Pemanfaatan Lahan

LEGENDA:

A : Percentage Distance Urban To Rural Land

B : Percentage Urban Land Use

C : Percentage Rural Land Use

D : Boundari Of Built-Up Urban Area

E : Boundari Of Built-Up Rural Land

F : Rural Urban Fringe

G : Urban Fringe

H : Rural Fringe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun