Mohon tunggu...
Fatimah Ali
Fatimah Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mendambakan perjalanan keliling dunia dengan seekor kucing peliharaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Kehidupan dan Inspirasi: Wawancara dengan Nyai Bariroh

22 Agustus 2024   06:36 Diperbarui: 22 Agustus 2024   07:29 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini memaparkan hasil wawancara eksklusif kami---Fatimah Ali, M. Wildan, Salsa Nabila Oktaviani, dan Umi Kalsim---dengan sosok inspiratif di balik Pondok Pesantren Fathul Khair, Hj. Bariroh, S. Ag. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2024, di kediaman beliau. Melalui percakapan ini, kami mengeksplorasi dedikasi dan perjuangan Nyai Bariroh dalam mendirikan pesantren yang kini menjadi rumah bagi anak-anak dhuafa dan terlantar. Wawancara ini memberikan wawasan tentang peran penting yang dimainkan oleh beliau dalam membentuk masa depan generasi muda.

diambil ketika kunjungan ke yayasan fathul khair
diambil ketika kunjungan ke yayasan fathul khair

Yayasan Fathul Khair didirikan pada tahun 2002 oleh Hj. Bariroh, S. Ag., seorang aktivis dakwah yang juga merupakan Penyuluh Agama PNS Kemenag Jakarta Timur. Yayasan ini berlokasi di Jalan Sumur Badung II, RT 04/07, Harjamukti, Cimanggis, Depok. Sejak lama, Hj. Bariroh telah aktif dalam mendakwahkan ajaran Islam, baik di lingkungan tempat tinggalnya maupun di berbagai tempat, terutama melalui majelis taklim.

Nyai Bariroh dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap anak-anak dhuafa. Ia aktif dalam gerakan pengentasan anak jalanan, memberikan mereka tempat tinggal, pendidikan, dan kasih sayang yang mereka butuhkan. Bagi Nyai Bariroh, anak-anak tersebut adalah amanah yang, jika diterima dan diperlakukan dengan baik, akan membawa berkah.

Pendekatan Terhadap Anak

Ketika ditanya mengenai bagaimana ia mendekatkan diri kepada anak-anak yang baru datang ke yayasan, Nyai Bariroh menjelaskan bahwa ia menggunakan pendekatan personal. "Saya membiarkan mereka tinggal di rumah dulu, mengajaknya bercerita, dan sering memanggil nama mereka. Anak-anak suka jika namanya diingat," katanya. Menurutnya, dengan cara ini, anak-anak merasa dihargai dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

Motivasi Mendirikan Yayasan

Nyai Bariroh mengungkapkan alasan mendirikan Yayasan Fathul Khair adalah karena anak-anak jalanan tidak hanya membutuhkan makanan, tetapi juga kasih sayang dan kenyamanan untuk mendidik mereka dengan etika yang baik. Di yayasannya, anak-anak dididik dengan sistem yang mengutamakan spiritualitas dan moralitas. Misalnya, mereka diwajibkan untuk shalat tahajud dan akan mendapatkan reward jika melakukannya. Sebaliknya, jika ketahuan pacaran, mereka akan dikeluarkan karena dianggap tidak fokus pada tujuan utama, yaitu pendidikan.

Tantangan dan Keberanian

Di awal berdirinya pada tahun 2002, lokasi pesantren berada di kawasan yang dikenal sebagai "kawasan hitam" karena banyaknya aktivitas perjudian dan kejahatan serta minimnya tempat ibadah. Ini menjadi tantangan besar bagi Nyai Bariroh. Bahkan, ada peristiwa di mana seseorang mengaku sebagai orang tua dari salah satu anak asuh, yang menyebabkan pesantren dijaga polisi selama beberapa hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun