Mohon tunggu...
Fatimah Ali
Fatimah Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mendambakan perjalanan keliling dunia dengan seekor kucing peliharaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemalasan Siswa Akibat COVID-19

13 Agustus 2024   21:06 Diperbarui: 13 Agustus 2024   21:12 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kemalasan siswa selama pandemi COVID-19 dan dampaknya pada proses belajar mengajar. Pada akhir tahun 2019, sekolah mulai diliburkan dikarenakan untuk mencegah penyebaran virus, hal ini berdampak pada faktor pendidikan. Proses pembelajaran yang dulunya tatap muka, kini belajar secara daring atau online class. Tentunya, ini mempengaruhi cara belajar siswa dan juga kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa.

Beberapa dampak yang terjadi dalam pendidikan selama masa pandemi yaitu, perubahan sistem pembelajaran, sekolah-sekolah beralih dari yang awalnya melakukan proses pengajaran secara tatap muka, kini mengadakan proses belajar secara online. Perubahan dalam sekejap ini mengakibatkan guru dan murid mau tidak mau harus beradaptasi dengan suasana saat itu. Guru yang harus dengan cepat menguasai teknologi dan metode pengajaran baru, sedangkan siswa harus menyesuaikan diri dengan metode baru.

Selain itu, keterbatasan pada teknologi juga memperhambat proses pengajaran. Tidak semua anak ataupun guru memiliki laptop, beberapa dari mereka hanya mengandalkan ponsel pintar dengan layar cenderung kecil. Siswa harus belajar melalui layar komputer atau ponsel yang bisa melelahkan dan menurunkan konsentrasi mereka. 

Terkadang ada siswa yang tidak dapat mengikuti kelas karena rumahnya di pelosok dengan kondisi internet tidak stabil.  Ini menjadi salah satu alasan yang nantinya membuat siswa menjadi malas untuk mengikuti pelajaran. Bahkan beberapa orang menjadi tidak bersemangat sekolah daring karena minimnya interaksi antara dirinya dengan teman-teman sekelasnya. 

Siswa juga harus belajar mengatur waktu mereka sendiri, mengikuti kelas dari rumah, dan menyelesaikan tugas-tugas tanpa pengawasan langsung dari guru. Adaptasi yang terburu-buru ini sering kali menimbulkan stres dan kebingungan baik bagi siswa maupun guru.

Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab kemalasan siswa. Lingkungan belajar yang tidak mendukung, menjadi salah satu alasan siswa malas untuk belajar. Ketika siswa belajar dari rumah, mereka sering kali tidak memiliki fasilitas yang sama seperti di sekolah. 

Di sekolah, mereka memiliki meja belajar yang sesuai, papan tulis, dan akses mudah ke buku dan bahan ajar. Di rumah, mereka mungkin harus berbagi ruang dengan anggota keluarga lain yang juga bekerja atau belajar dari rumah. Suasana yang tidak teratur dan bising dapat mengganggu konsentrasi mereka.

Selain itu, kurangnya interaksi sosial bersama teman dan guru juga dapat mengurangi motivasi siswa untuk belajar. Mereka merasa terisolasi dan kurang mendapatkan dukungan dari teman-teman sebayanya. Contoh lain yang membuat siswa malas yaitu, akibat dari overthink tentang masa depannya, rasa khawatir terhadap keluarga dan ini mempengaruhi kesehatan diri. 

Siswa yang merasa tertekan, cemas, dan stress tentu akan mengurangi motivasi mereka untuk mengikuti daring. Kelelahan mental ini membuat siswa sulit untuk fokus pada pelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik. Mereka mungkin merasa kewalahan oleh beban pekerjaan yang menumpuk dan tidak memiliki energi untuk mengatasinya.

Kemalasan siswa akibat COVID-19 merupakan dampak dari perubahan mendadak dalam sistem pendidikan yang memaksa mereka beradaptasi dengan pembelajaran daring. Kurangnya lingkungan belajar yang kondusif, hilangnya interaksi sosial, kelelahan mental, dan gangguan dari aktivitas lain di rumah berkontribusi pada menurunnya motivasi dan prestasi akademik siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun