Disini juga ada sanggar belajar membatik. (doc. pribadi)
Sebelum sampe ke Kraton Solo saya mampir dulu ke Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari Solo, disana ada bom-bom car, kuda lumping, dan nggak jauh dari sana ada pendopo yang berjejer foto raksasa Bapak Jokowi. Sambil celingak celinguk lihat samping kiri kanan buat nyari mba baik hati yang bisa dimintai tolong untuk memotret diri saya, akhirnya bisa dipoto juga didepan ikon pendopo ini. Tralalaa… (narsis tanpa tongsis)
[caption id="attachment_365677" align="aligncenter" width="434" caption="THR Sriwedari Solo"]
9.00 AM. Waktunya berangkat ke Keraton Solo. Harga becak dengan taksi ternyata nggak beda jauh pada waktu itu, hanya selisih lima ribu rupiah saja. Mungkin karena lagi high season ngaruh kali yak ke jasa per-becak-an. Jadi, lebih baik saya balik lagi ke hotel minta tolong dipanggilkan taksi aja.
Butuh sepuluh menit dari THR lewat Jl. Slamet Riyadi untuk sampai ke Kraton Solo. Kesan pertama saya, hal yang sangat disayangkan adalah kebersihan toilet di Kraton Solo yang kurang dijaga apik ya. Padahal nggak sedikit ada turis asing dan lokal yang berkunjung ke Kraton ini. Bangunan Kraton ini luas dan besar sekali, didalamnya banyak kereta kuda dan tandu (dalam ukuran sebenarnya) berjejer rapi. Nah, Tandu yang saya liat di Kraton Solo ini pasti dapat juga Anda lihat sama persis dengan tandu yang ada di Museum Nasional atau banyak orang sebut Museum Gajah, Jakarta.
[caption id="attachment_365678" align="aligncenter" width="306" caption="Patung Slamet Rijadi - Pahlawan Nasional Indonesia (doc. Pribadi)"]
[caption id="attachment_365679" align="aligncenter" width="303" caption="Pelataran Keraton Solo (doc. pribadi)"]
[caption id="attachment_365680" align="aligncenter" width="389" caption="Keraton Surakarta Hadiningrat - Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 "]
[caption id="attachment_365681" align="aligncenter" width="347" caption="Keraton Solo (doc. pribadi)"]
10.00 AM.Nggak saya sangka sebelumnya, saya dapat kesempatan melihat acara Grebeg Syawal ini. Jadi lebih seru, jalan-jalan melihat benda peninggalan sejarah di Keraton sambil bisa melihat kegiatan seru orang-orang berebutan sampe manjat-manjat buat ambil gunungan grebeg syawal.
Grebeg Syawal di Kasunanan Surakarta Hardiningrat. Grebeg Syawal merupakan salah satu tradisi wujud tanda syukur kemenangan setelah berpuasa satu bulan pada saat Ramadhan melalui arak-arakan hasil bumi yang dibagikan ke masyarakat luas. (tapi biasanya sih, masyarakat akan berlomba-lomba berebut ngambilnya) Konon katanya masyarakat sini, mereka rela sampai rela berebutan gunungan ini karena dipercayai rebutan hasil bumi membawa keberkahanan buat barang dagangan mereka cepat laris manis.