Mohon tunggu...
Rima Fuji Ristiani
Rima Fuji Ristiani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis Remaja-Dewasa

Pecinta warna oranye seumur hidup, penyuka aroma tanah sehabis hujan sedari dulu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Stres dan Kesulitan Atur Mood Setelah Melahirkan, Tanda Alami Baby Blues atau Postpartum Depression?

5 Januari 2023   20:31 Diperbarui: 6 Januari 2023   20:22 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi depresi pasca melahirkan (Shutterstock.com)

Memiliki anak tentunya akan membuat perubahan yang besar bagi hidup kita. Sehingga mungkin akan muncul perasaan sangat bahagia dengan kehadiran si buah hati. Tapi tanpa disadari, ternyata banyak ibu setelah melahirkan justru merasa lelah, murung dan kewalahan. 

Sebenarnya rasa bahagia dan rasa murung yang dialami sang ibu masih cenderung normal jika hanya dirasakan sementara waktu. 

Seorang wanita setelah melahirkan, berada pada satu kondisi yang membuat beberapa jenis hormonnya berkurang atau turun, contohnya hormon estrogen dan progesteron yang dapat mempengaruhi emosi atau perasaan yang naik-turun atau istilah modernnya dikenal dengan moody-an. 

Selain itu karena bayi selalu terbangun tengah malam yang membuat sang ibu selalu kekurangan tidur dan merasa kelelahan. 

Keadaan kurang tidur hingga kelelahan dapat menyebabkan seseorang mudah tersinggung dan menjadi lebih sensitif.

Mungkin Anda sebagai seorang ibu merasa khawatir untuk mengurus bayi karena takut salah langkah dalam merawatnya, dan hal itu dapat membuat para ibu menjadi tertekan dan uring-uringan, karena pressure tersebut yang belum pernah mereka alami sebelumnya. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Traci pada tahun 2021 mengatakan bahwa lebih dari 80% merasa tertekan, sedih yang berlebihan, lelah, murung dan khawatir yang terjadi terus menerus hingga menyebabkan stressfull dalam mengurus bayinya, khususnya pada new mother. Keadaan ini disebut "Baby Blues" sindrom. 

Sindrom ini biasanya memburuk pada 2-4 hari setelah melahirkan, dan terjadi hingga 1 atau 2 minggu kedepan. Namun ketika tidak terjadi perubahan selama lebih dari 2 minggu, maka dianjurkan untuk ke therapist/psikolog/psikiater/dokter untuk mendapatkan penanganan.

Jika perasaan sedih yang berlebihan dan membuat Anda tertekan terjadi lebih dari 2 minggu dan memburuk maka kemungkinan dapat mengarah pada kondisi "Postpartum Depression". Kondisi ini menimbulkan depresi yang lebih parah. Sekitar 10% wanita mengalami Postpartum Depression.

Foto oleh Jelena Stanojkovic dari Pexels
Foto oleh Jelena Stanojkovic dari Pexels

Hingga saat ini, rupanya masih ada beberapa Ibu yang belum tau membedakan antara Baby Blues Sindrom dan Postpartum Depression. Lantas apa perbedaanya dan bagaimana cara penanganannya?

Gejala Baby Blues Syndrom:

Berikut adalah beberapa hal yang perlu para Ibu muda ketahui mengenai Baby Blues Syndrom dan berapa lama sindrom ini dapat terjadi.

  • Baby blues umumnya lebih disebabkan oleh perubahan fisiologis yang dialami ibu setelah melahirkan, dan intensitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis.
  • Baby Blues adalah sindrom yang lebih ringan dari pada postpartum depression. Walaupun seorang ibu yang terkena Baby Blues, namun sang ibu masih tetap dapat mengurus bayinya.
  • Suasana hati yang selalu berubah-ubah dalam waktu yang cepat. Misalnya Anda sangat senang melihat perkembangan bayi Anda, namun beberapa menit kemudian tiba-tiba Anda menangis sedih, diikuti perasaan takut bahwa kedepannya Anda tidak lagi bisa menjaga bayi Anda dengan baik sehingga menghambat perkembangannya.
  • Kurangnya niat untuk mengurus diri sendiri atau bahkan malas makan karena kelelahan dalam mengurus bayi.
  • Selalu merasakan cemas, murung, khawatir dan mudah tersinggung yang terjadi sejak biasanya 3 hari setelah melahirkan hingga 14 hari kedepan.

Gejala Postpartum Depression:

Untuk mengetahui perbedaannya dengan Baby Blues, berikut penjelasan dan gejala serta rentan waktu dari Postpartum Depression:

  • Postpartum depression cenderung diperngaruhi oleh faktor psikososial misalnya stress yang berlebihan, dimana stress tersebut berkombinasi dengan penurunan hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan emosi yang tidak stabil, dan masalah lainnya.
  • Gejala umumnya kurang lebih sama dengan gejala depresi klinis
  • Merasa tidak berharga, berfikir tidak mampu menjadi ibu yang baik, dan ada perasaan yang tidak nyaman ketika melihat bayinya sehingga dia menghindari bayinya. Oleh sebab itu, ibu yang terkena Postpartum Depression dapat kehilangan kemampuan dalam mengasuh bayinya.
  • Perasaan lelah yang terjadi terus menerus pada ibu yang mengalami Postpartum Depression membuat sang ibu lebih memilih tidur dan mengabaikan bayinya.
  • Tiba-tiba merasakan kecemasan yang luar biasa atau disebut panic attacks.

Jika Anda terkena Baby Blues, maka dapat ditangani dengan istirahat dan makan yang cukup, jalin komunikasi yang baik dengan pasangan sehingga diharapkan pasangan dapat mengerti keadaan Anda, melakukan hobi yang di sukai, dan pergi mendatangi therapist/psikolog jika dirasa perlu bantuan segera. 

Sedangkan penanganan Postpartum Depression adalah dengan memeriksakannya sesegera mungkin ke dokter atau psikiater, kemudian mereka akan mengevaluasi tingkat keparahan Postpartum Depression untuk mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan.

Referensi :

  • Healthline (Diakses pada 2023). What Are the Baby Blues and How Long The Last?
  • WebMD (Diakses pada 2023). Is It Postpartum Depression or 'Baby Blues'? 
  • WebMD (Diakses pada 2023). Understanding Postpartum Depressions-Diagnosis and Treatment

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun