Itulah radio, media yang mampu mempermaikan theatre of the mind pendengar melalui dinamika audio yang disiarkan.
Tapi itupun harus didukung oleh sikap para insan radio yang harus terus mengembangkan kreativitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengar dari sisi konten serta melakukan inovasi mengikuti perkembangan zaman, tehnologi, dan media (internet, media sosial).
Konten siaran memegang peranan sangat penting dalam dunia radio. Insan radio harus paham betul membaca dan menganalisa apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasar (pendengar), pendengar suka atau tidak dengan program-program siaran yang mereka miliki, dan parameter-perameter lain yang intinya mengarah kepada bagaimana program radio bisa diterima, diminati, dan didengarkan oleh masyarakat.
Bagaimanapun radio adalah showbiz atau entitas show dan bisnis. Sebuah show di radio bukan hanya semata terpaku pada apakah jenis musik yang diputar “cetar membahana” atau tidak, digemari atau tidak, membuat orang puas atau tidak. Tapi sebuah show hidup atau tidak selain konten program juga sangat ditentukan bagaimana penyiar mempresentasikan program-program yang ada. Misalnya, bagaimana gaya siarannya bisa memberikan hiburan dan kepuasan bagi pendengar.
Nah, sebagai entitas bisnis tentu saja radio harus mencari uang untuk menghidupinya, membayar tagihan listrik, membayar penyiar dan crew lain yang terlibat, membayar para manajernya dan pimpinannya, mencari setoran untuk owner dan untuk ekspansi atau pengembangan bisnis.
Tentu saja, untuk mendapatkan duit yang maksimal harus ada program-program yang bisa menjual baik program untuk on air maupun off air.
Jadi tetap saja sisi komersial menjadi faktor utama yang menentukan apakah radio bersangkutan hidup dan berkembang, atau hidup segan mati tak mau.
Kecuali, jika radio yang dikelola tidak memiliki orientasi komersial, seperti radio yang dibiayai oleh lembaga tertentu dengan tujuan tertentu. Karena sekecil apapun radio swasta yang dikelola tetap membutuhkan dana dan biaya untuk hidup.
Namun, konten siaran seperti program yang bagus dan presentasi yang oke tanpa diimbangi dengan inovasi dan keenganan menyesuaikan diri dengan perkembangan tehnologi dan media tidak akan berdampak signifikan terhadap perkembangan radio bersangkutan secara bisnis.
Sekarang adalah era digital. Banyak yang beranggapan bahwa era digital sebagai peluang sekaligus ancaman bagi perkembangan radio. Bisa jadi era digital dianggap lebih menguntungkan karena mampu menarik jumlah pendengar lebih banyak, terutama pendengar-pendengar dari kalangan muda dan secara teknis lebih efisien.
Namun, apabila era digital tidak diimbangi dengan kreativitas yang baik dari para insan radio dalam mengembangkan konten siaran atau isi program yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pendengar, maka bisa jadi era digital justru menjadi ancaman.