Mohon tunggu...
Orang Pinggiran Padang
Orang Pinggiran Padang Mohon Tunggu... -

Orang Pinggiran Padang tinggal jauh dari pusat kota Padang dan barangkali masuk Papiko (Padang Pinggir Kota). Meskipun orang pinggiran namun informasi dapat diperoleh baik melalui koran, media online, ataupun ota-ota di lapau

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kumis Vs Jenggot atau Klimis Vs Jenggot?

14 November 2013   22:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:09 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 18 Desember 2013 mendatang akan dilaksanakan putaran kedua pemilihan walikota Padang periode 2014-2019. Sudah diperpanjang satu minggu dari rencana awal sebagai antisipasi gugatan yang diajukan pasangan calon Michael El Qudsi – Januardi Sumka (nomor urut 2) yang sudah diajukan ke Makhamah Konstitusi (MK). Bagi warga kota Padang berarti akan ada tambahan hari yang diliburkan setelah libur tanggal 30 Oktober 2013 lalu. Yang datang ke TPS pada putaran pertama diklaim KPU Padang sebanyak 57 % meningkat 2 % dari pemilihan 5 tahun lalu.

Berbagai taktik dan strategi mulai dijalankan oleh kedua pasangan yang lolos ke putaran kedua yaitu pasangan Mahyeldi-Emzalmi (nomor urut 10) yang pada putaran pertama memperoleh 29,45 % dengan pasangan Desri Ayunda- James Hellyward (nomor urut 3) yang pada putaran pertama memperoleh 19,11 %. Incost lembaga survey di Sumbar dalam harian Singgalang tanggal 25 Oktober 2013 (seminggu sebelum hari pencoblosan) menyampaikan hasil survey dimana jika pilkada dilaksanakan pada masa survey 19-22 Oktober 2013 akan berlangsung dua putaran karena pasangan Mahyeldi_Emzalmi (nomor urut 10) memperoleh suara 29,03 % dan tidak memenuhi syarat untuk langsung satu putaran karena kurang dari 30% plus 1 suara. Dari hasil survey tersebut pasangan Desri Ayunda- James Helliward (nomor urut 3) menduduki tempat keempat dengan perolehan hasil survey 12,5 % jauh dibawah pasangan Emma Yohana – Wahyu IramanaPutra (nomor urut 1) yang memperoleh hasil survey 18,2 % dan pasanganMichael Al Qudsi -Januardi Sumka (nomor urut 2) dengan hasil survey 17,7 %. Dan beberapa survey yang dilakukan oleh lembaga survey yang berbeda selalu menempatkan pasangan nomor 10 dan pasangan nomor urut 2 atau nomor urut 1 sehingga diprediksi yang masuk putaran kedua adalah pasangan ini. Fenomena pasangan Desri Ayunda – James Hellyward yang dianggap sebagai kuda hitam dapat menjungkalkan prediksi para pengamat politik kota Padang. Diperkirakan aksi panggung Desri Ayunda lah yang mampu menarik swing voters untuk mengalihkan pilihan ke nomor urut 3 karena masih ada 55 % pemilih yang berniat mengalihkan pilihannya pada hari pencoblosan.

Ada hal yang menarik kalau kita mencoba melihat bagaimana kedua tim sukses berusaha mempengaruhi calon pemilih pilwako putaran kedua terkadang terkesan overacting malah merugikan calon yang mereka dukung. Ada blackcampaign yang sebenarnya tidak ada beredar dimasyarakatyang dibuat barangkali oleh tim sukses tersebut seakan-akan dilakukan oleh tim sukses lain. Agar tim mereka dianggap sebagai pihak yang terzalimi. Namun masyarakat yang lebih cerdas akan cepat membaca hal ini.

Kedua pasangan calon harus berhati-hati baik dalam mengeluarkan pendapat maupun bertindak sebab kalau tidak akan merepotkan bahkan bisa menggerus perolehan suara mereka. Contohnya Mahyeldi sebagai cawako pernah mengkritik Padang TV seakan Padang TV melakukan penekanan kepada masyarakat hanya karena mendengar informasi dari salah seorang anggota Tim Suksesnya dan tidak mendengar sendiri. Akhirnya Mahyeldi minta maaf kepada Padang TV dan masalah dianggap selesai.

James Hellyward sebagai cawawako pasangan nomor urut 3 juga sering melakukan kesalahan. Kesalahan yang cukup fatal karena kekuatiran suatu momen dimanfaatkan oleh pesaing . Masyarakat Kampung Baru dekat kediaman James Hellyward mengadakan acara apel peringatan 1 Muharam 1435 H yang jatuh 5 November 2013. Sebenarnya acara tersebut sudah rutin dilakukan namun masjidnya bergiliran dan tahun sekarang dapat giliran Masjid Al Kausar dekat rumah James Hellyward. Permasalahannya sebagai instruktur acara apel peringatan 1 Muharam 1435 H tersebut adalah wawako yang juga cawako nomor urut 10 Mahyeldi. Sebagai seorang akademisi bahkan sudah profesor seharusnya James Hellyward berlapang hati membiarkan Mahyeldi sebagai inspektur apel peringatan 1 Muharam tersebut kalau bisa malah ikut hadir karena sesungguhnya yang paling siap berbeda pendapat adalah politisi dan akademisi. Sehingga kekuatiran dimanfaatkan untuk sarana kampanye tidak akan mungkin bisa terjadi. James Hellyward lebih mengambil sikap memanggil ketua panitia ke rumahnya dan minta diganti instrukturnya dengan salah seorang anggota dewan DPRD Padang yang hadir di rumahnya. Kriteria untuk inspektur adalah ustadz karena sekaligus memberikan ceramah terkait 1 Muharam 1435 H, tentu saja ditolak oleh ketua panitia karena acara tersebut tidak ada kaitannya dengan pilwako. Akhirnya acara tersebut dibatalkan melalui Lurah dengan alasan keamanan. Namun di masyarakat sudah tersebar isyu acara tersebut dibatalkan oleh James Hellyward. Belum jadi wakil walikota saja sudah menghilangkan syiar Islam begitu komentar masyarakat sekitar Kampung Baru. James Hellyward khabarnya mengundang masyarakat lagi untuk mengklarifikasi masalah tersebut. Entah sudah jadi dilakukan atau tidak penulis tidak dapat informasi lebih lanjut.

Kesalahan fatal James Hellyward lain adalah ketika mengunjungi TPS-TPS di Kecamatan Koto Lalang pada tanggal 30 Oktober 2013 (hari pencoblosan). Di salah satu TPS James Hellyward meninggalkan uang untuk KPPS. Hal ini dilihat oleh saksi Michael El Qudsi- Januardi Sumka dan dilaporkan ke Tim Sukses dan menjadi salah satu materi gugatan pasangan Michael El Qudsi – Januardi Sumka ke MK. Kalau ada bukti –bukti lain dan dianggap memenuhi unsur terstruktur , sistematis dan masif bukan tidak mungkin MK membatalkan kemenangan pasangan Deje (nomor urut tiga) yang sekarang menduduki dua suara terbanyak. Apalagi di MK ada mantan politisi senior partai pendukung pasangan Michael El Qudsi- Januardi Sumka. Jika demikian nanti yang akan bertarung di tanggal 18 Desember 2013 bukan Desri Ayunda – James Hellyward dengan Mahyeldi-Emzalmi atau si Kumis vs si Jenggot namun bisa saja Michael El Qudsi-Januardi Sumka dengan Mahyeldi-Emzalmi atau si Klimis vs si Jenggot. Kalau ini yang terjadi tentu dukungan Fauzi Bahar kepada Desri Ayunda didepan IKP (Ikatan Keluarga Padang) di Jakarta beberapa waktu lalu akan dicabut dan dialihkan ke keponakannya yang pada putaran pertama dulu sudah didukungnya habis-habisan.

Wallaahu Alam Bishawab

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun