Mohon tunggu...
Orang Mars
Orang Mars Mohon Tunggu... -

Indonesia sudah kelebihan orang yang banyak bicara. Jadi, menulislah | A lucid dreamer | An independent author of Fatin Shidqia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Balik Air Mata Fatin Shidqia

12 Mei 2013   17:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41 4999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1367065821204439194

[caption id="attachment_257499" align="aligncenter" width="600" caption="xfactorindonesia/orangmars"][/caption]

Road to Grand Final X Factor Indonesia (XFI) Jumat lalu menyuguhkan pelangi rasa yang lengkap bagi saya dan mungkin juga bagi Fatin Shidqia. Kecewa, sedih, sesal, haru, dan senang. Kecewa karena dipenampilan pertama, Fatin 50% lupa lirik saat membawakan lagu berlirik susah everything at once. Sedih lantaran Fatin meluapkan emosi sesalnya sesaat setelah bernyanyi. Rasa bersalah yang amat sangat dahsyat memaksa kedua kornea matanya basah. Haru bagaimana Rossa, mentor sekaligus 'ibu' nya dikarantina, mengantarkan sebuah pelukan hangat ke atas panggung. Senang karena di penampilan pamungkas, Fatin membayar semua kesalahannya dua kali lipat di lagu Grenade dengan penampilan megah nan emosional.

Di Balik Air Mata Fatin Shidqia

Berangkat dari rumah yang sederhana, tanpa pengalaman bernyanyi, Fatin memecah kerasnya persaingan menuju panggung XFI dengan kesederhanaan. Tak ada seorangpun yang menyangka di dalam raga gadis mungil ini tertanam anugerah. Berlian di pita suaranya yang khas. Fatin hanya butuh 5 menit untuk menjadi fenomenal di babak audisi. Sementara yang lain mungkin butuh belasan tahun hanya untuk bisa 'lebih dikenal'.

Dengan waktu yang demikian singkat, popularitas Fatin terus menanjak hebat. Namun Ini tidak sebanding dengan pertumbuhan mentalnya. Tangis Fatin semalam adalah pantulan yang jelas dari apa yang ia rasakan. Dicintai jutaan orang di dalam dan luar negeri, disayangi ratusan ribu fans fanatiknya, di sebut-sebut sebagai penyanyi bersuara internasional, disejajarkan dengan Brenda Lee, dibanding-bandingkan dengan Rihanna, dijagokan Lenka, membuat George Levendis geleng-geleng kepala, dan segala macam pujian dari kalangan musisi, selebriti, penulis, komedian, magician, rakyat jelata hingga anggota dewan.

Fatin butuh waktu untuk membangun mental atas ekspektasi dan pujian bergunung-gunung yang menggelinding kepadanya. Dan Fatin kemudian lupa lirik di atas panggung yang selalu menunggu pijakan kakinya. Di hadapan Jutaan pasang mata di balik layar kaca yang merindukannya setiap minggu. Fatin lalu menangis. Fatin merasa mengecewakan fans nya, mentor, juri, belum lagi merasa bersalah kepada pihak XFI karena membuat acara ber-rating tinggi ini cacat karena ulahnya. Meskipun yang sebenarnya terjadi, tanpa Fatin, XFI ini justru jadi hampa dengan rating yang mungkin sedang-sedang saja.

Grenade Yang Emosional

Apa yang Fatinistic rasakan saat Fatin kembali membawakan lagu Grenade? Senang, puas,bangga, haru atau bernostalgia seperti Rossa ?

Setelah berduet dengan mentornya, Rossa di lagu Material Girlmilik Madonna, Fatin kembali naik panggung membawakan lagu Grenade yang telah berhasil mengkilapkan sisi berlian suaranya. Fatin tampil begitu emosional. Sisa-sisa airmata di penampilan pertama, berhasil diolah menjadi energi untuk menumpas rasa kecewa yang masih bergelayutan. Semakin lama, suara Fatin semakin serak. Bahkan dipenghujung lagu, warna serak suara Fatin masih kentara di nada yang rendah. Ini sejalan dengan apa yang pernah diucapkan Bebi Romeo minggu lalu. Semakin emosional, Fatin semakin serak. Dan semakin disukai Bebi.

Saya secara pribadi memang melihat dua 'grenade' malam itu. Grenade sebagai lagu dan grenade dalam arti ledakan emosional Fatin. Dhani boleh bilang itu 'play hard'. Bagi saya itu 'penebusan'. Dengan umur yang yang baru 16 tahun dan punya rasa bersalah yang besar, itu justru bagus untuk Fatin. Dan cara Fatin membayar lunas kesalahannya semalam harus diacungi jempol. Artinya dia punya tanggung jawab yang besar pada fans dan semua orang yang tulus mendukung dan mendidiknya. Dan untuk itu, dia tampil all out di lagu Grenade. Itu juga yang membuat Anggun untuk kali pertamanya berdiri saat Fatin bernyanyi. Semua orang emosional, (mungkin) kecuali Dhani.

Bagi sebagian orang yang mengikuti perjalanan Fatin sedari awal audisi sampai sekarang, menyaksikan dan mendengar Fatin membawakan lagu Grenade akan memunculkan dua Fatin yang berbeda. Fatin yang dulu dengan seragam sekolah dan hijab sederhana, teknik vokal seadanya, tidak percaya diri dan malu-malu. Dan Fatin yang sekarang seorang superstar berbalut busana designer ternama, mulai fasih memainkan beberapa teknik vokal dan berani berekspresi di atas panggung. Fatin hanya butuh waktu tiga bulan untuk mengubah kamar mandi sebagai pentas asalnya, menuju riuhnya panggung milik Lenka. Yang dulunya setiap hari ketemu 'Pak De' di kantin, kini berkumpul dengan musisi-musisi hebat dibalik layar X Factor Indonesia.

Semua pencapaian itu tak dibeli dengan uang. Tak dibantu oleh skenario titipan. Fatin sudah menemukan takdirnya sebagai pengemban anugerah dari Tuhan. Dan anugerah memang dititipkan kepada orang-orang yang sederhana dan berlaku apa adanya. Orang-orang seperti Fatin Shidqia.

Follow saya di @OrangMars

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun