[caption id="attachment_323670" align="aligncenter" width="650" caption="ilustrasi : indonesianidol.com"][/caption]
Kontes menyanyi populer Indonesian Idol sudah memasuki musim ke-8 di tahun ini dan mengusung tagline 'A Decade of Dreams'. Jika di Amerika popularitas kontes ini tengah jeblok, dapat dipastikan di Indonesia acara ini akan kembali menjadi primadona di Jumat malam. Dominasi Fremantle dan RCTI untuk urusan kontes-kontesan sepertinya akan terus berlanjut tanpa perlu memikirkan pesaing. Karena selama ini mereka sama sekali belum punya sesuatu yang layak disebut pesaing. Jika di Amerika kontes Idol takluk dari The Voice, di Indonesia malah sebaliknya. The Voice yang disebut-sebut sebagai kontes bernyanyi terbaik saat ini malah tak ada gaungnya. Tahun lalu The Voice tak punya sedikitpun kuku untuk menyaingi X Factor Indonesia. Saya sendiripun hingga saat ini tidak tahu siapa yang menjadi pemenang The Voice Indonesia tahun lalu.
Kembali berbicara tentang Indonesian Idol 8 yang segera memasuki babak spektakuler jumat esok, ada beberapa perubahan yang dilakukan sehingga acara ini kembali terlihat fresh. Mulai dari formasi juri, wild card hingga tata panggung utama yang lebih simple tanpa harus kehilangan kesan megah. Selain itu, jika diamati, 13 peserta yang melaju kebabak utama secara keseluruhan berhasil mengumpulkan nilai rata-rata kualitas yang lebih menjanjikan dibanding edisi-edisi sebelumnya. Indonesian Idol 8 diyakini mampu menyuguhkan persaingan yang jauh lebih ketat meski selalu ada peserta yang punya skill gap dari rekan-rekannya yang lain.
So, siapa saja mereka? Rocker VS Rocker
Secara pribadi awalnya saya mengharapkan Indonesian Idol 8 menjadi rahim lahirnya seorang lady rocker. Namun sayang, kehadiran Tantri sebagai juri ternyata tak menjamin harapan tersebut. Memang Tantri menepati janjinya untuk berburu penyanyi rock. Ini dibuktikan dengan adanya lebih dari 1 kontestan yang berakar dari musik rock. Namun semuanya adalah pria.
1. Virzha [caption id="attachment_323683" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Kontestan yang lolos audisi Medan ini menampilkan gaya khas old school rocker. Cukup mengherankan karena usianya ternyata masih 23 tahun. Gaya serupa yang sesekali kita liat pada aksi panggung Once atau Zian Zigas. Namun dari keluaran suara, Virzha cukup original meski pasti ia punya banyak referensi tokoh-tokoh rock. Satu hal yang paling menonjol dari Virzha adalah 'kesantaiannya' dalam bernyanyi. Virzha terlihat memilih tampil dengan target entertain ketimbang spektakuler. Suara rock Virzha yang enteng dan renyah sepertinya akan memiliki domain yang lebih luas ditelinga pemirsa di rumah.
2. Husein [caption id="attachment_323684" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Masih dari akar rock, Husein tampil dengan label middle east meski suaranya lebih condong ke genre metal. Vibra suara Husein sangat kental sekali dengan musik bising tersebut. Kehadiran Husein boleh jadi semacam perjudian. Kita tahu bahwa metal adalah genre minoritas di Indonesia. Tapi, disisi lain, Husein bisa jadi meraup banyak perhatian karena membawa gelagat yang lain di panggung Idol. Sesuatu yang selalu disenangi oleh masyarakat kita, yaitu 'something new and something different'.
3. Gio [caption id="attachment_323685" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Dari 3 kontestan rock Indonesian Idol 8, mungkin Gio adalah yang paling 'biasa' meski karakter suaranya jauh lebih gahar dari Virzha. Sayangnya suara rock seperti Gio sudah amat sangat banyak. Tapi satu hal yang mungkin akan menolongnya adalah stage act yang keren dan ke-pede-annya yg meluap-luap.
Diva VS Diva
Bukan Indonesian Idol namanya jika tak ada benih-benih diva dalam jajaran pesertanya. Dari dulu, Indonesian Idol selalu menjaring penyanyi dengan tipe ini. Lalu siapakah yang akan bersaing dikategori ini? 1. Yunita [caption id="attachment_323686" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Saya menempatkan Yunita diurutan pertama sebagai jagoan. Banyak hal yang saya sangat sukai dari Yunita. Antara lain ke-fasihannya dalam bernyanyi, tidak over heat namun punya titik ledak. Yunita tampil cukup original meski terkadang sedikit mengingatkan kita pada diva-diva dunia. Yunita bukanlah tipe penyanyi yang terlalu banyak mengandalkan liukan-liukan spektakuler atau magic voice yang bikin orang terkagum-kagum. Yunita lebih kepada menyatu dengan alur lagu yang dinyanyikannya. Dengan demikian, nyanyian Yunita tak hanya masuk ketelinga tapi juga ke dalam hati.
2. Eza [caption id="attachment_323687" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Satu kata untuk Eza adalah, keren. Eza merupakan salah satu kontestan yang paling original dari suara dan cara bernyanyi. Secara karakter vokal, Eza juga punya signature suara serak meski belum termasuk unik. Eza tidak hanya jadi pesaing yang amat sangat 'berbahaya' bagi kelompok diva tapi juga ketegori pop bahkan pria-pria rocker. Karena Eza memang bisa masuk disemua kategori sekaligus.
3. Dewi [caption id="attachment_323688" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Saingan kategori diva datang dari kontestan berumur 16 tahun yang sepertinya memang terlahir untuk jadi penyanyi sekelas diva. Dewi punya kelebihan pada power yang stabil dan anti fals. Melihat bagaimana ia bernyanyi, inilah sepertinya talenta muda yang akan terus menuai pujian para juri.
4. Nowela [caption id="attachment_323689" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Seperti Eza, Nowela juga memiliki warna suara yang sedikit berbeda dari pesaingnya. Nowela dipastikan akan memberi perlawanan ketat untuk perang diva ini. Nowela adalah kontestan berdarah Papua, berwajah manis namun dengan suara yang gahar. Saya setuju jika suara dan cara bernyanyi Nowela mengingatkan kita pada alumnus X Factor Indonesia Novita Dewi. Saya berandai-andai jika saja dulu Novita Dewi memilih untuk mengikuti Indonesian Idol tahun ini, juri pasti akan sangat bingung untuk memilih satu diantara mereka. Nowela punya peluang untuk bertahan lama atau paling tidak mampu menyamai prestasi Novita Dewi.
Pop VS Pop
Setelah Rocker dan Diva, kita akan menemukan persaingan dari genre pop. Beberapa kontestan memiliki kemampuan yang mumpuni di genre yang paling disukai orang Indonesia.
1. Sarah [caption id="attachment_323690" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol"][/caption]
Untuk kategori pop, saya harus menempatkan Sarah diurutan paling atas. Sarah sejatinya adalah produk 'impact' dari Fatin yang kini menjadi pelopor penyanyi berhijab yang terbukti mampu menaklukan industri musik. Mengkaji sisi musikalitas, Sarah masih satu jurusan dengan Fatin yaitu genre pop dan RnB. Hal yang membedakan mereka adalah karakter suara dan teknik, meski keduanya sama-sama memiliki caranya bernyanyi ala 'bule' yang kental. Selain itu Sarah juga memiliki kemampuan teknik yang cukup untuk menopang setiap performanya.
2. Ubay [caption id="attachment_323691" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Saingan untuk aliran pop juga datang dari Ubay. Pemuda ini datang ke panggung Indonesian Idol dengan spesifikasi yang lumayan tinggi. Tampan, menguasai alat musik dan bernyanyi dengan sangat baik. Ubay boleh dibilang bintang pop laki-laki impian para gadis remaja. Ubay memenuhi segala kriteria untuk menyandang gelar juara Indonesian Idol 8 meski semua itu tergantung bagaimana reaksi para pesaing, konsistensi dan menghindari kebosanan pemirsa sebagai voters.
3. Windy [caption id="attachment_323692" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Yang menonjol dari Windy adalah tampilan fisiknya dari atas sampai bawah. Sedangkan dari kemampuan vokal, Windy berada justru paling bawah bersama Ryan. Namun jelas dia lebih baik dari Syahrini. Posisi Windy bisa jadi agak rawan karena masyarakat penggemar kontes menyanyi saat ini sudah mulai 'melek' dan objektif. Tapi bagaimanapun juga, Windy punya banyak opsi lain untuk membuat penampilannya lebih menggigit. Menyayikan lagu-lagu pop riang atau centil mungkin bisa menjadi 'sesuatu' jika Windy yang menyanyikannya.
4. Ryan [caption id="attachment_323693" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Jujur saja, saya agak kaget mendapati Ryan ada dibarisan 15 besar Indonesian Idol 8. Tapi paling tidak, dari segi tampang, Ubay jadi punya pesaing. Ryan nemiliki musikalitas yang biasa-biasa saja. Belum terlihat sesuatu yang lebih jika dibandingkan dengan kontestan lain. Tapi sama seperti Windy, Ryan bisa saja menemukan cara lain agar kelak kita bisa mengakui kelayakannya di top 13.
Jazz VS Jazz
Untuk kategori jazz, kali ini ada dua nama yang akan menjadi sorotan. Ini termasuk sesuatu yang baru dari Indonesian Idol 8.
1. Miranti
Soul Jazz-nya Miranti terdengar lebih soft dibanding karakter-karakter Jazz yang pernah muncul di Indonesian Idol atau X Factor. Mungkin juga agak sedikit nge-pop. Namun jazz ala Miranti ini malah bagus untuk mengedukasi selera masyarakat musik Indonesia, bahwa lagu-lagu jazz tak harus terdengar asing ditelinga yang konsumtif pop. Selain cantik, Miranti punya aura tersendiri yang bisa membuat orang untuk perlahan-lahan menyukainya.
2. Yuka [caption id="attachment_323695" align="aligncenter" width="267" caption="foto : indonesianidol.com"][/caption]
Yuka adalah sosok yang selalu ada di kompetisi bernyanyi manapun. Kehadirannya tidak lagi menjadi sesuatu yang baru. Orang-orang akan langsung membandingkannya dengan Shena. Selain bentuk fisik yang hampir sama, Yuka juga mengusung gaya jazz yang sama dengan Shena. Saya yakin Yuka juga sama baiknya dengan Shena jika menyanyikan lagu pop. Dan itu pulalah jalan untuk bertahan lebih lama di Indonesian Idol. Yuka harus menahan ego jazz-nya untuk sesekali bermain luar zona nyaman. Yuka beruntung karena Shena sudah memberikan 'rumus' itu di X Factor.
Secara keseluruhan, kontestan Indonesian Idol 8 punya materi vokal yang sangat baik. Mungkin ini akan menjadi best edition sepanjang kontes ini digelar. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat yang memilih. Pilihan yang utama adalah berdasarkan selera, kemudian teknik, karakter dan attitude. Beruntung, dengan kualitas para kontestan tahun ini, sepertinya masyarakat 'nggak perlu pinter-pinter amat' untuk menentukan kemana vote akan mengalir. Karena masing-masing mereka sangat layak, cukup layak dan mungkin bisa layak untuk dipilih.
@OrangMars
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H