Mohon tunggu...
Orang Mars
Orang Mars Mohon Tunggu... -

Indonesia sudah kelebihan orang yang banyak bicara. Jadi, menulislah | A lucid dreamer | An independent author of Fatin Shidqia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fatin, Akankah Go Internasional?

19 September 2014   21:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:12 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_360151" align="aligncenter" width="333" caption="foto : kapanlagi.com"][/caption]

Kehadiran Yuna Zarai di ranah industri musik Amerika --sebetulnya-- adalah tanda bahwa Negeri Paman Sam sebagai trendsetter musik dunia, bukannya tak tertembus oleh musisi asal asia khususnya Asia Tenggara. Lebih sempit lagi, Yuna musisi Malaysia adalah popstar berhijab yang sudah jelas asing bagi dunia showbiz Amerika yang cenderung seksi dan 'nakal'. Meskipun belum bisa dikategorikan sebagai penyanyi papan atas dunia, paling tidak Yuna sudah membuktikan bahwa hakikat musik belum berubah. Bakat, kemampuan termasuk suara, tetap menjadi alasan pertama kenapa orang akan mendengarkan kita.

Lebih dekat lagi, kita pasti tahu bagaimana Agnes Monica berjuang demi karir internasional-nya. Jika bakat Yuna dijemput langsung oleh produser Amerika, maka Agnes tak beruntung dan harus menjajakan sendiri talentanya ke seberang sana. Di sini lain Agnes boleh punya wajah cantik dan tubuh yang seksi. Agnes pun memilih untuk melebur dengan 'budaya' musisi pop dunia yang cenderung tampil hot. Tapi sayangnya Agnes mungkin luput dari faktor X. Sebuah alasan antah berantah yang membuat kariernya tak kunjung punya gaung di luar sana.

Lalu bagaimana dengan Fatin yang disebut-sebut sebagai 'mine' dari faktor X tersebut? Dan apakah Fatin akan go internasional?

Secara popularitas nama Fatin mungkin sudah lebih dahulu menembus batas benua. Namun di sisi karier, popstar peraih 5 piala AMI 2014 itu masih berkutat di Indonesia, Malaysia dan Singapura. Sebenarnya langkah Fatin untuk mendunia terbuka lebar setelah beberapa kali mendapat tawaran dari musisi-musisi dunia. Sebut saja Paula Abdul yang 'ngebet' meminang Jawara X Factor Indonesia itu untuk sebuah project duet. Atau Louis Walsh yang siap sedia menanti Fatin di studionya di Inggris. Belum lagi Boyband asal Australia The Collective yang punya cita-cita merilis single duet dengan Fatin di Australia. Lalu apa kendala Fatin?

Mungkin problem Fatin akan serupa dengan Yuna yang sama-sama berhijab. Bedanya, Fatin lebih memilih hijab yang mendekati syar'i ketimbang Yuna yang jauh lebih fleksibel dan mengikuti trend. Alhasil, jika tanah tujuannya adalah Amerika, satu-satunya yang akan dijual Fatin adalah anugerah X Factor yang tertanam dalam suara dan dari cara dia bernyanyi.

Hingga kini saya pribadi masih percaya bahwa mayoritas penikmat musik di dunia punya pemikiran yang lebih adil ketimbang orang Indonesia sendiri yang masih mementingkan tampang dan tampilan di atas bakat. Bahkan, Fatin pun sempat diragukan sejumlah musisi dalam negeri akan sepak terjangnya di industri musik lokal hanya karena dia berhijab. Tapi apa? Pada kenyataannya karier Fatin terus menanjak menuju titik yang bahkan belum bisa diprediksikan batasnya.

Meskipun tak ngotot untuk go internasional, Fatin sudah seharusnya bersiap diri. Kesempatan itu bisa datang kapan saja. Skill dan mental harus terus diasah jika saja suatu saat popstar kebanggaan Fatinistic ini harus meninggalkan Tanah Air untuk menjemput cita-cita yang lebih besar.

Nah, sekarang apa saja yang dibutuhkan Fatin sebagai bekal go internasional?

1. Kepercayaan Diri Tingkat Tinggi

Saya masih ingat saat audisi, Fatin sedikit kurang percaya diri lantaran menjadi peserta yang --saat itu satu-satunya -- memakai hijab. Jika pentas Fatin nanti adalah dunia, maka sikap tidak pede ini harus disingkirkan jauh-jauh. Saya yakin sekali Fatin yang sekarang adalah Fatin yang 'cuek' akan sesuatu yang beda, bila sesuatu itu tidak salah. Fatin justru bisa jadi duta hijab dunia yang menempuh jalan di mana hijab adalah sesuatu yang dipandang asing. Idealnya Fatin menjadi sosok yang terkenal di dunia dan juga punya nama di hari nanti sebagai muslimah yang teguh menjaga aurat.

2. Mengenal Kemampuan Diri

Fatin adalah satu-satunya orang yang paling tahu bagaimana cara ia akan mendunia. Meski kini Fatin telah memilih jalur pop sebagai titian, tak ada salahnya untuk lebih mengenal kemampuan diri yang sesungguhnya yang mungkin akan lebih maksimal di genre lain. Misalnya blues seperti yang dilihat oleh musisi Ahmad Dhani.

Yang tak kalah penting adalah memaksimalkan faktor X dalam dirinya. Selama ini penampilan Fatin cenderung naik turun. Ada saat-saat di mana Fatin tampil luar biasa memukau dan ada saatnya tidak terlalu spesial. Salah satu penampilan terbaiknya adalah saat menyanyikan lagu 'Well Well Well' (light blues) atau 'Irrelevant' (pop ballad) di mana Fatin sempat menuai pujian dari penyanyi aslinya di twitter. Jika Fatin benar akan go internasional, DNA lagu-lagunya harus mendekati dua lagu di atas. Kita harus ingat bahwa kesan pertama itu sangat menentukan. Jadi Fatin harus memulai karier internasionalnya dengan tahap perkenalan yang sempurna.

3. Menguasai Alat Musik dan Mencipta Lagu

Saya tidak akan bosan-bosannya mengingatkan Fatin akan pentingnya menguasai alat musik (dalam hal ini piano). Yuna Zarai yang suskes memikat produser sekelas Pharrell Williams tentu tak hanya dari suaranya yang manis, tapi juga bakat memainkan alat musik dan mencipta lagu. Untuk melirik karier internasional, memiliki skill ini adalah faktor yang sangat amat penting. Dan saya yakin Fatin (juga) sudah diberikan Tuhan seperangkat bakat seperti ini. Tinggal bagaimana Fatin bisa menekuninya saja.

4. Kerja Keras

Fatin boleh saja punya mutiara X Factor yang berkilauan. Tapi tanpa kerja keras, semua itu hanya akan gelap dan sia-sia. Industri musik Amerika maupun dunia bukanlah samudra tak bergelombang yang mudah ditempuh dan ditaklukan. Butuh kerja keras level super bagi Fatin, produser dan manajemennya kelak untuk mendapatkan 'jatah kue' dari penikmat musik global.

5. Dukungan 'Super' dari Fans

Untuk urusan yang ini rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sejauh ini Fatinistic sebagai generator karir Fatin, sukses menjadi sumber energi tak berbatas bagi sang Idola. Fatin sungguh amat beruntung punya fans yang loyal dan siap bergerilya menembus batas dunia, demi cita-cita yang sama; Fatin go internasional.

------------

Namun apapun itu. Go internasional bukanlah suatu target keharusan. Para fans juga sebaiknya menjaga antusias ditingkat yang wajar. Kita boleh bersiap-siap dan bercita-cita tapi tidak untuk congkak dan jumawa. Fatin adalah pemberian Tuhan. Dan DIA-lah yang berhak menentukan kemana kaki-kaki sang diva akan melangkah. Go internasional atau tidak, yang pasti kita dan semua orang Indonesia tahu bahwa anugerah itu ada. Dan sekarang anugerah itu tengah bersemayam di dalam diri seorang Fatin Shidqia.

@OrangMars

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun