Mohon tunggu...
Yohanes Anjaya
Yohanes Anjaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

"Everyone Can Do It"

23 Oktober 2017   23:07 Diperbarui: 23 Oktober 2017   23:28 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai semua pembaca setia artikel saya , hari ini saya kembali dengan topic yang berbeda dari sebelumnya  , seperti biasa masih dalam berlingkup biologi ya. Topic nya adalah " sejauh mana saya setuju bahwa sesungguhnya seorang yang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik  seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari marathon dengan cepat". Sebelum masuk kesana ada baiknya kita mengetahu dahulu mengapa manusia bisa berjalan ataupun berlari. Manusia memiliki sistem gerak, salah satunya adalah anggota gerak bawah . Untuk anggota gerak bawah tentunya merupakan rangka penyusun kaki kanan dan kaki kiri yang terdiri dari :* _2 tulang selangka
* _2 tempurung lutut
* _2 tulang betis
* _2 tulang kering
* _14 tulang pergelangan kaki
* _10 tulang telapak kaki
* _28 tulang kaki jari
Dan kita semua tau jika fungsi utama dari kaki itu sendiri adalah untuk berjalan ataupun berlari. Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahap nya adalah tahap topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery. Tahap Topang (support phase), pada tahap ini bertujuan untuk memperkecil penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki (ballfoot). Tahap melayang (flying phase), pada tahap ini bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dan ke atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah).

Kembali ke topic utama adalah " sejauh mana saya setuju bahwa sesungguhnya seorang yang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik  seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari marathon dengan cepat." Disini posisi saya sebagi orang biasa karena saya tidak berpengalaman dalam hal marathon dan sejenisnya. Sehingga saya berkonsultasi kepada saudara saya yang merupakan pelari marathon professional . Jadi pada dasarnya semua manusia bisa berlari ,pengecualian untuk yang memiliki cacat fisik.

Bagaimana dengan lari marathon , lari marathon pada dasarnya sama saja dengan berlari seperti biasa namun marathon sendiri adalah ajang lomba untuk berlari dengan jarak yang telah ditentukan. Permasalahanya adalah apakah seorang seperti saya dan kebanyakan orang yang merupakan orang biasa memiiki potensi yang sama seperti dengan atlit marathon ataupun pelari marathon professional. Jawabnya adalah  IYA, kok bisa? Mungkin banyak dari kalian yang bertanya serupa , mari kita ulas jawabnya

Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu perlombaan marathon pada dasarnya bisa di bagi menjadi dua bagian  yaitu Mental dan Fisik. Kita mulai bahas dari yang Mental. Niat, tekad, keberanian, semangat, optimisme merupakan contoh dari mental. Mental setiap orang jelas berbeda beda dan dari sini mengapa mental sebagai salah satu faktor suatu orang untuk menyelesaikan perlombaan marathon . 

Bagi sebagian orang yang seperti saya jika melihat suatu track atau lintasan yang panjangnya sampai 43 Km dan harus saya selesaikan , sangat bisa di simpulkan jika kejadian tersebut akan menciutkan mental saya sehingga untuk menyelesaikan track atau lintasan tersebut bagi saya merupakan hal yang sangat sulit . Beda cerita bagi seorang atlit marathon ataupun pelari professional yang mentalnya sudah terbentuk kuat karena lari sudah merupakan makanan sehari hari. Mereka akan dengan mudah nenyelesaikan track atau lintasan tersebut karena sudah suatu kebiasan. 

Nah mungkinkah orang yang notabenya seperti saya bisa menyelesaikan track atau lintasan dengan mudah seperti atlit marathon ataupun pelari professional . Jawabanya sangat mungkin , mengapa? Karena ketidakkeberanian kita , kurangnya niat kita, tekad kita , semangat kita, dan optimism kita merupakan hal-hal yang mempengaruhi jatuhnya mental kita , namun bukan berarti  mental kita akan selalu jatuh . Mental kita bisa dipacu agar bisa bangkit dengan cara posisikan diri untuk tidak takut pada kegagalan, percaya diri dan lain-lain. Dengan itu orang yang seperti saya akan bisa menyelesaikan track atau lintasan tersebut dengan mudah.

Fisik , kita semua tau jika fisik setiap manusia berbeda beda . Fisik manusia sendiri di bagi menjadi dua fisik tubuh dan fisik kemampuan atau kekuatan. Pada dasarnya rata rata orang yang memiliki fisik tubuh yang normal akan dengan mudah menyelesaikan track atau lintasan apalagi di tunjang dengan mental yang kuat dan fisik yang kuat.

Untuk sebagian orang yang mungkin tidak memiliki fisik tubuh yang tidak normal ( cacat) akan lebih sulit untuk melakukanya tapi tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang memiliki fisik tubuh yang tidak normal untuk bisa menyelasikan track ataupun lintasan kemebali lagi karena mental. Fisik kemampuan atau kekuatan sama seperti sebelum sebelumnya , tiap manusia berbeda beda. Kemampuan fisik orang normal pertama kali mengikuti perlombaan marathon pasti sangat berbeda dengan atlit marathon ataupun orang yang sudah pernah mengikuti 2 kali atau lebih perlombaan marathon . 

Mengapa karena seseorang yang sudah pernah melakukan hal yang sama untuk kedua kali atau lebih akan lebih berpengalaman dari sebelumnya. Hal itu serupa dengan metabolism tubuh seseorang yang baru pertama kali mengikuti perlombaan marathon dengan atlit marathon ataupun orang yang sudah pernah mengikuti 2 kali atau lebih perlombaan marathon.

Kapasitas VO2Max pada paru paru manusia berbeda beda. Apa itu VO2Max? VO2Max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam milliliter/menit/kg berat badan. Cepat atau lambatnya kelelahan seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas tubuh atlet. Kapasitas pergerakkan tubuh menunjukkan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max) . 

Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan.Semakin banyak oksigen yang diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja. VO2max diukur dalam banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min) . Tentu, semakin tinggi VO2max seorang atlet maka juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang tinggi. 

Mengapa bisa berbeda beda  karena berbedaan  seseorang dalam melakukan kegiatan sehari hari terutama dengan memacu paru paru. Jika di bandingkan saya sebagai seorang pelajar yang kegiatan sehari hari tidak terlaliu memacu paru paru dan Cristiano Ronaldo sebagai atlit sepak bola yang kegiatan sehari harinya memacu paru paru jelas sangat bisa di bedakan kapasitas VO2Max yang di miliki oleh Christiano Ronaldo lebih besar dari pada yang saya miliki begitu pula denga kadar kekuatan otot kaki setiap orang juga berbeda beda.

Menurut Direktur Slim Health, Sports Therapy Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta, dokter Michael Triangto, kekuatan betis terletak pada otot gastrocnemius (bagian belakang yang membesar). Betis yang kuat bercirikan gastrocnemius yang besar. Gastrocnemius ini diperlukan untuk mendukung fungsi-fungsi betis, yakni mengangkat tumit, melompat, memperkuat kaki agar tidak mudah capek, dan berjalan ataupun berlari.  

"Karena massa otot lebih banyak di situ (gastrocnemius), bagi yang menginginkan kekuatan otot betis, harus melatih gastrocnemius-nya menjadi lebih besar," kata spesialis kedokteran olahraga ini. Namun, untuk melatih gastrocnemius, kita juga harus meminta bantuan kepada otot soleus, dari bagian bawah hingga sedikit di atas tumit. Tanpa peran serta soleus, tumit tak akan terangkat dan latihan kekencangan betis tak akan sukses". Bisa dilihat rata rata atlit memiliki betis yang kekar, berbentuk dan keras jika di bandingkan dengan saya yang seorang pelajar tidak memiliki betis yang berbentuk ataupun kuat seperti atlit atlit pada umumnya

Semua faktor fisik yang ada akan saya ringkas dalam point point yang akan saya tulis di bawah ini
* -VO2Max setiap manusia. berbeda beda , ada yang tinggi(biasanya atlit) dan ada yang rendah(orang biasa)
* -Kadar kekuatan otot kaki setiap manusia berbeda beda , ada yang kuat (biasanya atlit) dan ada yang lemah (orang biasa)
* -Metabolisme setiap manusia berbeda beda
* -Kemampuan fisik setiap manusia berbeda-beda

Inti dari topic essay ini adalah saya selaku penulis setuju akan sesungguhnya seorang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik seperti kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari marathon dengan cepat.Dari keempat point yang saya tuliskan di atas semuanya yang memiliki kapasitas yang lebih tinggi adalah atlit namun sebenarnya atlit itu sendiri berasal dari orang biasa yang berarti tidak menutup kemungkinan kita yang sebagai orang biasa untuk bisa menjadi seperti mereka ataupun lebih. Dan kembali lagi dari mental kita untuk berlatih ataupun niat kita untuk bisa menjadi seperti mereka (atlit).

Kesimpulanya adalah dari dua dasar untuk kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu perlombaan marathon  adalah  jika dari sisi mental sesorang akan bisa menyelesaikan suatu perlombaan jika mempunyai mental yang kuat namun bukan berarti akan secepat seseorang yang memiliki mental dan fisik yang mendukung atau kuat hal itu sebaliknya juga terjadi jika kita hanya punya fisik yang kuat namun tidak di mentalnya. Untuk mudahnya mental adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu perlombaan marathon bukan kemampuan untuk menyamai kecepatan atlit marathon . 

Namun atlit marathon sendiri pasti memiliki mental dan fisik yang sama sama baiknya. Rata rata atlit marathon sanggup menempuh 42 Km dalam rentan waktu 2 jam sampai 2,5 jam sedanngkan orang biasa atau umum rata rata dengan rentan waktu 4 sampai 7 jam . Dari sini mengapa saya bisa setuju jika orang biasa memiliki potensi yang sama seperti atlit marathon , karena semua itu bisa dilatih dan kita semua tau jika atlit juga berasal dari orang biasa namun dia berlatih sehingga menjadi atlit dan tidak menutup kemungkinan kita untuk bisa menjadi mereka karena kita memiliki potensi dasar yang sama sebagai manusia , tergantung dari bagaimana cara kita untuk memprosesnya sabagaimana menjadi bisa.

Sekian dari artikel saya semoga bisa menambah wawasan dari pembaca pembaca laman saya di Kompasiana . Terima kasih

Sangat berterima kasih untuk Feriawan Sutikno selaku narasumber saya ,dan juga atlet marathon professional
Bagi yang ingin melihat profilnya : https://www.instagram.com/feriawan168/

Sumber refrensi
http://www.sekolahsepakbola.com/mengenal-vo2max
https://gaya.tempo.co/read/477973/agar-seindah-betis-beckham
https://id.wikipedia.org/wiki/Maraton
http://www.gudangbiologi.com/2015/06/materi-sistem-gerak-pada-manusia.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun