Mohon tunggu...
Harun Anwar
Harun Anwar Mohon Tunggu... Desainer - Menulis sampai selesai

Lelaki sederhana yang masih ingin tetap tampan sampai seribu tahun lagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Inspirasi dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia

1 Mei 2021   05:24 Diperbarui: 1 Mei 2021   05:25 5276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

STIE Port Numbay. Bukan kampus elit nasional. Di kota Jayapura bahkan ia masih berada di bawah nama kampus lainnya. Ia tidak lanjut magister seperti menteri-menteri Jokowi lainnya. Dalam hal keluarga pun sudah disebutkan di awal-awal bahwa orang tuanya hanya orang biasa. Ibu yang tukang cuci dan ayah kuli bangunan.
       
Cerita tentang bagaimana ia bisa melakukan loncatan di belantara ibu kota itulah yang harusnya jadi fokus. Tentang bagaimana ia sampai berani datang ke Jakarta memulai bisnisnya tanpa punya latar belakang kedekatan dengan kota Jakarta semisal masa sekolah dan pengalaman kerja sebelumnya. 

Tentang bagaimana ia bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan yang jauh dari tempat asalnya, tentang bagaimana ia bisa memperlihatkan kepada orang banyak bahwa ia yang dari timur juga mampu melakukan kerja-kerja ibu kota. 

Juga tentang bagaimana ia mengembangkan sebuah bendera bisnis di ibukota yang sibuk dan ribut hingga jadi pengusaha yang cukup tajir. Sesuatu yang hanya sedikit sekali orang di timur Indonesia berani lakukan. 

Dengan keterbatasan-keterbatasan tadi ia mampu bicara hingga panggung nasional. Ia punya daya tarik, ia gesit, tak suka berleha-leha. Itu yang ditangkap Jokowi hingga berani berjudi memercayakan urusan investasi ratusan triliun ke tangan orang timur ini.
       
Kemunculan Bahlil di peta pemerintahan pusat seakan jadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar apakah orang timur bisa berkarier sukses di Jakarta. Juga sekaligus menghapus ketakutan anak-anak Indonesia timur yang coba masuk ke Jakarta mencari peruntungan. Bahlil jadi motivasi.
           
Bahlil sungguh hanyalah orang biasa-biasa. Malah lebih biasa dari presiden Jokowi yang pernah jadi penjual mebel. Ia berasal dari Sulawesi Tenggara, propinsi yang masih kalah maju dari Sulsel. Namun kecintaan pada tanah asal tak pernah memudar. Seperti di satu hari pada tahun 1999 saat ia pulang dari Jakarta seusai sebuah kegiatan mahasiswa nasional di mana ia merupakan ketua senat di kampusnya waktu itu. Perjalanan menggunakan kapal Rinjani menuju Jayapura yang singgah di pelabuhan Baubau. Ia turun ke mencari perbekalan makanan di pelabuhan Baubau, sekaligus menginjakkan kedua kakinya sembari melakukan "batata" bahwa ia sudah datang singgah. Akunya setahun lalu saat jamuan makan malam di rumah dinas walikota Baubau dalam kunjungan bersama gubernur Sulawesi tenggara Ali Mazi.
       
Bahlil masih muda. Jalan karier masih panjang. Secara usia saat dilantik jadi kepala BKPM ia masih lebih muda dari usia presiden Jokowi saat dilantik jadi walikota Surakarta. Kita berharap yang terbaik dari kerja-kerjanya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun