Mohon tunggu...
Harun Anwar
Harun Anwar Mohon Tunggu... Desainer - Menulis sampai selesai

Lelaki sederhana yang masih ingin tetap tampan sampai seribu tahun lagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Seusai Penusukan Menkopolhukam: Carilah Pasangan yang Juga Bijak Bermedia Sosial

12 Oktober 2019   07:12 Diperbarui: 12 Oktober 2019   07:36 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu pepatah tua yang populer di kalangan orang-orang. Tentang rumah tangga yang kuat, tentang pencapaian besar seorang suami, juga ketegaran istri. Bunyi pepatah itu kurang lebih begini: "Di balik sukses besar seorang suami, ada peran istri yang hebat." Semua itu ada benarnya. 

Tidak mungkin suami bisa sukses besar jika istrinya tidak menopang di belakang. Di banyak waktu, istri akan hadir memberi apa yang bisa diberi pada suaminya. 

Semangat, cinta, kekuatan, nasihat, saran, tenaga, pikiran dan banyak lagi. Istri kerap kali melepas kepentingan dirinya sendiri asal urusan suami bisa selesai, itu juga nilai yang baik dalam rumah tangga, tentu saja.
           
Di kota Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara, hal yang lain terjadi. Setelah insiden penusukan yang dialami Menkopolhukam, Wiranto, Kamis lalu, banyak ucapan belasungkawa datang silih berganti menghiasi kamar perawatan mantan panglima ABRI itu. Dari masyarakat biasa hingga presiden turut mengucapkan doa keselamatan untuknya. Wajar saja memang, toh ia adalah tokoh pemerintah yang cukup punya nama besar. 

Tapi tak semua orang akan baik-baik saja terhadap satu peristiwa. Entah itu peristiwa musibah atau peristiwa bahagia, tetap saja ada yang berkomentar menyimpang. 

Kita bisa melihat bagaimana media ramai-ramai memberitakan penikaman Wiranto, yang mana pada selang waktu yang begitu dekat pemberitaan perihal pihak yang berkomentar negatif juga naik menghiasi halaman-halaman media. Ada saja kontradiksi di lapangan.

Kemarin, kita dikagetkan lagi dengan berita pencopotan anggota TNI akibat komentar miring istri di media sosial menanggapi peristiwa penikaman Wiranto. Paling menyita perhatian adalah masalah Hendi Suhendi, Dandim Kendari. Ia dicopot dari jabatannya dan dikenakan hukuman militer gara-gara ulah sang istri di dalam bermedia sosial. 

Sebagaimana diketahui bahwa istri dari prajurit berpangkat kolonel ini telah membuat postingan negatif perihal insiden penusukan Menkopolhukam Wiranto. Akibatnya, Kolonel Hendi pun dikenai hukuman disiplin militer dan akan menjadi penahanan. Di sisi lain, sang istri yang adalah pelaku diduga telah melakukan pelanggaran UU ITE dan akan menjalani peradilan umum.

Untuk diketahui, istri Kolonel Hendi berinisial IZN ini memosting status berbunyi "Jangan cemen pak,...Kejadianmu tidak sebanding dgn berjuta nyawa yg melayang." Meski tak menyebut nama tetapi status ini memang ditulis bertepatan hari kejadian penikaman Wiranto di Pandeglang.
         
Sial memang bagi Kolonel Hendi. Karier yang susah payahnya dibangun amblas seketika gara-gara istri keliru memosting status fesbuk. Padahal ia baru saja duduk sebagai pimpinan tertinggi di Kodim 1417/Kendari selama kurang dari dua bulan ini. Sebelumnya, lulusan Akmil 1993 ini juga pernah menjabat Atase Pada (Athan) Indonesia di Moskow, Rusia.
           
Apa daya, ia kini mesti menerima konsekuensi. Berada di bawah militer membuatnya wajib mematuhi yang sudah menjadi peraturan. Sang istri tentu tak menyangka semua akan sepanjang ini masalahnya. 

Semula pun barangkali tak ia pikir akan seheboh sekarang status fesbuknya itu. Tapi mau diapa, segalanya telah telanjur terjadi. Kini ia sebagai pesakitan, dihadapkan pada masalah UU ITE, suami pun dicopot.
         
Nahas. Istri yang harusnya menopang hingga puncak justru teledor di perjalanan sampai mengakibatkan suaminya jatuh seketika. Parahnya lagi semua hanya gara-gara status fesbuk, sesuatu yang rasanya terlalu sepele untuk kemudian menjadi sebab sebuah masalah sebesar ini. 

Tapi bagaimana pun juga itulah kenyataannya. Dunia maya bisa menjadi bedil yang membunuh. Meski kadang menjadi palagan untuk menyebarkan kasih dan informasi, tapi masih banyak orang yang justru salah. IZN adalah contoh nyata betapa dunia maya bisa membuat kita terjatuh. Status beberapa kata saja berujung nasib keluarga yang ambruk.

Kasus di atas hanyalah sebutir pelajaran dari sahara pelajaran yang terhampar di dunia nyata kita sehari-hari. Dan pada akhirnya kita menyadari, dunia yang kian modern ini menuntut kehati-hatian tingkat tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun