Mohon tunggu...
KTD Sahate
KTD Sahate Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pertanian urban yang berada ditengah kota bogor

Kelompok tani dewasa Sahate yang berada dikota bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dedikasi Seorang Ketua Rukun Warga yang Dianggap Warga Biasa

27 Juni 2024   01:17 Diperbarui: 27 Juni 2024   01:23 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di sebuah desa kecil yang subur di pinggiran kota, terdapat seorang Ketua Rukun Warga (RW) bernama Pak EL. Sosoknya sederhana, namun tekad dan dedikasinya terhadap warga serta lingkungan sangat luar biasa. Sejak terpilih sebagai Ketua RW, Pak EL telah menunjukkan komitmen tinggi dalam membangun komunitas yang lebih baik dan peduli terhadap lingkungan.

### Pembentukan Kelompok Tani

Salah satu inisiatif terbesarnya adalah pembentukan kelompok tani di desanya. Menyadari potensi pertanian yang besar, Pak EL mengajak warganya untuk bergabung dalam kelompok tani yang ia bentuk. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan warga melalui pertanian yang lebih terorganisir dan modern.

Ia mengadakan pelatihan-pelatihan, mendatangkan ahli pertanian, dan bahkan berupaya mendapatkan bantuan bibit dan pupuk dari pemerintah. Tidak hanya itu, Pak EL juga memperkenalkan teknologi pertanian terbaru untuk meningkatkan hasil panen dan mengurangi beban kerja petani.

### Kepedulian terhadap Lingkungan

Pak EL juga sangat peduli terhadap lingkungan. Ia memimpin gerakan penghijauan dengan menanam pohon di sekitar desa dan mengajak warga untuk menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitarnya. Setiap minggu, ia mengorganisir kegiatan gotong royong untuk membersihkan desa dari sampah dan merawat tanaman yang sudah ditanam.

### Ketidakadilan yang Dihadapi

Namun, meskipun dedikasinya sangat besar, Pak EL sering kali tidak mendapatkan apresiasi yang layak dari warganya. Banyak warga yang masih menganggap remeh usahanya dan merasa bahwa apa yang dilakukan Pak Sugianto hanyalah formalitas belaka. Beberapa bahkan menuduhnya mencari keuntungan pribadi dari inisiatif-inisiatif yang ia jalankan.

Ketika kelompok tani yang dibentuknya berhasil meningkatkan hasil panen, beberapa warga justru menganggap itu sebagai keberuntungan semata, bukan hasil dari kerja keras dan strategi yang diterapkan oleh Pak Sugianto. Kritikan demi kritikan terus mengalir, namun tidak menyurutkan semangatnya.

### Terus Melangkah dengan Semangat

Pak EL memilih untuk tetap berfokus pada tujuan utamanya: kesejahteraan warga dan kelestarian lingkungan. Ia percaya bahwa perubahan besar membutuhkan waktu dan kesabaran. Walaupun tidak dihargai, ia tetap menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi. Baginya, melihat warga desanya hidup lebih baik dan lingkungan yang lebih hijau adalah penghargaan yang sesungguhnya.

Dalam diam, Pak EL berharap suatu hari nanti, warganya akan memahami dan menghargai usaha kerasnya. Ia yakin bahwa apa yang ia tanam saat ini, akan membuahkan hasil yang manis di masa depan. Sosoknya mungkin tidak dihargai sekarang, tetapi dedikasinya akan selalu tercatat dalam sejarah desa tersebut sebagai teladan seorang pemimpin yang sejati.

---

Artikel ini menggambarkan sosok Pak EL yang penuh dedikasi namun kurang dihargai oleh warganya. Harapannya, semoga semakin banyak orang yang bisa mengharga seorang ketua rw

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun