Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaafkan Lahir Batin

29 April 2023   22:07 Diperbarui: 29 April 2023   22:11 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukum sebab akibat senantiasa ada dalam kehdupan manusia tak ada asap kalau tak ada api. Dalam kehidupan sehari-hari senantiasa perilaku kita terkadang membuat orang lain merasa dirugikn baik sengaja atau tidak sengaja. Dari kesalahan kita tersebut orang tersebut akan merasa kecewa dan kadang hingga disimpan sebagai dendam untuk dibalas dilain hari jika ada kesempatan. Minta maaf dan memaafkan saling keterkaitan karena duan-duanya ada faktor sebab akibat. Namun meminta maaf lebih mudah dibanding dengan memaafkan.

Momen lebaran dimanfaatkan banyak umat muslim saling bermaaf-maafan, namun kadang pasca lebaran usai kembali membuat kesalahan kepada orang yang memaafkan tersebut. Padahal dalam kalimat ucapan lebaran tertulis " Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin".  Ada kalimat Maaf Lahir dan Batin yang mengandung dua perilaku yaitu meminta maaf secara lahir dan meminta maaf secara batin, yang akan juga menimbulkan memaafkan secara lahir dan memaafkan secara batin. Jika kedua perilaku minta dan memaafkan dilakukan secara lahir dan batin, niscaya pasca lebaran dihari-hari lain maka tidak akan mengulangi perbuatan yang menimbulkan permintaan maaf.

Saat  ini banyak kita temui begitu mudahnya orang meminta maaf, terlebih diera teknologi modern maraknya media sosial yang kadang tanpa kita sadari konten berupa ucapan, tulisan membuat orang lain tersakiti dan tanpa kita sadari harusnya kita minta maaf, permasalahannya siapa saja yang tersakiti ? kita tidak dapat mengetahuinya karena perilaku ucapan kita secara online dan dilihat, didengar banyak orang. Begitu halnya perilaku kekerasan, koruptor setelah tertangkap begitu entengnya meminta maaf, secara kasat mata permintaan maaf mereka hanya secara lahir saja melalui ucapannya saja. Ini dapat dilihat setelah bebas dari hukuman mereka melakukan perbuatan yang serupa. Hal tersebut dapat diminimalisir jikalau minta maaf dan memaafkan secara lahir dan batin.

Minta maaf dan memaafkan secara lahir

Halal bihalal, silaturrahiim ketetangga, sanak family, teman di hari lebaran adalah wujud minta maaf dan memaafkan secara lahir, fisik, jasmani. Dengan kedatangan mereka berkumpul dan saling mengucapkan maaf-maafan. Hal ini tidak akan mumpuni jika tidak disettai dengan minta maaf dan memaafkan secara batin.

Minta maaf dan memaafkan secara batin

Batin satu kata ada yang memaknai dengan hati, ada kalimat suara batin artinya suara hati. Suara batin/hati penentu seseorang dalam berperilaku. Makanya Rasulullah SAW pernah mengatakan "dalam tubuh manusia ada segumpal darah, jika segumpal darah tersebut bersih maka bersih seluruh tubuh, segumpal darah itu adalah hati" . perkataan tersebut dapat dimaknai bahwa hati besih akan berdampak pada tubuh manusia atau perilaku jasmani manusia.

Dapat disimpulkan minta maaf dan memaafkan lahi dan batin, dimulai dari minta maaf dan memaafkan secara batin, sehingga dari ucapan minta maaf dan memaafkan lisan kita salah satu jasmani akan menimbulkan keikhalasan dengan dampak orang yang minta maaf tidak akan melakukan perbuatan kesalahan serupa dimasa-masa mendatang dalam hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun