Beberapa hari-hari terakhir dunia IT dihebohkan dengan ulah Hacker Bjorka yang mampu membocorkan beberapa data kependudukan dan data-data rahasia lainnya, dalam statementnya yang dimuat diberbagai media massa Bjorka mengatakan : "this is a new era to demonstrate differently....." (ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda).
Perang dunia online memang sudah marak sejak awal reformasi seiring kemajuan teknologi. Beberapa tahun yang lalu kita pernah dengan pasukan Cyber Jasmev dalam tugas mengampanyekan salah satu calon Gubernur diajang pilkada. Dengan kinerja rapi dan masiv melakukan framing melalui media masa dan medsos mereka garap. Tak lama kemudian ada sebutan Busser Rp yang dugaan sementara dibiayai untuk melakukan framing, counter dan pengalihan isu hingga meluncurkan Hoak.
Adapula istilah Influencer yang banyak dilakukan artis atau publik figur guna kepentingan promosi komersial.
Fenomena dunia IT semakin menarik dan perlu diwaspadai ketika menyentuh ranah hukum dan rahasia negara. Hacker, judi online dapat dihambat dan dicegah oleh penegak hukum yang lebih smart dan tentu saja yang terpenting aparat yang jujur dan bersih. Tak akan bisa dicegah sebuah kejahatan jika aparat semacam Sambo masih ada dan dipelihara diinstitusi penegak hukum.
Kenaikan BBM beberapa waktu lalu berdampak demonstrasi dimana-mana, sebuah fenomena yang wajar diera demokrasi akan tetapi demo BBM saat ini tidak disertai dengan dukungan elite politik dengan cara Menangis seperti era-era sebelumnya. Demonstrasi terbuka akan berdampak negatif jika anarkis dan kurang menahan amarah kedua belah pihak.
Belajar dari Hacker Bjorka bahwa apa yang dilakukannya adalah wujud Demonstrasi era baru dengan kemampuannya membuka data-data penting hingga ancaman terbaru akan membuka data Pertamina dari sisi positipnya publik akan mengetahui "jeroan" pertamina sehingga selama ini laporan yang disampaikan ke publik valid bukan liveservices, dan publik akan menjadi percaya atas kebijakan kenaikan BBM karena lasan yang relevan dan jujur apa adanya.
Saya bukannya mendukung ulah jahat Hacker Bjorka akan tetapi mengambil sisi positip dari perilaku Bjorka untuk diterapkan dalam kebaikan. Kalau dahulu ada maling ayam mencuri ditengah malam adalah sebuah kejahatan, dimabil sisi positip oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia dengan melakukan serangan dimalam hari dengan sebutan Gerilya.
Dari pengalaman ulah Bjorka ini dapat diambil sebuah sisi positip yaitu cara berdemo dengan menggunakan kemajuan teknologi serta kehati-hatian pihak-pihak yang berkaitan dengan kebijakan atau proses demokrasi di Indonesia baik pemilu atau pilkada tidak melakukan rekayasa data, sebab ada orang semacam Bjorka yang akan mampu membuka segala bentuk kecurangan.
Jelang pemilu 2024 orang-orang semacam Bjorka akan bermunculan dari setingkat Busser yang gencar melancarkan framing hingga Hacker yang juga gencar hack data-data penting. Walaupun Bjorka mengatakan apa yang dilakukannya wujud demo era modern akan tetapi sisi kejahatan yang dilakukannya tidak boleh dicontoh, namun cara demo modern ala dia diimplementasikan dengan format yang tidak melanggar hukum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H