Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menelaah Alasan Penjajah untuk Acuan Membangun Bangsa

16 Agustus 2022   11:04 Diperbarui: 16 Agustus 2022   12:38 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini marak berbagai kegiatan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 77 tahun. Sedikit kita setback ke masa penjajahan dasar para penjajah ada berbagai macam terrgantung negara mana penjajah tersebut, Portugis, Belanda, Jepang, Inggris, Spanyol akan tetapi salah satu penyebab para negara penjajah betah di Indonesia.

Saat itu adalah rempah-rempah menjadi salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bahkan, pada masa itu rempah khas Indonesia seperti lada, cengkeh, pala, hingga kayu manis memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan emas.

Belanda negara penjajah terlama di Indonesia mengincar produk pertanian di Indonesia, tanah Indonesia yang subur menjadikan target Indonesia mengolah lahan sawah dengan memperkerjakan para petani. 

Selain rempah-rempah penjajah Belanda juga mengolah lahan sawah untuk ditanami tebu, kopi, tembakau dan lain-lain.

Tak heran kalau saat ini masih kita jumpai pabrik gula, jaringan rel lori pengangkut tebu peninggalan Belanda. Tongkat kayu jadi tanaman, gemah ripah loh jinawi adalah sebutan untuk Indonesia yang subur yang juga menjadi daya tarik penjajah melakukan invasi.

Negeri Indonesia adalah negeri Agraris kaya akan berbagai macam tanaman salah satu sumber daya alam yang tak dapat dipandang sebelah mata terlebih saat ini semakin menipisnya lahan pertanian didunia yang berdampak pada tersedianya kebutuhan pangan.

Sayangnya Indonesia negeri Agraris saat ini dilupakan dan terlupakan, semua orang fokus pada industri padahal pada masa-masa tertentu industri banyak kolap karena dampak krisis ekonomi atau pada saat serangan pandemi Covid-19 yang lalu sedangkan pertanian tetap bertahan walau juga terdampak.

Selain tanah subur dibutuhkan Sumber Daya Manusia dibidang pertanian yang mumpuni untuk mengolah lahan tersebut. 

Kebetulan orang-orang Jawa yang mumpuni dalam hal bertani, ini terbukti pada masa penjajahan Belanda orang-orang Jawa digunakan untuk mengolah lahan penjajah. Bahkan ada yang dikirim kenegeri seberang Suriname.

Agraris pernah jadi acuan pemerintah masa Orde Baru dalam membangun bangsa, banyak program pengembangan pertanian dimasa itu. 

Transmigrasi salah satunya dengan mengirim orang-orang Jawa yang piawai dalam bertani keluar Jawa disediakan lahan untuk dikelola. Sehingga pada masa itu swasembada pangan terwujud nyata.

Kemajuan teknologi dan pembangunan modern tidak diiringi dengan peningkatan teknologi modern dibidang pertanian yang menjadi salah satu sebab warga khususnya para anak muda enggan bertani. 

Beda dengan negara-negara maju bertani justeru sebuah profesi yang menjanjikan. Kegagalan panen, hama, dan harga yang fluktuatif cenderung turun saat panen serta harga pupuk mahal juga faktor utama petani untuk kapok bertani.

Dalam artikel terdahulu saya pernah mengatakan bertani adalah solusi terakhir bagi warga Indonesia dalam memenuhi kebutuhannya. Saat PNS, TNI POLRI sudah pensiun, buruh pabrik yang usia tak layak lagi endingnya mereka kembali kesawah untuk bertani.

Kurang maksimalnya dalam mengelola lahan pertanian di Indonesia sebab utama pemerintah masih import kebutuhan pangan untuk warganya. Amat disayangkan negeri yang subur ditentukan sebagai negeri agraris musti harus import.

77 tahun Indonnesia merdeka mustinya sadar alasan penjajah menduduki Indonesia karena pertanian menjadikan tolok ukur menentukan fokus pembangunan bangsa ini. 

Sehingga muncul kesadaran membangun bangsa melalui pertanian yang lebih modern sesuai perkembangan zaman. Hal ini akan terwujud jika ada kebijakan yang realistis dalam melindungi petani seperti membatasi import, mendukung teknologi pertanian dan memprokteksi lahan subur pertanian dari pesatnya inndustri dan perumahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun