Sejarah perjalanan bangsa Indonesia tak luput dari gejolak politik yang disebabkan oleh kondisi ekonomi. Perjuangan mahasiswa dalam menyuarakan rakyat telah lama ada sejak Indonesia merdeka. Pada masa pemerintahan orde lama yang dipimpin presiden pertama RI Soekarno pernah terjadi gerak mahasiswa demo dengan tuntutan yang dikenal pada masa itu dengan Tritura.
Mahasiswa yang tergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), dan kesatuan-kesatuan aksi lainnya (KABI, KASI, KAWI, KAGI) yang tergabung dalam Front Pancasila.
Mereka menuntut tiga hal yang dikenal dengan Tritura yakni: Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) Pembersihan Kabinat Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S, Penurunan harga, Soekarno tak memenuhi tuntutan aksi ini. Ia dan para menterinya menganggap aksi ini hanya berusaha 'Membelokkan jalannya revolusi kita ke kanan'. Demontrasi ini berdampak pada tumbangnya rezim orde lama Soekarno.
Pada masa orde baru dengan Preside Soeharto ada Peristiwa Malari pada 15 Januari 1974 , Ribuan mahasiswa yang dipimpin Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Hariman Siregar, menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah tempat di Jakarta.
Di hadapan rezim Orde Baru, mereka menyatakan sikap menolak masuknya investasi asing yang berpotensi membuka celah korupsi di pemerintahan, serta berdampak buruk bagi lingkungan dan hak asasi manusia.
Pada masa akhir orde baru mahaiswa era itu juga bergerak semakin berani saat mahasiswa menolak terpilihnya Soeharto sebagai presiden untuk ketujuh kalinya dalam Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998.
Kondisi ekonomi yang memburuk membuat mahasiswa mulai berdemonstrasi di luar kampus. Gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang dikenal dengan gerakan reformasi berujung lengsernya Soeharto dan tumbangnya orde baru.