Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlunya Wawasan Makanan Nusantara

8 Mei 2021   20:41 Diperbarui: 8 Mei 2021   21:11 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontong Balap Khas Sidoarjo-dokpri

Beda nama penyebutan makanan tapi bentuk makanan sama ini juga banyak kita jumpai dinusantara ini sebagai contoh orang jawa menyebut Soto Lamongan, Soto Betawi, Soto Madura dan lain-lain berbeda dengan orang Sulawesi menyebutnya Coto Makasar. Akan tetapi perbedaan penyebutan nama makanan tersebut ada kesamaan dari bentuk dan bahan makanan tersebut. Orang jawa menyebutnya kue Pukis, orang Madura dan orang Ambon tak mau menyebutnya sebagai kue Pukis karena dianggap kata-kata kotor. Kue Pukis sebutan orang Jawa orang Ambon menyebutnya kue Keroncong, nama makanan berbeda tapi bentuk dan bahan kue sama.

Mengetahui wawasan makanan Nusantara ini bukan hal sepele namun sebuah pengetahuan untuk melestarikan keanekaragaman budaya serta untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebab NKRI beraneka suku, adat, budaya dan agama. Jangan sampai #BipangAmbawang dari Kalimantan yang berbahan dasar babi menjadi "HALAL" bagi umat Islam karena bahasa dan nama makanan sama dengan Bipang Wonosabo atau Bipang Pasuruan padahal bentuk dan bahan berbeda.

Dengan wawasan makanan nusantara juga kita bisa meletakkan ucapan tentang satu makanan yang bagi kelompok tertentu boleh dimakan sementara bagi kelompok lain diharamkan. Oleh-oleh Bipang Ambawang Kalimantan untuk moment imlek mungkin benar, tapi salah kalau oleh-oleh Bipang Ambawang untuk moment Ramadan.

Inilah ungkapn singkat saya , Suwun : mari belajar dari pengalaman agar tidak jatuh kedalam lubang yang sama dua kali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun