Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Ketupat dan Lepet

29 Mei 2020   20:07 Diperbarui: 29 Mei 2020   20:10 2406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat Lepet | Dok. pribadi

Setelah hari raya lebaran 1 syawal dalam 6 hari kedepannya dibulan syawal teptnya tanggal 8 syawal ada hari raya yang sering diperngati dengan membuat makanan bernama ketupat dan lepet. Riyoyo Kupat ( Hari Raya Ketupat ) adalah hari raya setelah menjalankan puasa sunnah 6 hari dibulan syawal setelah 1 syawal.

Ketupat dan lepet ini dibuat dengan menggunakan bahan beras dan beras ketan keduanya dibungkus menggunakan janur atau daun kelapa yang masih muda. Ketupat biasanya dikonsumsi dengan lauk opor ayam dan tak heran kalau rasanya makyus.  Ketupat, lepet dan janur tiga macam istilah yang mempunyai makna tersendiri.

Ketupat, dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat merupakan kependekan dari ngaku lepat dan laku papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan. Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

Janur, diambil dari bahasa Arab "Ja'a Nur" (telah datang cahaya). Adapaun bentuk fisik kupat yang segi empat adalah ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya, maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki. Kenapa? Karena hatinya sudah dibungkus cahaya (Ja'a Nur).

Lepet, Lepet = silep kang rapet. Mari kita kubur/tutup yang rapat. Jadi setelah mengaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet. (sumber : Dutaislam.com )

Ketupat dan lepet pada perayaan hari raya ketupat dalam tradisi Islam Jawa adalah wujud pengukuhan kembali bahwa meminta maaf dan memaafkan pasca menjalankan ibadah puasa diwujudkan dengan tindakan yang nyata bukan hanya pemanis bibir belaka, dimana hanya saat hari raya saling mengucapkan minal aidzin wal faidzin mohon mahan maaf lahir bathin , namun setelah hari raya berakhir kembali saling berseteru dan membuat kesalahan baru.

Seperti diketahui setelah menjalankan ibadah puasa sebulan ramadhan kemudian disusul dengan berpuasa 6 hari dibulan syawal maka pahalanya seperti berpuasa selama satu tahun. Sebulan puasa ramdahan diakhiri dengan hari raya Idul Fitri, 6 hari puasa Syawal diakhiri dengan Hari Raya Ketupat (Riyoyo Kupat).

Seperti apa pahala puasa satu tahun ? biarlah para fuqaha yang berkompeten dibidang ilmu fiqih agama islam yang menjelaskannya. Akan tetapi melihat runtutan puasa ramadhan dan puasa syawal yang bernilai puasa satu tahun secara sederhana saya memahami pahala puasa selama satu tahun adalah wujud keberuntungan yang senantiasa terus dijaga selama satu tahun hingga datang ramadhan tiba. Keberuntungan yang perlu dijaga tersebut seperti apa yang dijelaskan diatas yaitu " Memaafkan dan Minta Maaf " pada hari raya Idul Fitri dan diperkuat pada hari raya Ketupat.

Bukan rahasia umum selama bulan ramadhan kondisi masyarakat relatif tentram dan nyaman terlebih bagi masyarakat yang benar-benar menjalankan ibadah puasa dengan sesungguhnya.

Walau diterpa kondisi serba sulit dengan datangnya wabah covid 19, namun dengan ibadah ramadhan bisa menentramkan kehidupan masyarakat. Ini dikarenakan dibulan ramadhan umat islam yang menjalankan ibadah puasa dilarang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri dan orang lain baik lisan ataupun tindakan. Dalam bulan ramadhan itu pula umat islam yang menjalankan ibadah puasa dianjurkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi seseama dengan berbagai macam bentuk sadaqah.

Training selama 1 bulan tersebut sebagai wujud keberuntungan bagi semua dengan dikukuhkan melalui tradisi ketupat dan lepet agar senantiasa tetap dijaga diluar bulan ramadhan hingga 1 tahun kedepan saat datangnya ramdahan lagi untuk diingatkan kembali dengan training sebulan penuh ramadhan begitu seterusnya hingga seorang hamba tak menumpai ramadhan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun