Mimikri merupakan adaptasi yang dilakukan bunglon untuk mengelabui pemangsa, sehingga terhindar dari bahaya dan bisa melanjutkan hidupnya kembali. Bunglon mengamankan diri dari pemangsa dengan mengubah warna kulit menyesuaikan tempat yang dihinggapinya. Jika sedang di atas daun, maka seluruh tubuhnya menjadi hijau, Jika sedang di atas daun berwarna merah, warnanya akan menjadi merah.
Setelah artikel Evolusi Finansial agar Bertahan, dalam menghadapi ketidakpastian pada artikel kedua ini saya fokus pada bidang usaha, sebab sepandai-pandainya mengatur pengelolaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa disertai pendapatan yang pasti maka sia-sia belaka.
Terlebih di saat penuh ketidakpastian seperti sekarang ini banyak yang jadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja ) dan banyak pula para wirausahawan omsetnya menurun hingga bangkrutpun ada.
Tuhan menciptakan makhluk hidup berupa tumbuhan dan hewan yang terkadang perilakunya bisa kita contoh dan terapkan agar tetap eksis ditengah ketidakpastian seperti sekarang ini.
Perilaku berubah warna ala bunglon inilah yang sedang saya terapkan dalam menjalankan usaha kecil saya agar tetap eksis. Bunglon hinggap dari pohon ke pohon dan berubah warna sesuai warna pohon tersebut selain menjaga diri dari serangan predator juga mempermudah dirinya untuk mendapatkan mangsa/makanan baginya agar bertahan hidup.
Ada dua macam perubahan warna bunglon untuk bisa dijadikan acuan dalam menjalankan sebuah usaha yaitu:
Yang pertama, Perubahan warna agar aman dari predator/pemangsa, dalam bidang usaha saya sebut perubahan usaha agar aman dari kompetitor
Yang kedua, Perubahan warna agar mudah mendapat mangsa, dalam bidang usaha saya sebut perubahan produk agar mudah mendapat bahan baku dan perubahan produk agar banyak mendapat konsumen.
Perubahan Usaha agar Aman dari Kompetitor
Usaha yang saya jalankan selama ini bergerak dalam bidang penjualan hardware laptop, aksesoris laptop, jasa service: laptop, printer, PC dekstop dan jasa pengeprinan.
Dengan datangnya wabah Covid 19 sangat terpukul dan terdampak terlebih sekolah-sekolah pada libur dengan jalankan pendidikan daring maka usaha pengeprintnan yang saya jalankan otomatis mati kutu, sebab konsumen untuk jasa penge-printn-an kebanyakan para siswa, guru dan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan.
Terlebih masa tahun ajaran baru dan masa-masa orang hajatan sebelum wabah covid 19 pendapatan yang saya dapatkan sangat membahagiakan, wabah covid 19 membalikkan segalanya. Begitu halnya dengan jasa service laptop dan printer kendala terbesar pada hardware yang kebanyakan masih import.
Mengatasi hal tersebut agar usaha saya tetap jalan dan mendapatkan penghasilan, saya ubah usaha saya dengan jualan sembako, namun tanpa harus menghilangkan fokus awal usaha saya sebagai usaha dibidang teknologi.
Dengan perubahan jasa service dan pengeprintnan ke jualan sembako secara tidak langsung akan menghilangkan kompetitor di bidang jasa service dan pengeprintnan yang bersaing ketat karena konsumen yang diperebutkan berkurang akibat dampak covid 19.
Meskipun menghadapi kompetitor baru di usaha jualan sembako namun konsumen yang diperebutkan masih banyak sehingga persaingan tidak seberapa ketat.
Perubahan Produk agar Mudah Mendapat Bahan Baku
Produk jasa service laptop dan printer yang saya jalankan saat ini mengalami kendala yang siginifikan dalam pemenuhan hardware untuk memperbaiki laptop dan printer konsumen akibat dampak covid 19 dan diberlakukannya PSBB.
Dengan mengubah produk menjadi jualan sembako/beras saya dengan mudah mendapatkan padi sebagai bahan utama produk jualan beras sebab saat ini panen telah tiba diberbagai daerah.
Perubahan Produk agar Banyak Mendapat Konsumen
Kertas HVS, tinta, Flasddisk, dan lain-lain yang merupakan kebutuhan dibidang pendidikan dengan kondisi seperti sekarang otomatis barang tersebut tidak laku sebab konsumen tidak membutuhkan karena kegiatan mereka diliburkan atau dialihkan dalam format lain. Ada banyak kehilangan konsumen dengan menjual produk-produk tersebut saat ini.
Dengan merubah produk menjadi sembako yang merupakan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat terlebit saat diberlakukannya PSBB dengan protokol tertentu maka akan menambah konsumen, sebab warga yang selama ini belanja kebutuhan sembako diluar akan lebih memilih membeli di toko sekitar rumahnya demi kemanan. Selain itu dengan PSBB pula kebutuhan akan sembako meningkat.
What's next?
Saya menyadari jualan sembako tergantung panen yang ada disekitar daerah saya, panen saat ini merupakan panen ketiga dalam satu tahun musim tanam padi dan petani mulai menanam tanaman palawija sebagai urutan bercocok tanam agar kesuburan tanah tetap terjaga.
Tentu saja padi sebagai bahan baku beras akan berkurangdan enanti panen palawija juga menunggu waktu yang cukup lama sementara usaha harus tetap berjalan, dengan demikian saya akan melihat celah lain untuk merubah usaha dan produk usaha saya.
Dan saya lihat beberapa minggu lagi di perkebunan di daerah sekitar tempat saya akan panen buah, seperti nanas, rambutan, jeruk dan buah lokal lainnya selain itu juga musim giling pabrik gula sudah ada yang dimulai.
Dari pengamatan saya tersebut ke depan bisa jadi saya akan merubah usaha jualan sembako menjadi usaha jualan buah atau produk-produk yang berbahan dasar buah.
Dengan strategi bunglon semacam ini semoga usaha saya tetap eksis di tengah ketidakpastian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H