Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hilal Telah Tampak, Mana Perahu Ayah?

23 Mei 2020   19:52 Diperbarui: 23 Mei 2020   19:52 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Hilal telah Tampak, Mana Perahu Ayah Bu ? " tanya seorang gadis kecil kepada ibunya sambil berdiri termenung disore hari saat tenggelamnya sinar matahari dan mulainya nampaknya secercah cahaya rembulan pertanda datangnya bulan baru yaitu bulan syawal. Munculnya hilal pertanda hari raya tak membuat Putri sigadis kecil bahagia sebagaimana teman-teman sebayanya satu kampung halaman. Berawal dari 7 hari yang lalu sirnanya sebuah harapan kebahagiaan.

" Hore hore.......hari raya kurang 7 hari lagi ......" teriak Putri dengan ceria sambil berlari ditepian pantai. Putri anak semata wayang dari seorang ibu dan ayah yang hidup dan mencari kehidupan ditepi pantai. Sang ayah seorang nelayan, sementara si ibu mengolah dan menjual ikan hasil pencarian suaminya dilaut.

" Putri ayo sini mandi hampir maghrib, tuh teman-teman dan pak ustadz udah menanti disurau .." Ibu memanggil Putri.

" Iya Bu, Yah kalau Putri qatam mengaji nanti dikasih hadiah apa ? " tanya Putri kepada ayahnya yang berada disamping Ibunya.

" Nanti kalau dapat ikan banyak, semua hasilnya buat kamu nak, jangan kawatir asal kamu puasa dan mengaji yang rajin .." jawab ayahnya sambil mengelus rambut Putri.

" Nah kamu berangkat mengaji, ayah juga berangkat untuk mencari ikan " kata sang ayah.

Putri sebelum berangkat kesurau mengantar ayahnya ditepi pantai hingga perahu nelayan yang ditumpanginya berada ditengah laut.

Hari demi hari dilalui Putri dan Ibu dengan penuh harapan si ayah pulang membawa ikan yang banyak dan dijual untuk membeli baju baru, membuat kue dan masakan yang enak sebagai hidangan dihari idul fitri nanti.

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, hingga tujuh hari namun si ayah belum ada kabar pulang dari cari ikan. Pagi, siang hingga sore hari Putri selalu pergi ketepi pantai depan rumahnya untuk melihat apakah perahu ayahnya sudah nampak. Sang Ibu juga merasa sedih dan kawatir suaminya sudah 7 hari koq belum pulang, padahal perahu-perahu tetangga yang berangkat pada hari yang sama sudah pulang sejak hari kemarin.

Putri dan Ibu duduk diatas batu memandang kearah laut tak terasa senja mulai tenggelam, hilal yang nampak sekejappun mulai tertelan gelapnya hingga terdengar suara gemuruh petasan, bedug dan suara takbir pertanda hari raya idul fitri telah tiba.

" Bu ayah koq ga pulang-pulang........" Putri sambil terisak tangis menanti ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun