Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gentong Air Depan Rumah dan Covid-19

20 Mei 2020   19:54 Diperbarui: 20 Mei 2020   19:48 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gentong atau Genuk adalah gerabah yang terbuat dari tanah liat, gerabah tradisional ini menurut bentuk, ukuran  dan cara menletakkan posisinya mempunyai fungsi masing-masing. 

Untuk gentong ukuran besar dan bermulut lebar yang diletakkah dibelakang rumah dengan dipagari gedeg (tembok bambu) berfungsi sebagai tempat air mandi. 

Gentong  yang ukuran sedang dengan mulut tak lebar disertai penutup dan ditaruh didalam dapur digunakan untuk menyimpan air minum atau menyimpan beras.

Ada penempatan posisi gentong/genuk yang menarik untuk dicermati, yaitu penempatan genuk/gentong didepan rumah diisi air dan disertai gayung dari bathok kelapa. 

Setelah menonton beberapa film buatan nasional bertema kerajaan jawa kuno, seperti film berkisah tentang majapahit dan cerita para walisongo ada adegan sebelum masuk rumah seseorang tersebut mengambil air dalam gentong untuk cuci tangan dan muka. 

Adapula yang menggunakannya untuk berwudlu. Yang menarik mencuci tangan dan muka sebelum masuk rumah padahal rumah-rumah dimasa itu berlantaikan tanah. Secara logika tidak masuk akal buat apa cuci tangan dan muka toh nanti kotor lagi didalam rumah ?

Browsing digoogle sana kemari menemukan foto gentong diletakkan ditepi jalan depan rumah dengan manfaat untuk diminum dan digunakan cuci tangan sebelum masuk rumah. Walau air mentah dimasa itu namun kondisi air saat itu masih higien belum tercemar oleh berbagai limbah seperti saat ini.

Gbr dari imglade.com
Gbr dari imglade.com

Apa yang dilihat dari fenomena tersebut dimasa nenek moyang kita tersebut, bahwa mereka mengajarkan untuk hidup bersih dengan cara cuci tangan dan muka sebelum masuk rumah setelah bepergian.

 Anjuran untuk cuci tangan ditengah wabah pandemi covid 19 saat ini ternyata telah diajarkan oleh orang-orang terdahulu dinegeri ini.  Mungkin wabah covid 19 ini mengajak kita untuk mengingat kembali dan menerapkan budaya-budaya baik mereka untuk era sekarang ini.

Tak ayal lagi saat pandemi wabah covid 19 banyak kita jumpai gentong/gentong didepan warung, rumah makan, tokok, kantor pemerintah, kantor perusahaan swasta dan tempat umum lainnya diisi air  dan handsoap untuk cuci tangan bagi pengunjung tempet tersebut. 

Hanya saja bentuk dan bahan berbeda, gentong/genuk saat wabag covid 19 saat ini banyak dijual berbahan plastik layaknya ember dan diberi kran air dibagian bawahnya.

Tong Air Plastik | dokpri
Tong Air Plastik | dokpri

Tentu berbeda gentong/genuk berbahan tanah liat lebih natural dan air didalamnya tetap dingin walau terkena terik matahari, tak heran jikalau gentong tersebut diletakkan didepan rumah dengan penutup sederhana dibawah sinaran terik matahari.

Cuci tangan yang saat ini dikamapnyekan berbagai pihak demi mencegah penularan covid 19 bukan hal baru sebab budaya nenek moyang kita dari masa kerajaan hingga masa era perjuangan telah ajarkan menjaga kebersihan tangan setelah bepergian. 

Fenomena gentong/genuk berisi air didepan rumah dimasa lalu adalah budaya positip yang patut untuk implementasikan kembali diera sekarang dengan format yang lebih maju dan modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun