Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Segar

Yang Manis-manis Itu Kurma, Bukan Gula dan Sirup

21 Mei 2019   04:26 Diperbarui: 21 Mei 2019   04:30 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Berbukalah dengan yang manis " kalimat yang sering kita lihat dan dengar dari berbagai media untuk iklan sebuah produk minuman, makanan dan sirup. Berbuka dengan yang manis menuai pro kontra terlebih jika mengkonsumsi manis-manis berlebihan akan meningkatkan kadar gula yang berakibat pada terserangnya penyakit diabetes.

Benarkah berbuka dengan yang manis sebuah anjuran ? sedikit kita buka tentang perkataan Rasulullah saw lewat haditsnya :

"biasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air"

 (HR. Abu Daud 2356, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)

Mungkin kebetulan rasa kurma yang manis dan masih jarang kurma ditanam dan dipanen dinegeri ini maka kurma dikiaskan dengan yang manis-manis. Itu dulu sebelum ada kurma masuk kenegeri kita dan belum ada yang menanam kurma. Saat ini banyak sekali kita jumpai kurma dijual ditoko-toko, minimarket.

Yang jelas, tidak ada hadits yang berbunyi "Berbukalah dengan yang manis" atau semisalnya, atau yang mendekati makna itu. Baik dalam kitab hadits maupun kitab fiqih. Tidak ada sama sekali. Berbukalah dengan yang manis sebuah kalimat yang dimanfaatkan produsen makanan dan minuman untuk mengiklankan produknya dibulan ramadan.

Tak ada yang salah karena bentuk kreatifitas dalam mempromosikan produknya agar laku dan dikenal dimasyarakat, terlebih dibulan ramadan makanan dan minuman semacam itu banyak dicari masyarakat.

Hanya saja sebagai orang yang tahu bagaimana cara berbuka dan sahur yang sesuai sunnah Rasul diwaktu itu punya kewajiban menjelaskan agar sunnah tersebut direkayasa untuk kepentingan promosi sebuah produk. Sehingga publik mengerti bahwa "Bebukalah dengan yang manis " adalah sebuah kalimat promosi sebuah produk dibulan ramadan dan bukan anjuran Nabinya Umat Islam Muhammad saw.

Jelasnya apa yang dibilang "berbukalah dengan yang manis" itu adalah Kurma bukan gula dan juga bukan sirup. Selain itu konsumsi kurma bukan hanya saat berbuka puasa namun juga ketika sahur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun