Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Menanti Musisi yang Peduli Alam

31 Maret 2019   00:26 Diperbarui: 31 Maret 2019   00:35 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang bilang tembang-tembang yang dinyanyikan seorang Ebiet G Ade bukan tembang kacangan yang tiba-tiba terkenal dan tiba-tiba pula menghilang Tembang-tembang Ebiet G Ade sudah begitu familiar ditelinga masyarakat Indonesia Dari sekian banyak lagu yang telah tercipta dan banyak lirik lagunya yang begitu relevan dengan kehidupan ini. Banyak pesan dan makna yang terkandung dalam karyanya tentang alam salah satunya, tak beda dengan Ebied G.Ade tentu kita juga tahu Franky Sahilatua dan Leo Kristi  yang juga karya-karya ciptaannya bernuansa alam.

Musisi-musisi semacam ini jarang kita temui diera saat ini, kebanykan musisi era sekarang ciptakan karya-karya yang bertemakan kegalauan , hura-hura dan gaya hidup hedonisme padahal dengan semakin lama usia bumi ini maka semakin tua dan semakin rapuh pula bumi dan alam ini.

Maraknya bencana banjir, tanah longsor yang marak beberapa waktu yang lalu membuktikan alam mulai bosan dengan perilaku manusia mengutip kata-kata syair lagu karya Ebiet G Ade. Bencana banjir, tanah longsor bukan adzab Tuhan melainkan karena ulah manusia itu sendiri yang tidak ramah pada alam.

Banjir bandang Sentani Papua yang dahsyat diakibatkan oleh gundulnya kawasan hutan Cycloop karena ulah manusia. Tak beda jauh dengan kaejadian banjir dan longsor diwilayah lain dinegeri ini juga dikarenakan pengerusakan dan perilaku salah manusia pada alam.

Perilaku merusak tersebut perlu disadarkan dari mulai tingkkat kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, suka menanamtumbuhan hijau walau dilahan kecil hingga ketingkat lebih besar tidak rakus membabat hutan dan kekayaan alam tanpa memperhatikan pembaharuan.

Penyadaran melalui hukum nayat-nyatanya tidak mengurangi perilaku mengerusak tersebut, untuk itu perlu disentuh nurani mereka melalui renungan syair-syair lagu bertemakan alam dan dampak kerusakan alam dengan muncunlnya berbagai macam bencana alam yang menggugah kesadaran religius untuk ramah dan santun pada alam.

Peran musisi dengan karya-karya menyentuh hati tersebut tidak boleh dianggap enteng sebab dampak ditimbulkan sangat besar  pada perubahan perilaku manusia, seperti halnya dengan musisi yang ciptkan lagu bertemakan hura-hura secara otomatis akan membuat pendengarnya akan berperilaku demikian.

Sayang sekali diera milenial saat ini belum saya temukan musisi yang konsisten peduli pada alam, padahal alam sudah mulai bosan dan rindu akan syair-syair lagu yang peduli dan sayang padanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun