Banyak orang bilang tembang-tembang yang dinyanyikan seorang Ebiet G Ade bukan tembang kacangan yang tiba-tiba terkenal dan tiba-tiba pula menghilang Tembang-tembang Ebiet G Ade sudah begitu familiar ditelinga masyarakat Indonesia Dari sekian banyak lagu yang telah tercipta dan banyak lirik lagunya yang begitu relevan dengan kehidupan ini. Banyak pesan dan makna yang terkandung dalam karyanya tentang alam salah satunya, tak beda dengan Ebied G.Ade tentu kita juga tahu Franky Sahilatua dan Leo Kristi yang juga karya-karya ciptaannya bernuansa alam.
Musisi-musisi semacam ini jarang kita temui diera saat ini, kebanykan musisi era sekarang ciptakan karya-karya yang bertemakan kegalauan , hura-hura dan gaya hidup hedonisme padahal dengan semakin lama usia bumi ini maka semakin tua dan semakin rapuh pula bumi dan alam ini.
Maraknya bencana banjir, tanah longsor yang marak beberapa waktu yang lalu membuktikan alam mulai bosan dengan perilaku manusia mengutip kata-kata syair lagu karya Ebiet G Ade. Bencana banjir, tanah longsor bukan adzab Tuhan melainkan karena ulah manusia itu sendiri yang tidak ramah pada alam.
Banjir bandang Sentani Papua yang dahsyat diakibatkan oleh gundulnya kawasan hutan Cycloop karena ulah manusia. Tak beda jauh dengan kaejadian banjir dan longsor diwilayah lain dinegeri ini juga dikarenakan pengerusakan dan perilaku salah manusia pada alam.
Perilaku merusak tersebut perlu disadarkan dari mulai tingkkat kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, suka menanamtumbuhan hijau walau dilahan kecil hingga ketingkat lebih besar tidak rakus membabat hutan dan kekayaan alam tanpa memperhatikan pembaharuan.
Penyadaran melalui hukum nayat-nyatanya tidak mengurangi perilaku mengerusak tersebut, untuk itu perlu disentuh nurani mereka melalui renungan syair-syair lagu bertemakan alam dan dampak kerusakan alam dengan muncunlnya berbagai macam bencana alam yang menggugah kesadaran religius untuk ramah dan santun pada alam.
Peran musisi dengan karya-karya menyentuh hati tersebut tidak boleh dianggap enteng sebab dampak ditimbulkan sangat besar pada perubahan perilaku manusia, seperti halnya dengan musisi yang ciptkan lagu bertemakan hura-hura secara otomatis akan membuat pendengarnya akan berperilaku demikian.
Sayang sekali diera milenial saat ini belum saya temukan musisi yang konsisten peduli pada alam, padahal alam sudah mulai bosan dan rindu akan syair-syair lagu yang peduli dan sayang padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H