#HoaxMembangun, #MembangunHoax
Baru dilantik kepala badan cyber telah membuat blunder atas komentnya yang dimuat dimedia beberapa waktu lalu :
Tentu hoax ini kita lihat, ada yang positif dan negatif. Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa indonesia ini, mari sebenarnya kalau hoax itu hoax membangun ya silakan saja," kata Djoko...........................
Saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Rabu sore, Djoko masih tetap pada pernyataannya bahwa hoax yang membangun memang ada. Ia menyebut, hoax yang membangun adalah yang memberikan masukan, ide, saran konstruktif kepada pemerintah.
Terlepas apakah koment tersebut sengaja, niat atau terakhir dikatakan Test Publik dengan kata lain sebuah komentar Gimmick, tentu preseden buruk bagi masyarakat terlebih banyak disorot media dan meluas. Saya kawatir akan ada taggar #KapanBapakMundur, sebuah taggar bentuk Gimmick Tes Publik juga.
Yang nama HOAX itu sebuah berita palsu mau positif atau negatif dua-duanya bentuk perilaku kepalsuan atau penipuan pada publik. Tentulah sangat sulit dan rancu mendefinisikan makna hoax negatif atau hoax positif. Tak ayal malah akan dijadikan alat kepentingan politik kekuasaan, dengan membangun hoax-hoax yang bernilai positif bagi kepentingannya, namun merugikan bagi masyarakat lain.
Tak ada sebuah #HoaxMembangun yang dapat memberikan nilai positif kemasyarakat sebab lambat laun apa yang didapat masyarakat dari media tersebut ternyata sebuah kebohongan. Justeru dengan mengatakan Hoax membangun akan malah mengakibatkan budaya #MembangunHoax.
Terbukti sudah ditahun 2017 yang kita tinggalkan beberapa hari yang lalu, hoax justeru membuat efek negatif yang dahsyat dari mulai politik, ekonomi, sosial budaya, kemanan hingga kebhinneka tunggal ikaan.
Berita-berita hoax dimasa tahun 2017 harusnya dibabat habis tanpa ada membagi, membedakan antara hoax negatif dan positif, kedua-keduanya adalah sama-sama "HOAX" yang merugikan dan membahayakan.
Akan tetapi terkadang banyak pandai berucap anti hoax, malah sebaliknya mereka pelaku hoax itu sendiri, "Jangan Hoaxer, Berteriak Hoax".