Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Money

Mungkin Anies Ingin Jadikan Tanah Abang Seperti Kya-kya Kembang Jepun

24 Desember 2017   13:56 Diperbarui: 24 Desember 2017   14:44 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pro kontra penataan pedagang kaki lima di tanah abang terus berlanjut padahal kebijakan penataan tersebut belum genap sebulan. Permasalahan PKL memang dilematis ketika dilarang dengan langkah mengamankan mereka melalui tangan-tangan petugas satpol PP, toh tidak membuat mereka kapok. Mereka akan terus melakukan hal demikian tanpa ada rasa lelah. Keberanian dan tanpa kenal lelah tersebut dipicu karena berdagang sebagai PKL adalah mata pencaharian utama mereka untuk bertahan hidup dikota metropolitan Jakarta.

Melihat hal tersebut Anies sebagai manusia biasa tergerak hatinya untuk memberi celah agar mereka dapat bertahan hidup layaknya warga lain di Jakarta. Oleh beliau PKL ditata tidak digusur, dengan kebijakan yang kontroversial yaitu menyediakan ruas jalan bagi pedagang sepanjang kurang lebih 400 meter, dari jam 08 pagi hingga 18 sore hari.

Kalau kita berkeliling dikota Surabaya jangan lupa ada kawasan kuliner yang bernama Kya-kya Kembang Jepun. "Kya-Kya Surabaya adalah tempat yang dulunya ramai sebagai pasar malam di kawasan pecinan kota Surabaya. Di sepanjang jalan Kembang Jepun didirikan kios-kios yang menjual berbagai macam makanan baik masakan Tionghoa, makanan khas Surabaya maupun makanan lainnya. Kembang Jepun dulunya adalah kawasan bisnis utama dan pusat kota Surabaya. Walaupun bukan menjadi yang utama, kawasan ini tetap menjadi salah satu sentra bisnis hingga saat ini. Kawasan ini terkenal sebagai pusat perdagangan grosir, yang kemudian dikenal sebagai CBD (central business district) I Kota Surabaya.... Pusat Kya-kya ini akhirnya dirancang pada jalan sepanjang 730 meter, lebar 20 meter, menampung 200 pedagang (makanan dan nonmakanan), 2.000 kursi, 500 meja makan dengan memperhatikan studi keamanan. Selain itu, studi perilaku warga Kota Surabaya, studi parkir dan transportasi, studi budaya (arsitektur setempat, genius loci), studi kelayakan ekonomis, teknis, sistem kebersihan, utilitas (saluran air, drainage, listrik, sistem suara, sampah), pemanfaatan SDM setempat, kerja sama dengan warga, LSM, potensi-potensi wisata (bangunan kuno, monumen bersejarah), dan sebagainya secara terpadu. Kya-Kya Surabaya akhirnya berhasil diwujudkan. Secara resmi Kya-Kya Surabaya dibuka pertama kali pada tanggal 31 Mei 2003, bertepatan dengan hari ulang tahun kota Surabaya."

Sebagai orang awam saya hanya menduga gubernur Anies ingin menjadikan kawasan Tanah Abang seperti Kya-kya Kembang Jepun Surabaya , dimana ada kesamaan kondisi, yaitu sama-sama berdagang dijalan.

Why not ? apa salahnya ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun