Mohon tunggu...
Dian Fitriani
Dian Fitriani Mohon Tunggu... -

Menulis bagi saya adalah luapan pikiran dan perasaan yang dituangkan dalam sebuah catatan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah FPI dan Lady Gaga

16 Mei 2012   10:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:13 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum membaca saya ingin memberikan statement bahwa saya tidak ada maksud untuk menjelekkan satu agama tertentu.

Ada yang bilang FPI ini adalah ormas bentukan pihak-pihak tertentu, tentu saja pihak yang tidak ingin membuat Indonesia damai sejahtera karena FPI seringkali digunakan untuk mengalihkan isu nasional yang skalanya besar misalnya kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi negara.

Sebagai orang Indonesia dengan latar belakang keluarga dan KTP yang bertuliskan “islam” ( walaupun secara pribadi saya memilih untuk tidak mengkotak-kotakkan diri saya dalam suatu agama tertentu) saya cukup dibikin malu dengan kehadiran FPI. Karena keonaran dan keganasan mereka telah terkenal bahkan sampai di media-media internasional.Prinsip saya, Jika sesuatu kaum atau agama sudah cukup kuat dan cukup baik, buat apa menyerang agama atau prinsip orang lain? Kalau menyerang, tentu saja itu menggambarkaninsecurity yang sangat tinggi. Dengan kata lain, FPI sepertinya mengalami krisis kepercayaan diri, lebih buruknya lagi, kaum muslim yang moderat pun bukannya merasa terbela malah merasa terganggu dan malu akan kehadiran FPI.

Nah akhir-akhir ini Indonesia or at least dunia pertwitteran Indonesia sedang dihebohkan dengan FPI yang kembali berulah; rupanya mereka menolak keras kedatangan Lady Gaga karena dianggap berpenampilan seronok dan tidak cocok dengan budaya Indonesia. Well, memang bukan hanya FPI beberapa ormas terutama ormas islam menolak kehadiran Lady Gaga untuk Konser, alasan mereka hampir mirip yaitu keseronokan yang ditampilkan Lady Gaga. Disatu sisi, kalau boleh jujur, menurut pandangan saya, Lady Gaga memang berpenampilan “tidak normal” alias sangat nyentrik bahkan terkadang cenderung seronok akan tetapi saya tidak melihat keseronokkan yang berlebihan atau dengan kata lain “slutty”. Seperti di video clip “born this way” Gaga memakai skimpy bikini yang mungkin akan berlebihan kalau dipakai seseorang yang bertubuh curvy seperti saya, akan tetapi dengan lagu dan dance yang enerjik, Gaga mampu mengolah penampilannya menjadi sporty dan bukan slutty! Kalau saya boleh bandingkan, penyanyi dangdut Indonesia yang nyanyi dari kampung ke kampung malah bisa dikategorikan slutty,kalau tidak percaya lihat saja di youtube! Bahkan saya pernah melihat tarian dangdut yang menjijikan dimana si penyanyinya, maaf, sengaja memamerkan buah dada di hadapan penonton, bahkan tidak jarang penyanyi tersebut merayu si penonton. SedangkanLady Gaga yang dihujat itu benar-benar pure menampilkan theatrical show yang memukau!

Saya memang bukan Lady Gaga dan saya tidak membeli tiket konser karena saya rasa tidak begitu penting untuk menonton konser artis yang kurang saya sukai akan tetapi issue disini bukan tentang Lady Gaga tapi tentang kekisruhan yang ditimbulkan oleh FPI dan ormas setipenya. Apakah hanya karena mereka bersorban putih dan mengatasnamakan suatu agama tertentu lalu mereka berhak untuk melarang segala sesuatu yang bertentangan prinsip dengan mereka. Akankah lebih baik jika mereka bisa hidup berdampingan dengan masyarakat lain dan tidak perlu menggunakan paksaan apalagi paksaan untuk menuruti segala mau mereka.

Bagi FPI'ers coba buktikan diri Anda memang beriman dengan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan kebajikkan,  saya yakin mungkin sudah dilakukan, kalau memang begitu lebih baik hal-hal positif tersebut yang ditonjolkan , maksudnya bukan hanya ribut mengurusi halal haram, film porno, konser dll…. Saya rasa Yang Maha Kuasa punya kuasa lebih besar untuk bisa men-judge hal tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun