Mohon tunggu...
Opini Today
Opini Today Mohon Tunggu... Guru - wArga Indonesia

pro terhadap yang baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

PBB Tenggelam, Partai Demokrat Direcokin Yusril

28 September 2021   13:07 Diperbarui: 28 September 2021   13:12 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara persoalan AD/ART merupakan persoalan internal partai. Artinya masalah dapur partai orang, sementara posisi Yusril sebagai Ketua Umum PBB popularitasnya sudah anjlok sejak dirinya gagal maju sebagai calon Gubernur DKI pada Pilkada 2017 lalu.

Bicara konstitusi, tentu posisi Yusril sebagai Ketua Umum lebih dari dua periode jadi permasalahan krusial bagi internal PBB. Hilangnya sosok kaderisasi di tubuh PKB menandakan bobroknya AD/ART PBB yang beridiologikan Islam jauh dari norma-norma ketuhanan.

Di sini saya tak membahas ideologis keislaman dari PBB. Tetapi betapa anjloknya akhlak PBB sebagai partai politik tanah air yang mengarah tenggelam. Tak pernah terdengar gebarakan, ataupun kerja nyata yang dilakukan PBB selama pandemi covid-19 menyerang tanah air.

Tak begitu banyak muncul nama-nama besar dari partainya "Cak " Tersebut. Ungkapan argumen-argumen hukum yang menyerang AHY dan Partai Demokrat menandakan PBB mempunyai keinginan buruk. Yaitu, berupaya menghilangkan Partai Demokrat di tahun politik 2024 mendatang.

Seharusnya, Yusril tetap fokus saja membenahi PBB dari sekarang.Bila ingin bertarung di Pemilu 2024 nanti, siapkan program-program kerja jitu agar masyarakat tertarik. Bukan merecoki partai lain.

Bersikaplah sebagai "petarung", bukan sebagai "pecundang". AHY dan Partai Demokrat tidak pernah menyenggol PBB maupun partai politik lainya.

Sebelum penulis mengakhiri tulisan ini, pesan nya hanya satu. "Urus saja dapur PBB, jangan urus dapur orang lain". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun