Mohon tunggu...
Rafdy Alwafi
Rafdy Alwafi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berani memulai untuk menjadi lebih baik. Interest in economics and business

Selanjutnya

Tutup

Money

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: Menjadi Pemain Utama Atau Partisipan

2 Juli 2014   22:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:47 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesiapan Indonesia untuk menghadapi berbagai bentuk liberalisasi sangat mempengaruhi mental pemerintah dalam menghadapi liberalisasi tersebut. Ketakutan akan kalahnya Indonesia dalam persaingan dalam beberapa bentuk liberalisasi bisa menjadi tolok ukur pemerintah dalam menolak beberapa bentuk liberalisasi yang ditawarkan oleh negara asing. jika kita mengambil salah satu contoh hingga saat ini Indonesia masih belum menerima tawaran dari beberapa negara untuk bergabung dalam “kemitraan trans pasifik” karena pemerintah merasa Indonesia masih belum siap untuk bersaing dan menjadi pemain utama dalam bentuk liberalisasi tersebut.

Kurang lebih 1 tahun lagi AEC akan dilaksanakan oleh seluruh negara anggota ASEAN. Namun untuk menjadi Pemain Utama dalam masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Indonesia tidak boleh berdiam diri atau mengalami stagnasi dalam upaya untuk meningkatkan kondisi ekonominya saat ini. Beberapa jenis kebijakan dan pembangunan telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, salah satunya adalah dalam upaya peningkatan kualitas daya saing ekonomi Indonesia untuk memperbaiki ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri.

Posisi Indonesia dalam ASEAN

Menurut data statistik asean yang dipublikasikan pada tahun 2012 lalu, saat ini perekonomian sepuluh negara ASEAN (termasuk Indonesia) tergolong stabil. Pertumbuhan ekonomi yang stabil di Asia tenggara ini disebabkan oleh membaiknya industry di sektor jasa, yang belakangan ini semakin membaik atau bahkan sudah menjadi tulang punggung perekonomian kawasan. Menurut data tersebut, Produk Domestik Bruto (PDB) perhimpunan sepuluh negara Asia Tenggara pada saat itu naik 5,7 persen menjadi sebesar US$2,31 trilliun. Sedangkan data pada tahun tersebut juga menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata lima anggota utama ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand atau ASEAN 5 telah meningkat 5,1 persen selama semester pertama tahun 2012.

Terlepas dari hal itu Indonesia saat ini memiliki posisi yang cukup meragukan (tidak baik, maupun buruk) jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dari beberapa aspek perekonomian. Hingga saat ini Indonesia dikenal memiliki PDB terbesar se-ASEAN. Sejak tahun 2011 hingga saat ini Indonesia masuk kedalam 16 negara dengan pendapatan terbaik menurut PDB yaitu pada tahun 2014 sendiri Indoensia memiliki PDB sebesar 878 milyar US Dollar. Tetapi tingginya PDB Indonesia tidak sejalan positif dengan besarnya PDB per-kapita kita dimana dari 10 negara ASEAN Indonesia hanya menempati peringkat 5, sedangkan 4 negara yang berada diatas Indonesia adalah, 1. Singapura (Besarnya PDB per-kapita USD$51,162), 2. Brunei Darussalam (USD$41,703), 3. Malaysia (USD$10,304), 4.Thailand (USD$10,304).

Sedangkan jika kita melihat peringkat daya saing kita, menurut data yang dilansir oleh World Economic Forum (WEF) dalam  The Global Competitiveness Report 2013-2014, Indonesia menempati  peringkat 38 dari 148 Negara. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia menempati peringkat kelima di ASEAN dimana Empat negara yang berada  di atas Indonesia ditempati oleh Singapura (2), Malaysia (24), Brunei Darussalam (26) dan Thailand (37). Dengan menggunakan indikator 12 pilar daya saing, yaitu institusi, infrastruktur, makroekonomi, kesehatan, pendidikan dasar, pendidikan tinggi, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, pasar keuangan, kesiapan teknologi, besaran pasar, dan inovasi.

Menjadi Pemain Utama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

Indonesia saat ini memiliki posisi meragukan di ASEAN (Tidak baik dan tidak buruk). Untuk menjadi Pemain Utama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 Indonesia tidak boleh berdiam diri atau mengalami stagnasi dalam upaya untuk meningkatkan kondisi ekonominya saat ini.

Jika kita lihat dari neraca perdagangan, Defisit perdagangan Indonesia dengan Asean pada tahun 2013 terus membesar, padahal Surplus neraca perdagangan sempat dirasakan pada tahun 2011. Penyebabnya adalah defisit perdagangan dengan Thailand yang besar, sehingga dari negara-negara ASEAN yang lain tidak mampu menutupnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, Indonesia menderita defisit sebesar US$ 527,5 juta pada Januari-November 2013, naik 21,9% dari periode sama 2012. Pada Januari-november 2013, Indonesia meraup surplus perdagangan dengan negara ASEAN diluar Thailand sebesar US$ 4,6 miliar. Namun, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Thailand mencapai US$ 5,13 miliar, sehingga terjadi defisit US$ 527,5 juta pada neraca perdagangan.

Sedangkan seperti yang kita ketahui menurut Menurut data yang dilansir oleh World Economic Forum (WEF) dalam  The Global Competitiveness Report 2013-2014 peringkat daya saing Indonesia menempati peringkat kelima di ASEAN dimana Empat negara yang berada  di atas Indonesia ditempati oleh Singapura (2), Malaysia (24), Brunei Darussalam (26) dan Thailand (37). Singkatnya dari ke 12 Pilar yang merupakan indikator dari pengukuran tingkat daya saing tersebut, pilar ke-10 (ukuran pasar) memiliki peringkat terbaik yaitu memiliki peringkat 15, dan pilar ke-7 (efisiensi pasar tenaga kerja) memiliki peringkat terendah yaitu memiliki peringkat 103 dari 148 Negara. Sehingga untuk menjadi Pemain Utama dalam masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 Indonesia harus berupaya untuk memperbaik kondisi perekonominya, seperti berupaya memperbaiki ke-12 pilar daya saing ekonomi khususnya efisiensi tenaga kerja sehingga bisa mengurangi ketergantungan mengimpor barang terhadap negara asing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun