Beberapa hari yang lalu saya melihat status seorang teman di facebook berisi promosi undian umroh dan haji dari sebuah pameran buku. Kebetulan dia sendiri termasuk salah satu panitianya.
Spontan saya terpikat acara itu sebab akan ada banyak buku bertebaran yang dijual dengan harga diskon yang ramah banget di kantong. Mungkin juga karena ada info hadiah umroh dan haji yang diundi rata-rata bagi lima orang setiap harinya selama pameran, menurut postingan FB nya.
Kebetulan hari itu saya off dua hari. Awal rencananya saya akan berangkat sendiri. Padahal saya biasanya bawa keluarga saat berlibur. Saya bilang ke istri bahwa saya akan pergi sendiri ke pameran buku itu. Saya khawatir anak-anak bakal bete kalau diajak karena acara itu bukan bertempat di Mall.
Tapi, rasanya agak aneh saja jika saya berangkat sendiri ketika sudah terbiasa pergi bareng keluarga setiap "famtime" (family time). Pasalnya tempat pamerannya agak jauh, di kawasan Jakarta. Lalu saya putuskan untuk mengajak keluarga dan berangkat sore harinya setelah Kakak Dafa pulang sekolah.
Pameran itu diadakan di Jakarta Convention Center, di bilangan Senayan Jakarta selama lima hari, dari hari Rabu sampai dengan Minggu tanggal 12 - 16 September 2018.Â
Bertaraf internasional, pameran buku ini diikuti puluhan penerbit dari 17 negara, seperti Arab Saudi, Australia, Inggris, Cina, Maroko, India, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Mesir, Turki, Singapura, Uni Emirat Arab, Thailand, Tunisia.
Tema yang diangkat IIBF 2018 yang telah mendapat dukungan BeKraf selama dua tahun terakhir itu adalah "Creative Work Toward The Culture of Literacy". Diharapkan program tersebut mampu menjadi market hub perbukuan internasional bagi para penerbit yang ingin melebarkan sayap bisnisnya ke pangsa pasar global. Di samping itu, eksibisi ini tentu saja bertujuan untuk lebih meningkatkan minat baca dan budaya literasi masyarakat Indonesia. Dan pada tahun sebelumnya di acara yang sama telah berhasil, masyarakat sangat antusias.
Saya sempat pesimis jika anak-anak ikut ke pameran buku, karena membosankan. Â Tapi, ternyata hasilnya di luar dugaan, Dafa dan Azka rupanya cukup terhibur. Malah buku yang saya belikan untuk Dafa, berupa cerita bergambar langsung dibacanya selama mengunjungi pameran. Dia baca buku itu sambil beridiri, duduk, berfoto dan bahkan ketika kita jalan mengitari stan-stan bukunya terus dibaca tanpa disuruh.
Sayang sekali informasi penting ini saya dapat dua hari sebelum berakhir. Padahal ada beberapa program khusus dan aktifitas untuk anak-anak. Ada lomba matematika dan bercerita dari tingkat SD maupun SMP. Juga ada wisata literasi, anak-anak akan diajak berkeliling ke stan-stan para penerbit dari dalam dan luar negeri, dipandu oleh seorang pemandu yang disediakan panitia.Â
Semoga di tahun yang akan datang IIBF digelar kembali. Melihat begitu antusiasnya mereka berdua, sampai-sampai pulang dalam perjalanan pun mereka masih membaca, InsyaAllah saya dan keluarga akan berkunjung kembali dengan rencana yang lebih matang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H