Mohon tunggu...
opinionpublic
opinionpublic Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gencatan Senjata yang Membawa Perdamaian

2 Maret 2016   22:50 Diperbarui: 2 Maret 2016   23:14 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amerika dan Rusia mengumumkan bahwa rencana gencatan senjata di Suriah akan berlangsung tanggal 27 Februari 2016.

[caption caption="keadaan setelah perang di Suriah"][/caption]Perhatian Komunitas Internasional sedang tertuju kepada Suriah menyambut dimulainya gencatan senjata, ini akan diharapkan menjadi awal bagi proses perdamain abadi di Suriah setelah lima tahun hancur akibat perang. Jika berhasilnya gencatan senjata yang berlangsung selama satu minggu ini, akan diadakannya perundingan kembali yang dilaksanakan tanggal 7 Maret 2016.

Pernyataan Amerika dan Rusia membuat persetujuan tersebut tidak memasuki kelompok yang dikuasi Pemerintah Suriah dan oposisi moderat. Tetapi wilayah yang dikuasi oleh NIIS, front Al-Nusra dan kelompok lainnya tetap menjadi sasaran koalisi Amerika dan Rusia. “ tidak diragukan lagi, pertempuran antara mereka harus tetap dilakukan ‘ menurut Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dengan diadakannya jeda perang ini dapat mengehentikan Warga Negara Indonesia ke Suriah. Karena menurut lembaga think tank Soufan Group pada Desember 2015 menyatakan bahwa ada 700 WNI yang ikut bertempur ke Suriah dan ada 162 di antaranya yang balik ke Tanah Air. Tetapi dengan kembalinya para WNI dari Suriah ke Indonesia akan menjadi ancaman bagi Indonesia karena akan menjadi ancaman pontensial ( ancaman yang setiap saat muncul ) itu akan membuat situasi Indonesia menjadi tidak aman.

[caption caption="Suriah"]

[/caption]Sikap yang seharus di ambil pemerintah adalah mengumpulkan WNI yang sudah kembali dari Suraih. Pemerintah harus merangkul mereka karena ISIS ini bukan paham agama yang diusung. Tetapi sebuah ideologi yang tidak sesuai dengan ideologi Indonesia. Pemerintah harus bisa membuat WNI yang kembali dari Suriah untuk kembali kekehidupannya sewaktu mereka sebelum menjadi anggota ISIS.

Karena banyak dari anggota ISIS adalah WNI yang tegolong masih muda, mereka harus melanjutkan masa depan mereka. Mereka harus bisa menjadi orang yang berguna untuk Tanah Air bukan perusak atau mengancam Tanah Air mereka sendiri. Maka dari itu pemerintah harus menggunakan pendidikan yang kuat. Kerena hanya pendidikan yang kuat yang dapat membentuk pikiran dan pola perilaku yang sesuai dengan Negara kita. Sehingga penerus – penerus Bangsa ini bisa menanamkan dan mengingat ideology yang benar dan yang salah. Dengan cara itulah Indonesia bisa menjadi Negara yang memiliki Ideologi yang kuat.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun